Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) babak belur di Liga Inggris 2024/2025, masih terdampar di peringkat ke-15 klasemen. Namun, menariknya Setan Merah malah moncer di panggung Eropa.
MU baru saja menyegel tiket ke final Liga Europa musim ini setelah membungkam Athletic Bilbao 4-1 pada leg kedua semifinal Liga Europa, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. Mereka melenggang ke partai puncak dengan agregat kemenangan 7-1.
Baca Juga
Advertisement
Red Devils akan berjibaku melawan sesama klub Inggris, Tottenham Hotspur, pada laga final Liga Europa 2024/2025 di Stadion San Mames, Bilbao.
Ya, Manchester United memiliki kemampuan unik untuk menciptakan momen-momen besar di sepak bola Eropa, terlepas dari apakah berhasil di kompetisi lain musim itu atau tidak.
Dari pemain pengganti Ole Gunnar Solskjaer yang memastikan treble pada 1999 hingga Edwin van der Sar yang menyelamatkan penalti Nicolas Anelka dan banyak momen besar lainnya, MU tahu cara menciptakan kehebohan di Eropa.
Berikut ini pahlawan tak terduga MU di panggung Eropa dari masa ke masa, seperti dikutip dari Planet Football.
Manchester United mencatatkan rekor 13 laga tak terkalahkan di Liga Europa musim 2024/2025, melewati catatan sebelumnya dan menjadi satu-satunya tim tanpa kekalahan di kompetisi tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Darron Gibson
Gelandang asal Irlandia, Darron Gibson, bermain di era MU bersama bintang-bintang di posisinya seperti Paul Scholes dan Michael Carrick. Artinya, ia jarang sekali menjadi starter.
Setelah Carrick absen pada leg kedua final Liga Champions 2010/2011 melawan Schalke, Gibson diberi kesempatan bermain. Sebelumnya, ia hanya bermain dua kali dalam kompetisi Eropa hingga saat itu.
Namun, ia tampil gemilang dengan membantu Antonio Valencia mencetak gol pembuka, dan menyumbang gol melewati kiper elite Manuel Neuer lima menit kemudian.
Manchester menang dengan agregat 6-1, kontribusi Gibson membantu mereka melaju ke final.
Advertisement
2. Park Ji-sung
Gelandang Korea Selatan, Park Ji-sung, terkenal karena melakukan apa pun yang diminta Sir Alex Ferguson. Iia membuat hidup Andrea Pirlo seperti neraka saat melakukan perintah Ferguson saat laga melawan AC Milan pada musim 2009/2010.
Sebagai salah satu pemain dengan bakat teknik terbaik yang pernah ada, Pirlo tidak diberi kesempatan untuk memengaruhi permainan. Dia dibuat tak berkut sehingga MU melaju dari babak 16 besar Liga Champions dengan agregat 7-2. Park terus menempelnya seperti lem selama pertandingan.
“Di Milan, Sir Alex Ferguson melepaskan Park Ji-Sung untuk membayangi saya. Ia berlari secepat elektron. Ia melemparkan dirinya ke arah saya, tangannya di punggung saya, mencoba mengintimidasi saya," kata Pirlo tentang momen duel kontra Park Ji-sung.
"Dia melihat bola itu dan tidak tahu untuk apa. Mereka memprogramnya untuk menghentikan saya. Pengabdiannya pada tugas itu hampir menyentuh hati. Meskipun dia pemain terkenal, dia setuju untuk digunakan sebagai anjing penjaga."
3. Henrikh Mkhitaryan
Liga Inggris 2016/2017 merupakan musim yang buruk bagi Mkhitaryan. Pemain sayap Armenia itu hanya terlibat langsung dalam lima gol untuk MU di liga utama.
Namun, di Eropa, ia harus bekerja keras. Momen terbaik Mkhitaryan dalam seragam Manchester United adalah di final Liga Europa melawan Ajax. Ia mencetak gol kedua dalam kemenangan 2-0 untuk menyingkirkan Ajax dan memastikan trofi.
Sebelumnya, ia telah mencetak gol penting dalam kemenangan 2-1 MU atas Anderlecht untuk membantu timnya ke semifinal.
Advertisement
4. Harry Maguire
Maguire adalah bek tengah sampai kalian mengatakan kepadanya tim butuh gol. Pada momen itu ia akan melakukan apa pun yang diminta darinya.
Dalam salah satu comeback MU yang paling terkenal, melawan Lyon di perempat final Liga Europa tahun 2025, bek Inggris itu berhasil diturunkan sebagai penyerang.
Maguire telah memberikan assist di waktu normal leg kedua sebelum kegilaan perpanjangan waktu terjadi.
Pada awal babak tambahan, kedua tim bermain 4-4 secara agregat, sebelum Lyon mencetak dua gol dengan 11 menit tersisa.
MU nyaris tersingkir dalam enam menit terakhir, sebelum Bruno Fernandes mencetak gol, Kobbie Mainoo menyamakan kedudukan, dan siapa lagi kalau bukan Maguire yang menemukan dirinya bebas di kotak penalti untuk menyundul bola melewati Lucas Perri dan membawa Setan Merah menang.
5. Mason Mount
Masa sulit karena cedera membuat Mount jarang bisa dimainkan dalam dua musim pertamanya di Old Trafford. Dalam musim debutnya, ia mencetak gol untuk Setan Merah, tetapi ia menyumbang dua kali lipat jumlah golnya di leg kedua semifinal Liga Europa.
Setelah tampil sebagai starter dan mencetak gol melawan Brentford di pertandingan Liga Inggris sebelumnya, Mount memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan, dan itu terbukti di leg kedua melawan Athletic Bilbao.
Gelandang serang itu masuk ke lapangan pada menit ke-62, dan 10 menit kemudian mencetak gol pertama Man United malam itu.
Mereka kemudian mengemas dua gol lagi secara berurutan, sebelum Mount mengakhiri kemenangan agregat 7-1 dengan golnya pada menit ke-91.
Sumber: Planet Football
Advertisement