Marc Marquez Tegaskan Ducati Butuh Pecco Kembali Jelang MotoGP 2026

Namun, bagi Marquez, justru karakter tersebut membuat Bagnaia tetap krusial bagi pengembangan Ducati.

"Kami butuh Pecco (Francesco Bagnaia) kembali ke levelnya karena dia sangat sensitif terhadap motor dan itu akan sangat membantu untuk masa depan," ujar Marquez kepada MotoGP.com.

Ia menegaskan bahwa kecepatan Bagnaia tidak pernah hilang.

"Bagi saya, kecepatan Pecco tetap ada. Ia menunjukkannya di beberapa sesi latihan dan beberapa balapan. Di Motegi, apa yang ia lakukan? Ia meraih 37 poin, dan saya sudah memaksakan diri, tapi tetap tidak bisa mengejarnya," ungkap Marquez.

Menurut rider asal Spanyol itu, waktu istirahat beberapa bulan bisa menjadi momentum penting.

"Kadang, hanya dua bulan cukup untuk mengatur ulang segalanya. Jadi, Desember dan Januari akan menjadi periode terbaik bagi Pecco untuk me-reset diri dan memulai lagi saat tes Malaysia," imbuhnya.

Saat dua dari tiga pembalap pabrikan Ducati kesulitan, sejumlah rival justru menunjukkan peningkatan signifikan.

Aprilia menutup musim dengan tiga kemenangan dari empat balapan terakhir. KTM melalui Pedro Acosta makin sering terlibat dalam perebutan podium pada paruh kedua musim. Honda pun beranjak dari kesulitan menembus 10 besar menjadi dua kali naik podium dalam rangkaian empat balapan Asia.

Meski begitu, Marquez tetap percaya dengan langkah Ducati.

"Aprilia berkembang pesat, KTM semakin baik, dan Honda membuat lompatan besar dari awal musim hingga sekarang," tuturnya.

"Ini MotoGP, ini adalah ajang balap. Pada akhirnya, jika saya di Ducati, saya berada di tim terbaik dan memiliki motor terbaik," ucap pembalap berusia 32 tahun itu.

Keyakinan Marquez tak lepas dari sosok General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, yang ia nilai memiliki mentalitas sempurna sebagai pemimpin tim MotoGP.

"Saya sangat berterima kasih kepada bos besar, Gigi (Dall'Igna) dan Ducati, karena mereka memberi saya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saya," kata Marquez.

Marquez menambahkan bahwa keputusan Ducati memindahkannya ke tim pabrikan adalah langkah besar dan tidak mudah.

"Mereka menunjukkan bahwa mereka percaya kepada saya. Itu keputusan penting sekaligus sulit bagi mereka," lanjutnya.

Marquez memuji gaya kepemimpinan Dall'Igna.

"Dengan Gigi, kami bekerja bersama. Mentalitasnya adalah yang terbaik untuk menjadi bos tim. Ia mengatur semuanya dengan cara yang tepat, mengendalikan situasi dengan benar."

Marquez juga menceritakan pengalaman pribadi bersama Dall’Igna.

"Saat saya bilang, 'Saya tadi melakukan kesalahan di tikungan itu,' ia memegang saya dan berkata, 'Kamu tidak pernah melakukan kesalahan, kamu hanya tampil lebih baik atau lebih buruk. Tidak pernah salah.' Kalimat itu sangat membantu saya," tutur kakak Alex Marquez ini.

Menurut Marquez, tekanan tetap hadir di level pabrikan.

"Kami ini pembalap, tapi tetap manusia. Di beberapa sirkuit pasti ada keraguan. Tekanan itu nyata: Anda di tim pabrikan, di Ducati Lenovo, dan Anda harus bersaing untuk gelar juara," ucapnya.

Sumber: Crash