Cerita di Balik Gol Yogi Rahadian dan Firasat Mitra Kukar Juara

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 27 Jan 2016, 12:00 WIB
Pemain Mitra Kukar, Yogi Rahadian, sesaat setelah mencetak gol kedua Mitra Kukar ke gawang Semen Padang pada final Piala Jenderal Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (24/1/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Yogi Rahadian adalah bintang muda Mitra Kukar yang jadi penentu kemenangan Tim Naga Mekes atas Semen Padang di final Piala Jenderal Sudirman, Minggu (24/1/2016). Yogi mencetak gol kedua Mitra Kukar empat menit menjelang laga berakhir. 

Sebelum pertandingan final, Yogi sebenarnya sudah punya firasat timnya bakal sukses. Ia mengaku memiliki motivasi berlipat setelah mampu mengalahkan tim unggulan Arema Cronus, pada dua laga babak semifinal. Tak biasanya, Yogi bisa tidur nyenyak sebelum pertandingan.

"Biasanya saya gelisah kalau mau tampil di pertandingan penting. Tapi, pada Sabtu (23/1/2016) malam, saya tidur nyenyak. Sama sekali tidak mimpi. Rasanya tenang dan sudah yakin bakal juara," tutur Yogi. 

Meski pada malam sebelum final merasa tenang, sesampai di stadion ia mulai cemas. Apalagi setelah hujan turun cukup deras. Yogi juga masih disimpan oleh pelatih Jafri Sastra. Ia baru diturunkan pada babak kedua, menggantikan Defri Riski.

Ketika memasuki lapangan, Yogi khawatir dengan kondisi lapangan yang berkubang, sementara tugas yang diberikan kepadanya ialah melakukan serangan cepat dari sisi kanan.

Advertisement

Hati Yogi tetap tenang meski timnya ketinggalan 0-1. Yogi sudah mencium kelemahan tim lawan yang menguras tenaga pada babak pertama, karena terus menerus melakukan serangan ke Mitra Kukar.

"Kami menyempatkan salat Maghrib berjamaah di hotel, sebelum berangkat ke stadion," imbuhnya.

"Ketika di ruang ganti saat turun minum, pelatih memberi motivasi bahwa kami bisa memanfaatkan kondisi fisik pemain lawan yang diprediksi menurun. Saya masih cemas saat itu karena Semen Padang mendapat dukungan sangat besar dari suporter. Biasanya pemain akan tampil habis-habisan dalam suasana itu meski sudah lelah," ungkap pemain yang pertama kali belajar sepak bola di Sekayu Youth Soccer Academy.

Semangat Yogi semakin menggebu setelah Mitra Kukar menyamakan kedudukan lewat aksi Michael Orah. "Setelah itu saya yakin sekali bisa mencetak gol. Rasanya tidak ada orang yang menjaga saya, ha-ha-ha-ha," kata Yogi sambil tertawa.

Cerita dari Yogi berlanjut ke Hotel Sultan, tempat skuat Mitra Kukar menginap selama di Jakarta. Ada kejadian lucu. Saat Mitra Kukar tiba di hotel, ada sejumlah anggota partai yang ikut memperhatikan Tim Naga Mekes. Salah satu di antaranya mengira pencetak gol kemenangan Mitra Kukar adalah Patrick Cruz. Alhasil, rombongan partai malah foto bersama Patrick dan terlihat mengabaikan Yogi.

Yogi, pemuda berusia 20 tahun asal Teluk Lais, Musi Banyuasin, Sumsel itu, memang selalu tampil sangat sederhana dan kalem. Di antara semua pemain Mitra Kukar, Yogi memang kerap terlihat asyik sendiri dan cuek. Saat menjalani babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman di Solo, kamar Yogi di hotel tempat menginap tim, bersebelahan dengan bola.com. Ia sering mondar-mandir sendiri, mengenakan kaus, celana pendek, dan sandal jepit.

"Saya bersyukur bisa memberikan kontribusi untuk Mitra Kukar," ucap pemain yang juga mendapat sanjungan dari pelatih tim PON Kaltim atas penampilan apiknya kala melawan Semen Padang.