Kemenpora Gelar Diklat Promosi dan Pemasaran Industri Olahraga di Makassar

oleh Abdi Satria diperbarui 08 Agu 2019, 22:45 WIB
Diklat tenaga teknis manajemen promosi dan pemasaran industri olahraga di Hotel Aryaduta, Makassar, 6-10 Agustus 2019. (Bola.com/Abdi Satria)

Bola.com, Makassar - Sebanyak 45 peserta mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Tenaga Teknis Manajemen Promosi dan Pemasaran Industri Olahraga di Hotel Aryaduta, Makassar, 6-10 Agustus 2019. Diklat ini diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) melibatkan 12 Provinsi. 

Masing-masing DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Maluku, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

Advertisement

Menurut Sandi Suwardi Hasan, Plt. Asisten Deputi Industri dan Promosi Olahraga Kemenpora, diklat ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi pelaku dalam mengimplementasikan Udang-Undang Nomor 3 tentang sistem keolahragaan nasional di bidang industri olahraga.

"Kami juga ingin memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan bagi pelaku agar pengelolaan industri olahraga Indonesia dapat berkembang pesat," ujar Sandi Suwardi Hasan yang juga Sekjen BOPI ini, Kamis (8/8/2019)

Sandi berharap lewat diklat diharapkan bakal muncul pelaku industri olahraga yang bisa menggelar event baik nasional maupun internasional.

Sandi merujuk contoh Asian Games 2018, di mana Indonesia memakai jasa konsultan dari Amerika Serikat untuk menyukseskan event olahraga terbesar di Asia ini. "Pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar Rp450 Miliar untuk membasar jasa mereka," kata Sandi.

 

2 dari 2 halaman

Potensi Ekonomi

Diklat ini menghadirkan beberapa pembicara. Di antaranya, Hellen Sarita de Lima, Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Di hadapan peserta, Hellen mengungkapkan olahraga bukan sekadar hiburan (sport entertainment), tetapi juga wisata (sport tourism).

"Olahraga tak hanya menghadirkan prestasi yang bisa membanggakan bangsa, tapi juga menghadirkan potensi ekonomi yang tinggi. Hal itu bisa terlihat pada penyelenggaraan Asian Games 2018 lalu." tutur Hellen. 

Tag Terkait

Berita Terkait