Achsanul Qosasi, Presiden Madura United yang Tergila-gila pada VW Kodok

oleh Nandang Permana diperbarui 11 Jun 2020, 09:30 WIB
Wawancara Eksklusif - Achsanul Qosasi (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Kecintaan terhadap sepak bola yang dimilili Achsanul Qosasi sudah jelas sudah diketahui oleh semua penggemar sepak bola di Indonesia, terutama karena keseriusannya membangun Madura United. Namun, ternyata ada hal lain yang sangat dicintai oleh Achsanul Qosasi dan telah menjadi hobi yang begitu melekat.

Sebagai Presiden Madura United, tentu semua orang bisa mengetahui bagaimana besarnya kecintaan Achsanul Qosasi terhadap sepak bola, terutama di Indonesia. Apalagi ia juga pernah menjadi pengurus PSSI.

Advertisement

Tidak hanya mendirikan sebuah klub yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Madura, pria yang terkenal murah senyum itu pun mampu membangkitkan persepakbolaan Madura yang terlihat dari antusiasme besar masyarakatnya ketika Laskar Sape Kerap bertanding, termasuk ketika ikut dalam kegiatan suporter dan pembinaan sepak bola usia muda.

Bicara soal pengelolaan klub, Madura United masuk dalam jajaran klub yang memiliki manajemen profesional. Bisnis mengembangkan sepak bola, seperti mendirikan store pun sudah dilakukan di Pamekasan. Madura United pun tidak pernah sepi dari sponsor, sehingga setiap tahun selalu mampu belanja pemain berlabel bintang.

Sarana pendukung pun tak luput dari perhatiannya. Stadion mendapatkan perawatan baik, seperti Stadion Ratu Pamelingan, Pamekasan, yang menjadi markas Madura United pada musim lalu.

Namun, di luar kesibukannya membesarkan Madura United, Achsanul Qosasi punya hobi yang cukup menarik. Presiden Madura United ini ternyata benar-benar menggemari mobil antik asal Jerman, Volkswagen, atau yang kerap disingkat VW.

Kali ini, Bola.com mendapatkan kesempatan untuk bisa berbincang bersama Achsanul Qosasi, bukan soal Madura United, tapi tentang Volkswagen.

 

 

Video

2 dari 3 halaman

Suka dan Duka Bersama VW dan Koleksi Diecast

Presiden Madura United dengan Volkswagen kesayangannya. (Dok. Pribadi)

Mengapa Anda menyukai Volkswagen, dan sejak kapan Anda memulai hobi ini?

Saya menyukai VW sejak 1986, ketika saya masih kuliah. Selain karena bentuknya, ada juga unsur sejarah di dalamnya.

Terutama VW kodok yang lahir di era Adolf Hitler, yang memiliki bentuk yang khas dan berbeda dengan mobil lainnya.

Bicara soal menyukai VW, tipe mobil seperti apa yang Anda miliki pertama kali?

Mobil yang saya gunakan dan saya rawat sendiri adalah tipe 1303, keluaran 1974. Mobil itu saya pakai ketika kuliah, untuk jalan-jalan dan juga pacaran.

Punya pengalaman atau suka dan duka ketika mengenai VW?

Banyak pengalaman menarik dengan mobil VW ini, mulai dari mogok, kehabisan bensin, dan mesin yang panas. Paling sering itu karena aki yang soak.

Ketika itu saya memang tidak mampu membeli aki baru, sehingga harus didorong dulu dengan bantuan teman-teman.

VW saya dulu memiliki sunroof atau atapnya bisa dibuka. Namun, sedihnya bocor ketika hujan. Jadi walaupun naik mobil, tetap basah kuyup.

Selain itu, hampir setiap pekan saya jalan-jalan menyusuri Jakarta dan pinggiran Jakarta Selatan, ditemani lagu favorit John Denver.

 

3 dari 3 halaman

Remote Control

Koleksi diecast Volkswagen milik Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. (Dok. Pribadi)

Begitu senangnya dengan VW, apakah Anda pernah memodifikasi mobil Anda?

Saya merombak VW dengan memperbarui seluruh komponen agar aman dan berpenampilan menarik. Ini mobil tua, bukan Lamborghini, Porche, atau Jaguar.

Perawatannya butuh ketelatenan dan rajin, tentunya dengan senyum yang menyenangkan. Hobi itu memang unik, tidak masuk akal sehat, tapi yang penting hati senang.

Selain mobil yang Anda kendarai, apakah Anda punya pernak-pernik berkaitan dengan VW?

Saya mengoleksi miniatur VW, yaitu miniatur kecil seperti mainan anak-anak yang kita kenal dengan sebutan diecast. Saya memiliki 328 jenis dan warna berbeda yang saya simpan di dalam lemari.

Saya bersihkan setiap minggu, bongkar, dan kemudian dipasang lagi. Untuk yang remote control, saya mainkan sendiri seperti seorang anak berusia 12 tahun. Hobi memang tidak mengenal usia.

 

Berita Terkait