Liga Italia: Ketika Matthijs De Ligt Sukses Bikin Mati Kutu Dusan Vlahovic

oleh Aryo Atmaja diperbarui 08 Nov 2021, 08:15 WIB
Matthijs de Ligt (kanan) digadang-gadang akan menjadi penerus dua senior bek tengah Juventus, Bonucci dan Chiellini. De Ligt tercatat baru berumur 22 tahun dan akhir-akhir ini banyak dimainkan sebagai starter Juventus, baik di Liga Italia maupun Liga Champions. (AFP/Vincenzo Pinto)

Bola.com, Jakarta - Juventus mampu mengatasi perlawanan Fiorentina 1-0 dalam lanjutan pekan ke-12 Liga Italia di Allianz Stadium, Minggu (7/11/2021) dini hari WIB. Gol tunggal kemenangan Bianconeri dicetak oleh Juan Cuadrado pada babak kedua.

Namun benteng pertahanan Juventus, Matthijs De Ligt tak bisa dilupakan begitu saja yang sukses membuat bomber Forentina, Dusan Vlahovic seperti mati kutu. Sekaligus menjadi kunci permainan Juventus meredam serangan La Viola.

Advertisement

Nama De Ligt sudah terdengar sejak berhasil mengantar Ajax Amsterdam ke babak semifinal Liga Champions tahun 2019. Penampilan apiknya di lini belakang membuat Juventus rela mengeluarkan uang 85 juta euro untuk merekrutnya.

Vlahovic hanya lebih muda setahun dari pemain berdarah Belanda tersebut. Namun namanya baru terdengar baru-baru ini. Tepatnya setelah berhasil mengantongi total 21 gol dari 40 penampilan pada musim ketiganya bersama Fiorentina.

Sang penyerang melanjutkan performa apiknya di musim ini. Dalam 13 penampilan, Vlahovic berhasil mengantongi 10 gol. Ia pun dipertemukan dengan De Ligt ketika Juventus melawan Fiorentina di Turin.

 

2 dari 3 halaman

Sukses Mengawal Vlahovic

Matthijs De Ligt - Bek muda berusia 22 tahun ini menjadi pemain dengan gaji tertinggi di Serie A Italia. Benteng kokoh yang dikontrak Bianconeri sampai tahun 2024 itu menerima bayaran 250 ribu pounds per pekan. (Foto:AFP/Marco Bertorello)

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengambil langkah berani dengan memainkan Matthijs De Ligt dengan Daniele Rugani. Padahal biasanya, De Ligt dipadukan dengan bek veteran seperti Leonardo Bonucci atau Giorgio Chiellini.

Rugani sendiri bukan bek utama Juventus. Bahkan musim lalu, pemain jebolan akademi Bianconeri tersebut dipinjamkan ke Rennes dan Cagliari karena benar-benar tidak memiliki tempat dalam skuat.

Kendati demikian, duet Rugani dan De Ligt sukses membuat lini pertahanan Juventus aman. De Ligt mendapat perhatian paling besar, karena mampu menetralisir Vlahovic yang kini dikenal sebagai striker tertajam ketiga Eropa.

Sejumlah surat kabar olahraga di Italia memberikan rating 7 dari 10 buat penampilan De Ligt. Rating tertinggi buat pemain yang terlibat dalam pertandingan tersebut, sama seperti Juan Cuadrado dan Federico Chiesa.

3 dari 3 halaman

Tertantang Hadapi Lawan Kuat

Matthijs de Ligt (85,5 juta euro) - Matthijs de Ligt menjadi bek termahal yang dibeli Juventus pada 2019. Pemain asal Belanda ini ditebus Juventus dari Ajax dengan harga mencapai 85,5 juta euro. (AFP/Marco Bertorello)

Rupanya, menghadapi penyerang berbahaya seperti Vlahovic menjadi penambah semangat tersendiri buat De Ligt. Sang bek secara terang-terangan mengakui itu ketika diwawancarai oleh DAZN baru-baru ini.

"Saya suka bermain melawan striker seperti Vlahovic. Dia telah mencetak banyak gol di liga dan itu adalah tantangan besar buat saya. Namun, anda juga butuh bantuan dari tim saat anda bertemu pemain seperti dia," katanya.

Vlahovic sendiri mendapatkan rating yang cukup rendah dari beberapa media di Italia. Angka terendah diberikan oleh La Gazzetta dello Sport, yang memberinya rating 5. Sementara Tuttosport cukup berbaik hati dengan memberikan angka 6.5.

Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kemenangan Juventus. Skor akhir 1-0, di mana gol semata wayang Juventus diciptakan oleh Juan Cuadrado pada masa injury time babak kedua.

Disadur dari Bola.net (Yaumil Azis, published 7/11/2021)

Berita Terkait