Sukses


Asnawi Mangkualam, Fokus di Timnas Indonesia dan Bisnis Clothing

Bola.com, Jakarta - Asnawi Mangkualam merupakan salah satu pemain yang dianggap memiliki prospek cerah. Baru berusia 19 tahun, pemain serba bisa itu telah memiliki banyak pengalaman tampil di pentas internasional maupun domestik.

Sepak bola merupakan jalan hidup Asnawi. Sejak kecil, dia sudah familiar dengan dunia bal-balan karena sang ayah merupakan mantan atlet profesional.

Darah olahragawan yang mengalir dalam diri Asnawi membuatnya bertekad menjadi pemain kelas dunia. Namun, pemuda berpostur 166 cm itu harus jatuh bangun untuk menggapai mimpi.

Asnawi nyaris putus sekolah. Aktivitas di dunia sepak bola menjadi alasan utama sang pemain sulit fokus dengan dunia pendidikan.

Akan tetapi, selalu ada jalan untuk menggapai ambisi. Asnawi mendapat bantuan dari pemerintah Makassar untuk tetap melanjutkan pendidikan sembari menekuni hobinya.

Asnawi pun mendapat kontrak profesional pertamanya bersaama Persiba Balikpapan pada 2016. Semusim berselang, dia bergabung dengan PSM Makassar dan terikat kontrak jangka panjang hingga 2021.

Kiprah Asnawi selama menekuni sepak bola membuatnya menembus Timnas Indonesia kelompok umur maupun senior. Tercatat, dia menjalani debut dengan skuat Garuda ketika bersua Myanmar, 21 Maret 2017.

Bola.com pun berkesempatan mewawancari Asnawi Mangkualam secara eksklusif setelah sesi latihan, di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1/2019). Berikut ini adalah penjabarannya.

2 dari 2 halaman

Petikan Wawancara Asnawi Mangkualam

Bagaimana ceritanya bisa menekuni sepak bola?

Saya kenal sepak bola dari orang tua. Ayah (Bahar Muharram) juga buka sekolah sepak bola di Makassar. Jadi saya waktu masih kecil bergabung di sana. Niatnya juga ingin mengikuti jejaknya ayah. Dia dulu pemain profesional, dan main di PSM Makassar juga.

Anda berposisi sebagai gelandang, tetapi pernah juga bermain sebagai sayap kanan di Timnas Indonesia U-19. Sebenarnyam, apa posisi ideal Anda?

Awalnya memang posisi saya adalah gelandang. Namun, berubah menjadi bek kanan sekarang. Saya bebas ingin bermain di mana saja, terserah keputusan pelatih.

Apa ada kendala selama berkarier sebagai pesepak bola?

Banyak kendalanya. Mulai dari sekolah, izinnya susah dan buat mengikuti TC seperti ini kan susah. Nilai saya juga anjlok sehingga hampir dikeluarkan dari sekolah. Namun, berkat pemerintah di sana, ada bantuan untuk dispensasi di sekolah. Jadi, saya tetap bisa mengikuti TC bersama timnas dan tetap lanjut sekolah. Saya sekarang sudah selesai SMA, dan mengambil kuliah jurusan manajemen S1.

Bagaimana awalnya dulu bisa gabung Persiba?

Awalnya saya membela Timnas Indonesia U-19. Saya kemudian dihubungi pelatih Persiba untuk gabung di sana. Namun, saya lanjut PON dulu baru akhirnya merapat ke Persiba.

Lalu, sekarang bisa bersama PSM, bagaimana bisa gabung ke sana?

Ada tawaran gabung PSM dan saya memutuskan bergabung. Sekarang masih ada kontrak dua tahun di PSM.

Apakah ingin angkat kaki dari PSM jika ada tawaran dari tim lain?

Saya belum memikirkan klub lain dan masih fokus di PSM. Itu dikarenakan saya masih ada kontrak dua tahun di PSM.

Apa impian terbesar Anda di sepak bola?

Saya bermimpi bisa juara di ajang internasional bersama Timnas Indonesia U-22. Saya juga berharap PSM bisa juara Liga 1 musim 2019.

Selain sepak bola, katanya sempat berbisnis?

Ya, saya sempat bisnis clothing dengan konsep sepak bola. Tempatnya di Makassar. Awalnya iseng aja dan memulai dari online, tetapi Alhamdullilah lumayan lancar. Saya juga mulai buka tokonya baru tahun 2019.

Video Populer

Foto Populer