Bola.com, Jakarta - Awal musim ini, ada harapan besar yang menyelimuti Manchester United (MU). Dengan masuknya investor baru Sir Jim Ratcliffe dan belanja pemain hampir mencapai 200 juta paun (sekitar Rp4,3 triliun), optimisme menguat bahwa era baru akan dimulai di Old Trafford.
Nama-nama seperti Leny Yoro, Matthijs de Ligt, dan Joshua Zirkzee didatangkan untuk memperkuat skuad, sementara Erik ten Hag masih dipercaya melanjutkan proyek yang sempat menjanjikan.
Advertisement
Namun, semua harapan itu segera memudar. Performa buruk di awal musim membuat Ten Hag kehilangan pekerjaannya, meski belum lama sebelumnya ia menandatangani kontrak baru.
Ruben Amorim kemudian ditunjuk sebagai pengganti. Dengan rekam jejak cemerlangnya di Sporting CP, banyak yang berharap sang pelatih Portugal mampu mengangkat performa tim.
Sayangnya, kenyataan justru sebaliknya. Di bawah Amorim, MU bukannya membaik, malah kian terpuruk. Mereka kini tercecer papan tengah bawah klasemen, hanya mengoleksi 39 poin dari 34 laga — catatan yang mengarah pada potensi finis terburuk mereka dalam sejarah Liga Inggris era modern.
Kabar gembira buat pecinta sepak bola tanah air, khususnya warga Lampung! Bhayangkara FC akhirnya memilih Lampung sebagai markas barunya. Keputusan ini disambut antusias oleh Gubernur Lampung yang menyatakan dukungan penuhnya terhadap kehadiran klub ...
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ralf Rangnick Angkat Bicara
Ralf Rangnick, mantan manajer interim MU yang pernah menyuarakan perlunya "operasi jantung terbuka" untuk menyembuhkan klub ini, kembali memberikan penilaian tajam.
Saat tampil sebagai analis di Canal+ Austria, ia ditanya langsung soal apa yang salah dengan mantan klubnya itu. Jawabannya, yang sangat blak-blakan dan menyoroti belanja besar klub yang berujung hasil mengecewakan, kini ramai dibicarakan di media sosial.
Rangnick berkata, dikutip oleh Football365:
"Pada akhirnya, ada beberapa hal mendasar yang memang harus diubah. Tapi, sejak saat itu, sekitar 700 juta paun, atau bahkan mungkin 750 juta paun, telah dihabiskan untuk membeli pemain baru, dan sekarang, posisi mereka di klasemen justru jauh lebih buruk dari sebelumnya."
"Mereka sebenarnya masih bisa menyelamatkan musim ini jika berhasil menjuarai Liga Europa. Karena dengan itu, mereka akan lolos ke Liga Champions. Kalau tidak maka musim ini akan menjadi kekecewaan besar. Menarik untuk dilihat apa yang akan terjadi nanti," kata Rangnick.
Advertisement
ketidaksesuaian Gaya Main Pelatih dan Karakter Skuad
Lebih lanjut, Rangnick juga menyoroti ketidaksesuaian antara gaya bermain pelatih baru dan karakter skuad.
"Mereka menunjuk pelatih baru di tengah musim yang menggunakan skema tiga atau lima bek. Padahal, skuad dibangun berdasarkan sistem empat bek. Ini sangat terlihat dalam permainan mereka, terutama di pertandingan Premier League melawan lawan-lawan yang seharusnya bisa mereka kalahkan."
"Memang, di Liga Europa mereka menunjukkan hal berbeda — biasanya, dengan hasil seperti melawan Lyon, mereka sudah pasti tersingkir — tapi, mereka mampu membalikkan keadaan, dan tentu saja, dukungan stadion juga sangat berpengaruh," ujarnya.
Peluang Menyelamatkan Musim Masih Ada
Meski performa di liga domestik mengecewakan, MU masih punya peluang mengakhiri musim dengan gelar dan tiket Liga Champions.
Setan Merah menang meyakinkan 3-0 atas Athletic Bilbao di leg pertama semifinal Liga Europa yang digelar di Spanyol, dan kini tinggal menyelesaikan tugas di leg kedua di Old Trafford, Jumat (9-5-2025).
Jika berhasil melangkah ke final seperti yang diprediksi banyak pihak, United akan berhadapan dengan pemenang duel antara Tottenham Hotspur dan Bodo/Glimt.
Sumber: Give Me Sport
Advertisement