Pelatih PSIS Mewaspadai Permainan Kolektif PSS

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 16 Jul 2019, 19:20 WIB
Para pemain PSS Sleman merayakan gol yang dicetak Yevhen Bokhashvili ke gawang Arema FC pada laga Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (15/5). PSS menang 3-1 atas Arema. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Sleman - PSIS Semarang akan meladeni tuan rumah PSS Sleman dalam laga pekan kesembilan Shopee Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (17/7/2019). Sebagai tim tamu, PSIS menyadari tim lawan sedang berada di atas angin.

Kemenangan atas Persebaya Surabaya pada pekan sebelumnya, menjadikan PSS tetap bertahan di papan atas klasemen sementara Liga 1. PSS unggul satu poin dari perolehan poin PSIS Semarang.

Advertisement

PSS juga baru memainkan tujuh pertandingan, atau lebih sedikit dari PSIS yang sudah memainkan delapan pertandingan.

Selain itu, barisan pemain asing yang dimiliki PSS turut menjadi hal yang diwaspadai PSIS.

Alfonso De La Cruz menjadi benteng kukuh PSS. Brian Ferreira sebagai roh permainan lini tengah, dan striker Yevhen Bokhasvili sampai saat ini menjadi top scorer sementara PSS.

Pelatih PSIS, Jafri Sastra, mengakui PSS memiliki skuat yang merata di semua lini. Terlepas itu, hal lain yang juga perlu diwaspadai dari PSS adalah permainan kolektif.

"Bagi kami, lebih mewaspadai permainan sepak bola kolektif, ketimbang individu pemain. Sehebat apa pun pemain asing lawan, tidak akan berkembang kalau tidak bermain secara kerja sama dengan pemain lainnya," jelas Jafri Sastra, Selasa (16/7/2019).

Hari Nur Yulianto cs. dalam kondisi yang lebih siap untuk meladeni PSS, dibandingkan saat kalah di markas Borneo FC (10/7/2019).

Hal itu mengacu pada kembalinya beberapa pemain pilar PSIS Semarang, seperti kiper Jandia Eka Putra, bek sayap Fredyan Wahyu, Safrudin Tahar, gelandang jangkar Arthur Bonai, dan kapten tim Hari Nur Yulianto.

"Semoga pemain yang saya bawa dalam kondisi lebih baik. Saya yakin tidak mudah menghadapi PSS. Kami akan mencobanya dalam pertandingan yang pasti sangat ketat," tutur Jafri Sastra.