Polemik Pemanggilan Pemain ke Timnas Basket: Perbasi Berharap Semua Pihak Bijaksana

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 18 Agu 2019, 17:00 WIB
Pebasket putra Indonesia, Abraham Damar Grahita (kanan) mencoba menembus kawalan pemain Korea pada babak penyisihan Grup A Basket Putra Asian Games 2018 di Jakarta, Selasa (14/8). Indonesia kalah 65-104. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, mengharapkan semua pihak untuk lebih bijaksana memikirkan kepentingan nasional ketika pemainnya dipanggil utuk memperkuat Timnas Basket. Menurut Danny, hal itu adalah bentuk kepentingan untuk memajukan basket Indonesia.

Polemik pemanggilan pemain ke Timnas Basket Indonesia bermula keputusan mundurnya Stapac Jakarta dari Indonesia Basket League musim 2020. Hal itu dilakukan Stapac karena tidak memiliki pemain.

Advertisement

Sebagian besar pemainnya direkrut timnas bola basket Indonesia dalam rangka persiapan jangka panjang menuju Piala Dunia FIBA 2023. Danny Kosasih mengaku pihaknya siap mengajak Stapac untuk duduk bersama dan mencari jalan terbaik daripada mundur dari IBL 2020.

"Saya berharap semua pihak dapat memikirkan kepentingan prestasi basket nasional. Mari kita diskusikan dan mencari jalan yang terbaik bagi semua pihak," kata Danny Kosasih dalam rilis yang diterima Bola.com, Minggu (18/8/2019).

Menurut Danny, pemanggilan pemain ke Timnas Basket Indonesia sudah sesuai dengan kebutuhan. Hal itu dilakukan agar pihaknya bisa membentuk tim yang bisa bersaing dan juga demi kepentingan Indonesia sebagai tuan rumah.

"Program Timnas menuju 2023 tidak lepas dari pantauan FIBA yang sangat concern akan kualitas Timnas Indonesia agar layak berkompetisi di Kejuaraan Dunia 2023. Di mana, kita, bangsa Indonesia bersama Filipina dan Jepang akan menjadi tuan rumah. Nah, untuk dapat berkompetisi di 2023, FIBA mensyaratkan Timnas indonesia dapat lolos di FIBA Asia Cup 2021 dan bisa menduduki posisi 10 besar Asia," tegas Danny.

Adapun untuk Stapac Jakarta, Danny Kosasih berharap agar mereka tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan mundur. Hal itu dilakukan karena saat ini proses seleksi Timnas Basket masih berlangsung.

“Karena ini buat Indonesia, kami PP Perbasi akan selalu mencoba mencari win win solution untuk seluruh klub dan pemain,” kata Danny Kosasih

PP Perbasi sudah menginisasi pertemuan dengan pemilik klub IBL dan juga manajemen IBL agar persiapan Timnas Basket Indonesia mendapatkan dukungan dari semua klub.

2 dari 2 halaman

Jaminan Tak Ada Intervensi

Pebasket putra Indonesia, Arki Dikania Wisnu (kiri) mencoba menembus adangan pemain Korea, Junghyun Lee pada babak penyisihan Grup A Basket Putra Asian Games 2018 di Jakarta, Selasa (14/8). Indonesia kalah 65-104. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara itu, Ketua Tim Nasional PP Perbasi, Syailendra Bakrie menyampaikan pembetukan tim dengan jangka pemusatan latihan yang panjang dilakukan demi mengumpulkan para pemain terbaik. Hal itu dilakukan agar peluang lolos pada kualifikasi FIBA Asia Cup lebih terbuka lebar.

"Agar dapat mempunyai kesempatan yang kuat untuk lolos pada kualifikasi FIBA Asia Cup ini kami harus mengumpulkan pemain terbaik Indonesia dalam Pelatnas jangka panjang. Sebab, waktu persiapan Timnas sangat pendek yakni kurang dari 6 bulan. Kami sudah proyeksikan Timnas akan bermain dalam 1 tim di beberapa kejuaraan Internasional dan kompetisi IBL," tegas Syailendra Bakrie.

Syailendra Bakrie memastikan pemilihan pemain yang dipanggil tak ada dalam bentuk intervensi. Pihaknya menjamin, sosok yang dipanggil adalah pemain-pemain terbaik yang dibutuhkan oleh pelatih Rajiko Toroman.

"Kami menyerahkan pemilihan pemain sepenuhnya kepada Coach Rajiko Toroman untuk membentuk Timnas terbaik, tanpa intervensi dari pihak manapun,” ujar Syailendra.