Suporter Indonesia Harus Bersatu demi Piala Dunia U-20 2023 yang Sukses

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 24 Mar 2023, 20:45 WIB
Head of DSDFE PSSI, Budiman Dalimunthe (kiri kedua) memberikan sambutan saat acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi) 

Bola.com, Jakarta - Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI) menggelar diskusi mengenai Piala Dunia U-20 2023. Dengan tema Suara Suporter: Piala Dunia U-20 Harga Mati. Sejumlah pentolan suporter dan pengamat sepak bola prihatin dengan adanya kemungkinan Piala Dunia U-20 2023 batal terselenggara.

Kabar yang beredar menyebut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 terancam jika tidak bisa mengendalikan isu liar mengenai keikutsertaan Israel sebagai kontestan di turnamen yang akan digelar mulai 20 Mei 2023 itu.

Advertisement

Pengamat sepak bola sekaligus koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, memprediksi Indonesia akan terkena sanksi FIFA jika batal menggelar Piala Dunia U-20 2023.

Kabar mengenai batalnya kegiatan drawing yang dijadwalkan di Bali pada 31 Maret 2023, menurut Akmal sudah bisa jadi alasan FIFA memberikan sanksi berat.

"Saya mendengar rumor acara drawing Piala Dunia U-20 pada 31 Maret batal. Meski santer, tetapi saya masih terus mencari informasi. Jika info itu benar, maka Indonesia pasti terkena sanksi oleh FIFA," ujar Akmal Marhali saat diskusi yang digelar di Jakarta, Jumat (24/3/2023).

 
2 dari 4 halaman

Suporter Harus Mengawal Sampai Tuntas

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali memberikan materi pada acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Akmal Marhali pun meminta kepada para suporter sepak bola Indonesia untuk besama mengawal agar Piala Dunia U-20 2023 tetap bergulir.

Ia menilai kesempatan menjadi tuan rumah sudah diminta oleh pemerintah dan disetujui FIFA. Bahkan sudah dipersiapkan, sayang jika harus dibatalkan.

"Dalam sepak bola, suporter adalah nyawa dari permainan sepak bola. Beberapa waktu ke belakang, banyak pro dan kontra yang muncul di masyarakat terkait perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia, berkaitan dengan keikutsertaan Israel," ujar Akmal.

"Satu hal yang harus diingat, tugas sebagai suporter adalah mengawal Piala Dunia U-20 2023 sampai tuntas, sesuai judul diskusi kita sore ini. Piala Dunia harga mati!" tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

Menjadi Tuan Rumah yang Baik

Dewan Pengawas PN-SSI (Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia), Tauhid Indrasjarief atau sering disapa Bung Ferry memberikan materi pada acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Dalam forum diskusi itu juga hadir Ferry Indrasjarief, mantan ketua umum The Jakmania. Sebagai tokoh suporter senior, ia berharap Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah.

"Menjadi tuan rumah merupakan event langka untuk Indonesia. Ini didapatkan dengan susah payah. Jangan sampai perjuangan yang sudah dilakukan menjadi sia-sia," ujarnya.

Dalam forum itu juga hadir Kepala Departemen Pemberdayaan Suporter, Budiman Dalimunthe. Ia berharap suporter Indonesia bisa bersatu untuk mengamankan status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Jika event ini nantinya terlaksana, ia berharap publik sepak bola Tanah Air bsia menjadi tuan rumah yang baik dalam barisan tribune penonton.

Indonesia berencana melakukan bidding bersama sejumlah negara Asia Tenggara untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.

Ajang Piala Dunia U-20 ini menjadi ujiannya. Jika sukses, Indonesia bisa bermimpi menghelat hajatan akbar sepak bola itu 11 tahun lagi.

 

4 dari 4 halaman