Bola.com, Jakarta - Legenda sepak bola Indonesia, Anjas Asmara, memeringati sejumlah pihak untuk tidak mengganggu pekerjaan manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Kompetensi arsitek asal Korea Selatan ini disebutnya tidak pantas untuk diragukan.
Anjas menyinggung nama-nama seperti Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), Yeyen Tumena, dan Ketua Satgas Timnas Indonesia, Syarif Bastaman. Ketiga orang itu pernah melancarkan perang urat syaraf kepada Shin Tae-yong.
Baca Juga
Tampil di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia U-23 Diminta Lupakan Euforia setelah Tendang Korea Selatan
Timnas Indonesia U-23 ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pengamat: Shin Tae-yong Bawa Sepak Bola Indonesia Naik Level
Bawa Timnas Indonesia U-23 ke Semifinal Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Bermimpi Kembali ke Timnas Korea Selatan
Advertisement
"Sudah lah. Sepak bola ini jangan diganggu oleh Yeyen, sama Indra Sjafri, sama siapa kek, sama Syarif, tentang Shin Tae-yong," kata Anjas di Pancoran Soccer Field, Jakarta, Sabtu (10/7/2020).
Menurut Anjas, Shin Tae-yong bukan pelatih abal-abal. Pasalnya, berusia 49 tahun itu pernah mengalahkan Timnas Jerman di Piala Dunia.
Saat itu, Shin Tae-yong masih menangani Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Berjumpa Jerman di pertandingan terakhir Grup F, Son Heung-min dkk menang meyakinkan 2-0.
"Shin Tae-yong ini yang mengalahkan Jerman. Jerman ini bukan timnas yang sembarangan, lho," tutur Anjas, yang pernah mempersembahkan dua gelar Perserikatan kepada Persija Jakarta pada 1973 dan 1979.
Video
Prestasi Shin Tae-yong
Anjas juga membahas rekam jejak Shin Tae-yong semasa masih aktif bermain. Ia adalah satu di antara pesepak bola tersukses di Korea Selatan dengan raihan enam trofi K League atau strata teratas kompetisi di Negeri Ginseng.
"Shin Tae-yong, dia enam kali juara Liga Korea. Ini adalah pelatih yang mengajarkan pemain Timnas Indonesia untuk bertarung," imbuh Anjas.
Advertisement
Sebagai pelatih, Shin Tae-yong pernah menorehkan dua prestasi bergengsi. Ia mempersembahkan gelar Liga Champions Asia (LCA) 2010 kepada Seongnam Ilhwa Chunma dan Piala FA Korea Selatan pada setahun berselang.
Advertisement