Bola.com, Jakarta - Sejumlah kelompok pendukung Liverpool bersatu mengirimkan surat terbuka kepada klub, meminta agar harga tiket tidak dinaikkan sehingga tidak "membunuh Kop" dengan memaksa keluar para penggemar lokal dan generasi pendukung setia.
Harga tiket telah naik sebesar dua persen sebelum musim ini dimulai. Pertemuan antara pihak klub dan Supporters' Board (Dewan Pendukung) dijadwalkan berlangsung pada hari Senin untuk membahas biaya tiket musim berikutnya.
Advertisement
Pada hari Jumat lalu waktu setempat, sebuah surat yang ditandatangani oleh Spirit of Shankly, Spion Kop 1906, Official Liverpool Supporter Clubs' Network, Liverpool Women Supporters' Club, dan cultuRED dikirim kepada Direktur Pelaksana Liverpool, Andy Hughes, dengan permintaan agar klub menurunkan harga tiket.
Berita Video, PSSI dan Unesa melakukan kerja sama dalam meningkatkan Timnas Putri Indonesia pada Kamis (16/1/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Eksploitasi Pendukung
"Kami memahami bahwa sepak bola adalah bisnis, dan klub lain memilih menargetkan orang-orang terkaya yang ingin menghadiri stadion tanpa mempertimbangkan dampak pada budaya dan atmosfer," tulis kelompok tersebut.
"Tapi, sepak bola juga merupakan sebuah komunitas. Liverpool FC berada di Anfield dan seharusnya berasal dari Anfield. Pertandingan Premier League seharusnya tidak menjadi sesuatu yang di luar jangkauan pendukung yang tumbuh di kode pos yang sama dengan klub."
"Kami tahu klub akan berargumen bahwa setiap sen yang dihasilkan diinvestasikan kembali, tetapi pendapatan dari kenaikan harga tiket untuk penonton umum dan pemegang tiket musiman hanya mewakili sebagian kecil dari pendapatan keseluruhan klub."
"Adalah mitos bahwa kenaikan harga tiket diperlukan untuk tetap kompetitif. Menyingkirkan pendukung berisiko merusak fondasi yang membuat Liverpool FC istimewa."
"Kop, budayanya, dan orang-orang di dalamnya, harus dihargai dan dilindungi."
Klub-klub di Jerman, Brentford di Premier League dan lainnya telah menunjukkan bahwa kesuksesan di dalam dan luar lapangan tidak memerlukan eksploitasi pendukung setiap saat, setiap tahun."
Advertisement
Mengeksploitasi Loyalitas
Seorang juru bicara Liverpool mengatakan kepada ESPN:
"Kami akan sepenuhnya menghormati proses keterlibatan dengan pendukung dan tidak akan berkomentar secara terbuka sebelum atau selama diskusi penting tersebut berlangsung."
Ketidakpuasan terhadap kenaikan harga tiket telah dirasakan di kalangan penggemar Premier League, dengan Crystal Palace menjadi satu-satunya klub papan atas yang tidak menaikkan harga tiket musim ini.
Sebelum pertandingan Liverpool melawan MUÂ awal bulan ini, para pendukung dari kedua klub bersatu di bawah slogan kampanye Asosiasi Pendukung Sepak Bola #StopExploitingLoyalty untuk memprotes kenaikan harga.
Mencari Solusi Terbaik
"Asosiasi Pendukung Sepak Bola telah menyerukan pembekuan harga di seluruh Premier League, tetapi kami percaya harga saat ini sudah terlalu tinggi dan seharusnya diturunkan," lanjut surat terbuka kepada Liverpool.
"Pada April 2024, LFC sepakat untuk meninjau keterlibatannya dengan Supporters' Board, terutama terkait harga tiket."
"Kami ingin melihat bagaimana komitmen ini diwujudkan dalam beberapa minggu mendatang. Tujuan kami adalah bekerja sama dengan klub untuk mengembangkan solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak."
"Kami tidak ingin harga tiket membunuh Kop atau menghalangi para pendukung setia dari generasi ke generasi untuk hadir di Anfield."
Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kami dapat menjaga masa depan Liverpool FC sebagaimana yang kita kenal dan cintai, tetap dapat diakses oleh semua orang, terus menginspirasi generasi penggemar, dan mempertahankan hubungan erat yang terkenal antara pemain, manajer, dan pendukung," demikian isi surat terbuka kepada Liverpool.
Â
Sumber: ESPN
Advertisement