Prioritaskan Perbaikan Armada, Garuda Indonesia Tunda Pengadaan 3 Pesawat Baru

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memutuskan menunda pengadaan tiga pesawat baru.

Bola.com, Jakarta - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memutuskan menunda pengadaan tiga pesawat baru. Langkah ini diambil untuk memprioritaskan perbaikan armada demi mencapai efisiensi operasional perusahaan.

Keputusan ini diumumkan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H. Kairupan, pada Jumat (14/11/2025) di Jakarta. 

Penundaan ini merupakan bagian dari upaya restrukturisasi dan perbaikan kinerja Garuda Indonesia yang konsisten. Sebelumnya, perseroan telah menandatangani MoU untuk pemesanan empat pesawat, namun hanya satu unit yang telah dibayarkan uang mukanya. Tiga pesawat lainnya secara resmi ditunda pengadaannya.

Glenny menegaskan bahwa prioritas utama perusahaan sekarang adalah memastikan armada yang ada berfungsi optimal dan efisien. Keputusan ini mencerminkan arah baru di bawah kepemimpinannya, di mana stabilitas dan efisiensi menjadi fondasi sebelum kembali melakukan ekspansi besar-besaran.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Strategi Penyelamatan Garuda Indonesia

Glenny H. Kairupan menjelaskan keputusan menunda pengadaan pesawat baru ini bukan tanpa alasan. Fokus utama adalah pada perbaikan armada yang sudah beroperasi untuk mengurangi beban biaya operasional. "Kalau tidak diperbaiki, biaya tetap jalan terus," kata Glenny, menyoroti pentingnya efisiensi.

Penundaan Pesawat Garuda ini menjadi sinyal kuat komitmen perusahaan terhadap perbaikan internal. Glenny, yang merupakan pilot lulusan LPPU Curug, berpendapat penyelamatan Garuda harus dimulai dari sektor operasional. Ini sejalan dengan skema penyelamatan pemerintah dan dukungan BPI Danantara.

Meskipun BPI Danantara telah menyetujui kucuran modal sebesar Rp23,67 triliun, Glenny tetap berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan. Pendekatan konservatif ini bertujuan memastikan setiap investasi memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

 

3 dari 3 halaman

Dihitung Ulang Secara Cermat

Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menambahkan seluruh rencana ekspansi saat ini sedang dihitung ulang secara cermat. Proses evaluasi ini melibatkan analisis mendalam terhadap kebutuhan armada dan jaringan rute yang ada. Ini menunjukkan pendekatan yang lebih ketat dalam manajemen aset perusahaan.

Kehadiran Direktur Transformasi yang baru, Neil Raymond Mills, turut memperkuat proses evaluasi ini. "Bukan dibatalkan, tapi sebagian akan kami tunda sampai analisisnya final," kata Thomas.

Pihak Garuda Indonesia memperkirakan proses pemulihan penuh hingga perusahaan kembali mencetak laba akan membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Proyeksi ini menunjukkan manajemen memiliki visi jangka menengah yang jelas untuk mengembalikan kejayaan maskapai nasional ini melalui efisiensi dan strategi yang terukur.

Sumber: AntaraNews 

Video Populer

Foto Populer