Pierre-Emerick Aubameyang dan 4 Bintang yang Sukses Rotasi Posisi Baru Musim Lalu: Tuntutan Mutlak Sepak Bola Modern

oleh Ario Yosia diperbarui 05 Sep 2020, 10:51 WIB
Ilustrasi - David Alaba, Pierre-Emerick Aubameyang, Marcos Llorente (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Perkembangan taktik sepak bola era kekinian memaksa seorang pemain tidak hanya fasih bermain di satu posisi saja. Pesepak bola yang bisa melakukan hal ini bakal jadi rebutan banyak pelatih.

Pelatih-pelatih beken macam Pep Guardiola, Jose Mourinho, Zinedine Zidane, Antonio Conte, yang amat detail dengan taktik doyan bereksperimen memutar-mutar posisi pemain. Tujuan utamanya, memberi efek kejut bagi kubu lawan atau memunculkan potensi terbaik dari sang pemain.

Advertisement

Transisi posisi juga membantu tim, menghadapi situasi sulit semisal cedera yang menimpa banyak pemain.

Namun, seorang pemain perlu beradaptasi dengan posisi baru. Ia tak lantas langsung fasih menjalankan peran baru. Ini adalah tugas yang cukup sulit karena bermain di posisi yang berbeda memiliki persyaratan uniknya sendiri dan naluri pemain yang sulit untuk dicegah.

Ambil contoh seorang gelandang yang kemudian diubah fungsi menjadi penyerang siluman (false nine). Secara naluri sang pemain tentu akan lebih banyak menjelajahi lini kedua. Ia harus diasah untuk terbiasa diandalkan mencetak gol secara kontinu.

Cesc Fabregas, pemain yang pernah menjalankan peran satu ini dengan sangat baik di Timnas Spanyol dan Barcelona.

Layaknya Fabregas, ada beberapa pemain sepak bola lain yang berubah posisi main tanpa adaptasi terlalu lama. Ia langsung on-fire dan tetap bisa menjalankan posisi aslinya dengan baik jika diperlukan. Siapa saja mereka?

 

Video

2 dari 6 halaman

Marcos Llorente (Jangkar menjadi gelandang serang)

Bek RB Leipzig, Marcel Halstenberg, berebut bola dengan gelandang Atletico Madrid, Marcos Llorente, pada perempat final Liga Champions 2019/2020 di Estadio Jose Alvalade, Jumat (14/8/2020) dini hari WIB. RB Leipzig menang 2-1 atas Atletico Madrid. (AFP/Miguel A. Lopes/pool)

Atletico Madrid sangat ingin meningkatkan serangan mereka musim panas lalu dan dikaitkan dengan pemain ofensif macam James Rodriguez, Edinson Cavani, Rodrigo Moreno, dan Mauro Icardi. Mereka akhirnya menandatangani gelandang bertahan Marcos Llorente dari Real Madrid seharga 35 juta poundsterling.

Menghadirkan Llorente jelas tak terlihat sebuah upaya menyelesaikan masalah di atas. Namun, transformasinya dari seorang gelandang bertahan yang ramai menjadi seorang kreatif cukup menawan.

Di Deportivo Alaves, Llorente telah mendapatkan reputasi sebagai pencuri bola yang cakap dan membuat lebih banyak recovery bola daripada pemain seperti Casemiro, Illaramendi, dan Roque Mesa di musim 2016-2-17.

Namun, Llorente setelah bergabung dengan Atletico Madrid menggunakan ketahanan fisiknya sebagai modal utama dan kehadirannya yang energik di lapangan telah menjadi aset bagi Rojiblancos. Dia juga merusak citra awal yang dimiliki semua orang tentang dirinya sebagai pemain spesialis tukang jagal.

Dia kemudian berkembang menjadi nomor 10 yang secara teknis mahir dan agresif untuk Diego Simeone. Ia menjalankan peran sebagai pemain penjelajah di area sepertiga pertahanan lawan. Llorente adalah penggiring bola yang hebat, dan sekarang sedang melakukan banyak trik karena dia semakin nyaman dengan peran barunya.

 

3 dari 6 halaman

Juan Cuadrado (Penyerang sayap kanan menjadi bek sayap kanan)

Pemain Juventus, Juan Cuadrado, berusaha melewati pemain Lazio pada laga Serie A di Stadion Allianz, Turin, Senin (20/7/2020). Juventus menang 2-1 atas Lazio. (AP/Marco Alpozzi)

Juan Cuadrado tidak sepenuhnya asing dengan peran sebagai bek kanan. Ia secara darurat kerap bermain di posisi ini. Meskipun sangat jarang terjadi, hanya berlaku jika pelatih melakukan perubahan struktur formasi.

Namun, ia berubah menjadi bek kanan murni musim lalu bersama Juventus menyusul kepergian Joao Cancelo. Ia tampil penuh percaya diri dengan posisi barunya.

Cuadrado adalah salah satu pemain Juventus paling konsisten di musim 2019-2020. Memulai dengan peran yang lebih dalam, pemain Timnas Kolombia ini diberi kebebasan untuk bertualang dan terjun ke sepertiga terakhir untuk memberikan dukungan kepada para penyerang. Keterampilannya di sayap sangat jelas dengan sumbangan 5 assist. Ia bahkan tetap produktif mencetak gol untuk Juventus di Serie A dari posisi bek kanan.

Mantan pelatih Juventus, Mauricio Sarri yang bertanggung jawab untuk menurunkan pemain berusia 32 tahun itu dalam peran barunya memuji dia awal musim ini. Dia berkata:

“Cuadrado bertahan dan menyerang dengan cara yang benar, dia tidak pernah membuat kita tidak seimbang,”

“Satu-satunya area di mana dia bisa meningkat dalam peran ini adalah dalam situasi satu lawan satu, karena dia terlalu mudah jatuh dan mendapat kartu kuning dengan tekel yang tidak perlu. Saya yakin bahwa bekerja dengan Andrea Barzagli, dia akan meningkatkannya juga. ”

4 dari 6 halaman

David Alaba (Bek sayap kiri menjadi stoper)

Penyerang Chelsea, Tammy Abraham membawa bola dari kawalan bek Bayern Munchen, David Alaba pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Allianz Arena, Jerman (8/8/2020). Munchen menang 4-1 atas Chelsea dan melaju ke perempat final dengan aggregat skor 7-1. (AP Photo/Matthias Schrader)

David Alaba telah menjadi salah satu bek tengah terbaik Eropa untuk waktu yang lama di Bayern Munchen. Niklas Sule terkena cedera parah Anterior Cruciate Ligament (ACL) dan ini memaksa Bavarian untuk mencari pemain alternatif.

Bayern memutuskan memindahkan pemain internasional Austria tersebut dari sisi sayap ke tengah.

Alaba mengubah posisi dengan sangat sukses, sehingga sekarang ia dianggap sebagai salah satu bek tengah terbaik di dunia setelah memenangkan treble kontinental bersama Bayern Munchen.

Operan jarak jauh akurat milik Alaba yang selama menjadi bek kiri memungkinkan Bayern untuk mempercayakan tugas memegang bola untuk memulai permainan.

Baik Boateng dan Alaba maju tinggi di lapangan dan ke lini tengah dan bertanggung jawab untuk memulai sebagian besar transisi permainan dari bertahan ke menyerang. Alaba sangat baik dalam mengoper bola melalui garis dan keserbagunaan serta fleksibilitasnya adalah kelebihan terbaiknya.

 

5 dari 6 halaman

Alphonso Davies (Penyerang sayap kiri menjadi bek kiri)

Bek Bayern Munchen, Alphonso Davies (kanan), berusaha menghindar dari kejaran pemain PSG, Thilo Kehrer (kiri) pada final Liga Champions 2019/2020, Senin (24/8/2020) dini hari WIB. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)

Menggeser David Alaba dari bek kiri ke bek tengah jelas meninggalkan kekosongan di sisi kiri lapangan. Dalam tim yang penuh dengan pemain sayap berbakat, Alphonso Davies, terlepas bakat yang dimilikinya, akan sulit menjadi starter reguler.

Namun, pekerjaannya baru yang cocok didapatkannya. Ia mengisi pos bek kiri.

Meskipun ia memulai sebagai bek kiri, lini depan Bayern Munich dan pendekatan menyerang tanpa henti memberi

Tipikal Alphonso Davies yang doyan menyerang membuat agresivitas lini depan kian bertambah.

Pemain berusia 19 tahun itu sangat mengesankan untuk Bayern Munchen musim lalu. Ia mencetak 3 gol dan membuat 8 assist di semua kompetisi sebagai bek kiri.

Assist-nya yang luar biasa setelah menggiring bola melewati beberapa pemain bertahan Barcelona dalam laga melawan Bayern yang berkesudahan 2-8 pada fase perempat final Liga Champions.

Kecepatan Davies memungkinkan dia untuk bergabung dengan penyerang Bayern seefisien dia mundur dengan cepat untuk membantu di pertahanan.

6 dari 6 halaman

Pierre-Emerick Aubameyang (Stiker menjadi penyerang sayap kiri)

Striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, melakukan selebrasi usai menjuarai Community Shield dengan menaklukkan Liverpool di Stadion Wembley, Sabtu (29/8/2020). Arsenal menang adu penalti dengan skor 5-4. (Andrew Couldridge/Pool via AP)

Pierre-Emerick Aubameyang diperkirakan akan mengalami masa sulit di Liga Inggris setelah bergabung dengan Arsenal pada usia yang tak lagi muda: 29 tahun. Namun, ia terus membungkam kritik dan kini menjadi pemain terpenting bagi The Gunners.

Dia memakai ban kapten untuk pasukan Mikel Arteta dan telah tampil cukup konsisten pada laga-laga besar.

Tetapi hal yang paling menarik dari performa ciamiknya adalah kenyataan bahwa dia telah memainkan sebagian besar permainan musim ini dari sisi kiri. Ia tak lagi menjadi striker, pemain nomor punggung 9 yang selama ini ia amat sukai.

Pemain internasional Gabon tipikal penyerang yang suka memotong dan menembak. Ia menjadi sosok fenomenal di Arsenal usai memenangkan Piala FA  dan Community Shield dengan mengalahkan Manchester City dan Liverpool. Dia mencetak total 30 gol di semua kompetisi dan 21 di antaranya terjadi ketika dia menjalani posisi barunya.

Sumber: Sportskeeda

Berita Terkait