Bola.com, Jakarta - Kehadiran Louis van Gaal di Manchester United sejak musim lalu merubah secara ekstrem perwajahan Tim Setan Merah. Tidak hanya menyangkut kegetolan MU memboyong pemain-pemain bintang dengan banderol selangit, tapi juga memudarnya aroma Inggris Raya yang dipancang pendahulunya, Sir Alex Ferguson. Benarkah sebuah revolusi kultur sedang dilakukan The Dutchman?
Di bursa transfer menjelang musim 2015-2016 MU terlihat amat agresif. Empat pemain gres didatangkan Van Gaal, semuanya berasal dari luar Inggris. Mereka adalah Memphis Depay (Belanda), Bastian Schweinsteiger (Jerman), Morgan Schneiderlin (Prancis), dan Matteo Darmian (Italia).
Total dana 80 juta Poundsterling (RP 1,66 triliun) untuk memboyong keempat superstar ke Old Trafford.
Sepintas apa yang dilakukan MU wajar saja. Mereka butuh pemain-pemain bintang untuk kembali mengerek prestasi ke singgasana juara. Dua musim puasa gelar membuat petinggi klub blingsatan.
Langkah agresif pesaing utama Chelsea dan Manchester City, menyesaki skuat dengan pemain-pemain kelas dunia kudu diimbangi. MU, yang beberapa tahun belakangan selalu masuk daftar atas dengan jumlah pemasukan besar tak akan kesulitan melakukan itu.
Dukungan pun diberikan petinggi klub. Paling tidak itu tercermin dari pernyataan Wakil Presiden Setan Merah, Ed Woordward. "Lebih cepat lebih baik untuk mendapatkan beberapa pemain baru. Itu karena Louis van Gaal membutuhkan waktu untuk membuat mereka menjadi satu kesatuan tim. Membiasakan mereka dalam latihan dan berbaur bersama rekan-rekannya," ungkap Woodward dalam sesi wawancara dengan MUTV.
Warna baru tim bertabur bintang ala Van Gaal sebenarnya sudah terasa sejak musim lalu. Angel Di Maria, Marcos Rojo (Argentina), Daley Blind (Belanda), Ander Herrera (Spanyol), adalah deretan pemain impor yang dibeli untuk mengobati 'sakit' prestasi di era pelatih sebelumnya, David Moyes.
Well, MU memang kembali ke habitat asli mereka di jajaran Big Four Liga Inggris, namun jika bicara orientasi hasil di tahun pertama Van Gaal harus menutup musim tanpa gelar.
Bisa dibilang pelatih yang pada musim panas tahun lalu membawa Belanda ke peringkat tiga Piala Dunia 2014 belum ada apa-apanya dibanding Sir Alex.
Di musim terakhir Fergie pensiun 2012-2013 MU menutup musim dengan gelar juara Liga Primer. Yang menarik, di musim terakhirnya Fergie memaksimalkan pemain yang cenderung minimalis.

Robin van Persie jadi satu-satunya pembelian kinclong MU kala itu dengan banderol 22 juta Poundsterling.
Skuat MU di era akhir Ferguson diisi muka-muka lawas, yang menghuni tim beberapa tahun terakhir. Sir Alex bahkan sampai merasa perlu memanggil pemain gaek yang telah pensiun, Paul Scholes, untuk mendongkrak performa lini tengah MU yang kalah mentereng dibanding kompetitor utama Manchester City.
Padahal jika bicara uang, keinginan Ferguson mendapatkan pemain kelas satu rasanya tak sulit. Pengusaha asal Amerika, Malcolm Glazer, tidak akan bersikap pelit ke pelatih asal Skotlandia yang telah memberikan puluhan gelar juara buat Red Devils.
Bicara soal gaya kepemimpinan, Sir Alex sejak awal berkuasa di MU 1986 menegakkan aturan main ala tangan besi. Sosok dirinya yang terpenting di dalam tim.
"Jika pelatih tidak memiliki kontrol, ia tidak akan bertahan. Anda harus mencapai posisi kontrol yang komprehensif. Pemain harus menyadari Anda sebagai manajer. Anda memiliki status untuk mengontrol peristiwa. Saya selalu berkata pada diri sendiri, saya tidak akan membiarkan siapa pun untuk menjadi lebih kuat dari saya. Kepribadian Anda harus lebih besar dari mereka. Itu sangat penting," tutur Fergie bicara soal gaya kepemimpinannya ke Telegraph.
Sikap keras Fergie dipengaruhi masa kecilnya. Lahir di Glasgow, Skotlandia, 31 Desember 1941, Fergie dikenal sebagai pribadi yang ulet. Dalam sesi wawancara dengan New Statesman sang mentor blak-blakan bicara soal aliansi politiknya.
"Saya dibesarkan di daerah kelas pekerja dari Glasgow dan saya selalu sangat sadar akan rasa komunitas, masyarakat dan keluarga mendukung satu sama lain," ujar Ferguson yang notebene tercatat sebagai aktivis aktif Partai Buruh.
Jangan heran kalau saat menukangi United, Fergie lebih senang tipikal pemain pekerja keras yang mau mengedepankan permainan tim. MU di era sang manajer dihuni pemain-pemain medioker tapi bermental baja.
Ia tak segan-segan melepas pemain bintangnya jika dinilai memiliki ego besar dan memiliki kecenderungan mengambil alih tugasnya sebagai pemimpin di tim. Paul Ince, David Beckham, Roy Keane, Ruud van Nistelrooy adalah deretan pemain penting Manchester United yang dibuang saat mereka sebenarnya berada di level permainan terbaik.
Menariknya gaya otoriter Fergie sejatinya hampir mirip dengan Van Gaal.
Van Gaal dikenal sebagai sosok pelatih yang pemberang. Ia tak segan-segan menghardik pemain jika dinilai mengabaikan filosofi permainannya. Kurang lebih sama dengan Fergie yang sempat menendang sepatu ke kepala David Beckham karena dinilai tidak lagi fokus pada permainan.
KERAS KE PEMAIN
Saat menukangi Barcelona atau Bayern Muenchen, Van Gaal beberapa kali tertangkap kamera menyemprot pemain bintangnya. Tanpa ragu-ragu ia melepas Rivaldo, yang sedang berada di level permainan terbaik, karena sering membangkang instruksinya.
Zlatan Ibrahimovic, yang pernah diasuh Van Gaal di Ajax, kepada The Mirror menyebut mantan mentornya sebagai diktator tanpa humor yang tidak tahu bagaimana mengakomodasi pemain jenius yang individual. Ia dinilai terlalu kaku.
"Suatu hari dia bilang saya harus berpikir tentang tim, sementara Marco Van Basten menyarankan saya untuk melakukan hal yang sebaliknya. Saya kemudian bertanya ke Van Gaal: 'Apakah saya harus mendengarkan Van Gaal atau striker legenda? ' Saya tidak berpikir ia suka pertanyaan itu."
Hanya yang mungkin membedakan sosok Van Gaal dengan Fergie, adalah sikap pragmatisme membangun tim. Van Gaal dikenal sebagai sosok yang berubah setelan memilih pemain-pemain yang menghuni skuat klub asuhannya.
Saat menakhodai Ajax, yang punya filosofi memberikan porsi besar ke pemain-pemain binaan akademi, ia tidak tergoda untuk belanja pemain berbanderol mahal. Saat klub tersebut sukses juara Piala UEFA 1992 dan Piala Champions 1995, Ajax mengandalkan banyak pemain belia minim pengalaman yang kemudian hari jadi tulang punggung Timnas Belanda.
Dennis Bergkamp, Frank dan Ronald de Boer, Patrick Kluivert, Marc Overmars, Clarence Seedorf, Edwin van der Saar, Michael Reiziger, dan Winston Bogarde, mendadak jadi komoditas berharga yang mendatangkan pundi-pundi uang bagi klub.
Kontras saat Van Gaal mendarat di Barcelona 1997-2000. Sekalipun sukses mempersembahkan dua gelar La Liga 1997-1998 dan 1998-1999, sang Meener tak pernah berhenti mendapat kritikan dari media.

Barcelona yang "mirip" Ajax, doyan mencetak pemain lewat akademi La Masia, berubah jadi tim asing. Van Gaal banyak memboyong pemain-pemain luar Catalan (mayoritas bekas anak-asuhnya di Ajax). Saat kedatangannya kedua kali ke Barca musim 2002-2003 tak jauh beda.
Di era kepemimpinannya di Bayern Muenchen, Van Gaal tetap mempertahankan gaya kepemimpinan tangan besinya.
Di klub yang dikenal cukup puritan ia sukses mempersembahkan gelar Bundesliga 2009-2010. Di musim yang sama Bayern lolos ke final Liga Champions sebelum dikalahkan Internazionale Milan di partai puncak.
Ironis, kontraknya diputus di tengah jalan pada musim berikutnya. Pangkal masalahnya Van Gaal dinilai terlalu ekstrem melakukan perubahan di Bayern.
Karl-Heinz Rummenigge, Direktur Utama Bayern Muenchen, menyebut para pemain mengalami penderitaan yang teramat sangat, saat dibesut pria asal Negeri Kincir Angin tersebut.
"Louis van Gaal itu sosok yang tidak mudah untuk didekati. Dia terlalu banyak melakukan perubahan di klub kami. Dia memiliki ego besar. Pep Guardiola memiliki pribadi yang lebih baik. Dia punya harapan yang tinggi, tapi dia juga menghormati budaya klub ini," komentar Rummenigge, seperti yang dilansir majalah Jerman, Spiegel.
Kini revolusi serupa dilakukan Van Gaal di Manchester United. Perubahan budaya besar-besaran dilakukannya di Old Trafford.
Warna khas Inggris Raya yang selama ini melekat di klub pada era Sir Alex Ferguson perlahan mulai pudar. Di skuat klub, praktis tersisa sedikit pemain-pemain "lokal".
Selain Wayne Rooney praktis hanya Phil Jones, Chris Smalling, atau Tyler Blackett, yang punya kans sering turun di tim inti. Sisanya jajaran starting eleven dihuni pilar-pilar impor. Bandingkan dengan era Fergie. Silih berganti pemain Britania Raya jadi kunci permainan MU.
Gerry Neville, Rio Ferdinand, Steve Bruce, Denis Irwin, David Beckham, Paul Scholes, Roy Keane, Ryan Giggs, Paul Ince, adalah pelaku sekaligus saksi mata klub banjir gelar di era Fergie.
FILOSOFI BERMAIN

Benturan kecil soal bagaimana MU bermain antara The Duchman dengan Ryan Giggs yang jadi asistennya terjadi musim lalu.
Giggs yang dibesarkan Ferguson kurang nyetel dengan filosofi permainan MU di rezim Van Gaal, yang lebih mengedepankan penguasaan bola dan tempo permainan yang cenderung lebih lambat. MU di Liga Inggris musim lalu cenderung bermain kurang tajam.
Ke Dailymail Giggs buka suara soal perbedaan harapan gaya bemain yang ia inginkan dan bosnya: "Saya ingin pemain bermain dengan semangat, kecepatan, tempo dan berani dengan imajinasi -semua hal yang diharapkan dari pemain Manchester United. Filosofi United adalah menyerang."
Paul Scholes, secara blak blakan sempat menyebut permainan United 'menyedihkan'. Parade pemain mahal 150 juta poundsterling justru melunturkan gaya main MU.
"Sejarah United dibangun dengan gaya sepak bola menyerang, yang tidak selalu berarti bahwa tim terus clean sheet atau tidak mendapat peluang. Untuk mengalahkan tim lawan Anda harus menyerang, dan menyerang Anda harus mengambil risiko. Terlalu sedikit pemain di tim saat ini siap untuk mengambil risiko. "
Buat Van Gaal yang memiliki karakter kepribadian kuat, kritikan tak lantas membuat dirinya mundur dari revolusi yang ia bangun di United. Ia ingin menukangi tim dengan gayanya. MU saat ini adalah Van Gaal, bukan Ferguson!
Menarik menyimak komentar Ronald de Boer, bekas anak didiknya di Ajax dan Barcelona baru-baru ini di TalkSport. "Van Gaal sedang berjuang di Manchester United. Tidak dengan jumlah poin dia punya, tapi dengan gayanya. Permainan MU saat ini bukan dengan cara ia ingin bermain. Dia berjuang untuk sampai ke sana."
Saat memutuskan menerima pekerjaan sebagai manajer MU, Van Gaal sadar tugasnya tidak mudah. Klub baru saja ditinggal manajer kharismatik dengan sumbangsih 13 gelar juara Liga Inggris. Para penggemar akan selalu membandingkan manajer baru dengan legenda mereka, Sir Alex.
Untuk bisa sukses satu-satunya cara adalah memulai era baru dengan pemain-pemain baru atau pilar lawas yang bersikap terbuka. Setelah memboyong empat pemain, sang mentor memberi sinyal masih akan melakukan pembelian pilar gres.
"Kami belum selesai. Sebagaimana telah saya katakan berkali-kali, kami perlu keseimbangan dalam pemilihan pemain. Saya membutuhkan setidaknya dua orang pemain. Saya pikir kami melakukan improvisasi dalam melakukan pemilihan skuat. Pemilihan pemain juga membutuhkan semangat yang baik, muncul semangat buat bersaing dan itu bagus untuk membangun ikatan tim yang saya percaya." kata Van Gaal di MUTV.
Incaran sang komandan mengarah ke duo Bayern Muenchen, Thomas Muller dan Robert Lewandowski, serta Pedro Rodriguez asal Barcelona.
Apakah era baru yang dibangun Van Gaal akan kembali menghidupkan hegemoni kejayaan MU? Terlepas dari kontroversinya Van Gaal bukan manajer kemarin sore. Rentetan gelar didapat pria kelahiran 8 Agustus 1951. Hanya tentu cara meraih kesuksesan berbeda dibanding Sir Alex Ferguson. Bisa jadi ia akan menapaki jalan kejayaan di Manchester United.
Baca juga:
Efek Domino, Vidal Berlabuh ke Bayern Karena Manchester United
MU Siap Gila-gilaan di Bursa Transfer
Salip Chelsea, MU Sudah Ajukan Tawaran untuk Pedro?
MU Sentil Club America, Van Gaal Keluhkan Lapangan
bola:strip_icc()/kly-media-production/medias/1409803/original/055774900_1479463912-manchester-united.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1316037/original/089486600_1471003693-Chelsea_FC.svg.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1316067/original/044091200_1471006308-Liverpool_FC.svg.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1315849/original/026065800_1470996291-Manchester-City-Crest__3_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/avatars/345172/original/097862000_1460355557-FullSizeRender.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/750660/original/057945600_1413256009-LVG_and_SAF.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1409803/original/055774900_1479463912-manchester-united.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/avatars/337822/original/090927900_1460382808-Erwin_Fitriansyah__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5412362/original/085156000_1763089671-500x656_-_Timnas_Indonesia__2_.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5235017/original/001632400_1748408593-John_Heitinga_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434302/original/087796300_1764921997-Year_in_Search__3_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434697/original/058062200_1764947352-InShot_20251205_220128688.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434692/original/015443200_1764947191-InShot_20251205_220050034.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5384984/original/028544700_1760861336-InShot_20251019_150557495.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/4364833/original/028158800_1679290089-20032023BL_Rapat_Komisi_X_Membahas_Pemberian_Kewarga_Negaraan_Republik_Indonesia_Kepada_Justin_Hubner__Ivar_Jenner__Rafael_Struick_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432624/original/029667000_1764817645-InShot_20251204_100212517.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5433559/original/091176500_1764850194-THA_VS_IDN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413940/original/045691500_1763215810-20251115IQ_Timnas_Indonesia_U-22_vs_Mali-13.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5367370/original/044878300_1759313524-1000221955.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429806/original/077058700_1764645011-000_32RQ8CG.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5262785/original/068201400_1750753437-library_upload_21_2018_04_996x664_alex-ferguson-01-afp_df627b1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5359029/original/059977100_1758617917-alex.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5370994/original/033420200_1759624677-Senne-Lemmers.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5235017/original/001632400_1748408593-John_Heitinga_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434302/original/087796300_1764921997-Year_in_Search__3_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434697/original/058062200_1764947352-InShot_20251205_220128688.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434692/original/015443200_1764947191-InShot_20251205_220050034.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5384984/original/028544700_1760861336-InShot_20251019_150557495.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3125436/original/038899300_1589262336-000_Par1798055.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2846276/original/004657700_1562395253-000_DV1919377.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422489/original/076720900_1763987703-arsenal_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5348204/original/059600100_1757792604-AP25256649046925.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303272/original/095192100_1754056626-20250801_171001.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5263006/original/045740900_1750760671-bale.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5431618/original/049699300_1764743111-ATK_Bolanet_BRI_SUPER_LEAGUE_BIG_MATCH__5_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434727/original/081673300_1764951238-1000099810.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417976/original/049724300_1763555921-InShot_20251119_193350409.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434664/original/072967600_1764940850-Borneo_FC.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5358348/original/071559900_1758603219-fabio_l.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5083118/original/020267900_1736237221-20250107-Diskon_Tarif_Lstrik-HER_1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5216547/original/087226100_1746977085-voli-e3f228.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5214047/original/099114000_1746709930-Grand_Final_PROLIGA_PLN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5201761/original/052430600_1745832872-WhatsApp_Image_2025-04-28_at_15.06.14.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5084947/original/041382900_1736372756-logo_proliga.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4890375/original/005197100_1720795966-Electric.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3566664/original/083504600_1631184666-Premier_League_-_Leeds_United_Vs_Liverpool.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432080/original/069855100_1764755530-ATK_Bolanet_EPL_2026_Aston_Villa_vs_Arsenal.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5092563/original/055154500_1736776305-Liga_Inggris_-_Chelsea_Vs_Bournemouth_copy.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5160406/original/068910200_1741813353-000_37236MM.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432455/original/062086500_1764796735-Leeds_United_Jaka_Bijol_chelsea.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432458/original/008455400_1764797305-Sunderland_Granit_Xhaka_Liverpool_Alexander_Isak.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5433998/original/056733900_1764908831-VOLI.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434414/original/039571400_1764926802-SEA_GAMES_1021.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434212/original/019039500_1764918883-EPL_STIKER.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5433554/original/093226600_1764849749-5-pemain-debut-piala-dunia-da3dd4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5430951/original/007364100_1764681435-xabi-alonso-terancam-50b696.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429467/original/000888200_1764587720-JOHN_HERDMAN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432498/original/096840800_1764809689-000_86ZR3GU.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429806/original/077058700_1764645011-000_32RQ8CG.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432512/original/014970100_1764810827-AP25337698801538.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434401/original/060507400_1764926748-20251205_Pengukuhan_Kontingen_SEA_Games_2025_Thailand-04.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432724/original/083241100_1764821781-AP25337713644646.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5431146/original/091296700_1764728936-Barcelona_vs_Atletico_Madrid_-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434631/original/080864300_1764936738-Bupati_Aceh_Selatan.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434698/original/075693800_1764947628-1000017326__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432140/original/085176600_1764758142-IMG_4244.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434742/original/054463500_1764955336-IMG_5366.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434459/original/034032800_1764928015-Bupati_aceh_selatan_mirwan.png)