Bola.com, Jakarta - Di dunia sepak bola profesional, banyak dijumpai pemain yang memiliki hubungan saudara, baik kakak-beradik ataupun sekadar punya hubungan darah keluarga. Namun, banyak pula di antara mereka, yang nyatanya tak bernasib sama di antara anggota keluarga.
Beberapa catatan sejarah sepak bola mengungkapkan kakak-beradik yang terbilang sukses menjadi pesepakbola, seperti Neville bersaudara, yang mampu menjadi bagian penting dari Manchester United.
Advertisement
Di sisi lain, tak jarang justru saudara sekandung tersebut memiliki prestasi yang sangat jauh rentangnya. Satu di antaranya adalah Alessandro Del Piero dan Stefano Del Piero. Nama Alex Del Piero menjadi sosok legendaris, sedangkan sang adik hanya mentok bermain di tim medioker.
Namun, ada sejumlah kisah kakak beradik dalam sepak bola yang berbeda nasib. Berikut ini kakak beradik yang memiliki nasib berbeda dalam sepak bola versi Bola.com:
1. Rio dan Anton Ferdinand
Ferdinand bersaudara sama-sama mengawali karier sepak bola di West Ham United. Rio lebih dikenal dan meraih kesuksesan ketika bermain untuk Manchester United dalam rentang 2002-2014. Bersama Setan Merah, Rio Ferdinand sukses mempersembahkan 17 trofi.
Sedangkan Anton tak terlalu bersinar dalam kariernya. Pemain yang kini berusia 30 tahun itu belum pernah mempersembahkan trofi untuk klub yang dibelanya. Saat ini, Anton masih aktif bermain untuk klub dari Championship Division, Reading.
2. Kaka dan Digao
Kaka dan Digao merupakan dua pesepak bola asal Brasil. Meski begitu, Kaka lebih sukses ketimbang sang adik. Kaka mampu melejit setelah memperkuat Sao Paulo, AC Milan, Real Madrid dan Orlando City. Dalam karier sepak bolanya, pemain berusia 33 tahun itu sukses mempersembahkan 12 trofi.
Sementara Digao kalah bersinar ketimbang Kaka. Pria 30 tahun itu belum pernah meraih trofi bersama klubnya. Terakhir, ia sempat lolos dalam seleksi tim yang berlaga di Major League Soccer (MLS), New York Red Bulls. Sayang, ia justru memilih untuk pergi dan tak melanjutkan karier di sana. Ia mengenyam karier junior di AC Milan, dan sempat bermain untuk klub asal Belgia, Standard Liège, lalu Lecce dan Crotone.
3. Tobias dan Bastian Schweinsteiger
Berbeda dengan yang lainnya, karier sepak bola sang adik lebih bersinar ketimbang kakak. Hal ini terjadi pada kasus Schweinsteiger bersaudara. Karier Tobias di sepak bola kalah bersinar dengan adiknya, Bastian Schweinsteiger.
Sang abang, yang saat ini berusia 33 tahun hanya malang melintang di klub papan bawah Jerman. Tobias sempat bermain untuk SpVgg Unterhaching, Jahn Regensburg dan Bayern Munchen II.
Sedangkan Bastian sukses meraih sejumlah kesuksean dalam kariernya di Bayern Munchen dan tim nasional. Sang adik pernah merasakan jawara Bundesliga, Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, trofi Euro 2008 dan Piala Dunia 2014.
4. Wayne dan John Rooney
Rooney bersaudara kompak mengawali karier mereka di akademi Everton. Namun, karier Wayne Rooney lebih cemerlang usai bergabung dengan tim inti Everton dan Manchester United. Pemain 30 tahun itu sukses mempersembahkan 12 trofi bersama Setan Merah.
Sedangkan sang adik kalah mentereng karena malang melintang di klub papan bawah Inggris dan sempat merasakan iklim Major League Soccer (MLS). Pesepakbola berusia 25 tahun itu mengawali karier profesional bersama Macclesfield Town, lalu bergabung ke New York Red Bulls, Orlando City, kembali ke Inggris bersama Barnsley, Bury dan Chester.
5. Eden dan Thorgan Hazard
Karier Eden Hazard juga berbeda drastis dengan adiknya, Thorgan. Hazard senior bergabung dengan Chelsea pada tahun 2012 setelah penampilan apiknya di Lille. Bersama The Blues, Eden Hazard sukses mempersembahkan tiga trofi.
Nasib berbeda dialami Thorgan yang juga bergabung dengan Chelsea pada tahun 2012. Ia tak mendapatkan kesempatan bermain di Stamford Bridge dan mengalami dua kali masa peminjaman. Alhasil, pesepak bola 22 tahun memutuskan untuk hengkang dan bergabung dengan Borussia Mönchengladbach.
Sumber : Berbagai sumber