Bola.com, Surabaya - Manajemen Persebaya Surabaya mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat kerusuhan suporter, pasca-duel melawan PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa (29/10/2019).
Sekretaris Persebaya, Ram Surahman, menyebutkan pihaknya harus mengeluarkan biasa sekitar Rp400 juta akibat insiden itu. Namun, pembayaran tidak hanya dilakukan dalam bentuk nominal uang.
Baca Juga
BRI Liga 1: Persita Waspadai Kebangkitan Persik Meski Baru Saja Dihajar Bhayangkara FC 0-7
Duel Harry Kane Vs Jude Bellingham Warnai Semifinal Liga Champions 2023 / 2024: Ketika Senior Berhadapan dengan Junior
Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Mungkin Absen di Laga Terakhir Grup A Piala Asia U-23 2024: Demi Siap Tampil di Perempat Final
Advertisement
Dalam laga yang dimenangkan PSS dengan skor 3-2 tersebut, Bonek, suporter Persebaya melakukan aksi protes dengan masuk ke lapangan dan merusak banyak properti stadion. Lapangan dan landasan lari dibakar. Lalu, bangku cadangan pemain hingga gawang juga rusak.
“Vendornya Pemkot (Surabaya) yang menjalani (perbaikan properti stadion). Lalu, kami yang menyelesaikan semua (pembayaran). Kami berstatus sebagai penyewa, segala kerusakan yang diakibatkan pertandingan pasti menjadi tanggung jawab Persebaya,” ucap Ram.
Persebaya berstatus sebagai penyewa stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu. Sebab, Stadion GBT merupakan tempat yang menjadi milik Pemkot Surabaya di bawah pengelolaan Dispora Surabaya.
Citra Bonek Tercoreng
Ram kemudian menyoroti kerugian lain yang harus ditanggung oleh Persebaya. Satu di antaranya adalah citra Bonek yang kembali tercoreng. Banyak masyarakat menilai suporter dengan warna kebesaran hijau itu sebagai kelompok yang memiliki stigma negatif.
Padahal, Bonek sudah banyak melakukan perubahan positif dengan berbagai kegiatan humanis yang dilakukan. Beberapa di antaranya adalah mendirikan Panti Asuhan Bonek, membagikan bunga gratis, hingga aksi menyumbang bonek untuk pasien penderita kanker.
Advertisement
“Tetapi kemudian dengan sekali kejadian (kerusuhan) semua (citra positif) menjadi hilang dan terhapus. Kami berharap ada rencana aksi yang lebih konkret, supaya memastikan kejadian seperti ini tidak terjadi,” imbuh Ram.
Persebaya juga harus menerima sanksi dari Komdis PSSI akibat insiden kerusuhan itu. Klub berjulukan Bajul Ijo itu dijatuh hukuman berupa larangan tanpa penonton pada saat laga home dan away sampai akhir musim 2019, plus denda Rp200 juta.
Advertisement