Bola.com, Jakarta - Manchester United dan Chicago Bulls merupakan tim hebat di bidang masing-masing. Manajer Setan Merah, Ole Gunnar Solskjaer, melihat ada kesamaan di antara dua tim besar tersebut.
Hal itu disampaikan Solskjaer setelah menyaksikan serial terbaru di Netfilx berjudul "The Last Dance".
Baca Juga
Hasil Lengkap Liga Inggris: Liverpool Tertahan, MU Ikut-ikutan Imbang, Sheffield Terdegradasi
Man City Bergelut Sengit dengan Liverpool dan Arsenal dalam Pacuan Juara Liga Inggris, Pep Guardiola: Seru dan Mengasyikkan Kok!
Belum Menjejakkan Kaki di Wembley, Prahara Menimpa MU jelang Laga Kontra Manchester City : Tanda Buruk bagi Setan Merah
Advertisement
Solskjaer menyaksikan serial tersebut sebagai satu di antara kegiatannya dalam mengisi waktu selama karantina mandiri akibat pandemi virus corona.
Serial The Last Dance mengulas Chicago Bulls pada musim 1997-1998, dengan megabintang mereka, Michael Jordan, serta sang pelatih legendaris, Phil Jackson.
Serial yang terdiri dari 10 episode ini juga mengupas bagaimana Chicago Bulls akhirnya hancur berantakan di tangan General Manajer Jerry Krause, serta melesatnya karier Michael Jordan di panggung basket dan sebagai icon global.
Pada saat yang sama Bulls mengecap kejayaan, di belahan bumi lain pada era bersamaan, Manchester United yang saat itu di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, juga mengalami kegemilangan prestasi.
Keduanya masih jadi simbol tim besar dengan prestasi hebat, namun kini sama-sama dalam fase buruk. Tak ada lagi prestasi mentereng yang dibukukan Chicago Bulls dan Manchester United dalam beberapa tahun terakhir.
Kesamaan Manchester United dengan Chicago Bulls
Sebagai catatan, Solskjaer merupakan bagian integral skuad Manchester United ketika Bulls sukses meraih tiga gelar beruntun pada durasi 1996-1998.
Kesamaan di antara kedua tim ini, menurut Solskjaer, sangat kentara.
Advertisement
Manajer asal Norwegia ini mencontohkan kesamaannya. Jordan vs Roy Keane, Old Trafford vs United Center, Premier League vs NBA.
Kesamaan lain, Chicago Bulls pada masa itu memiliki rasa lapar begitu rupa akan prestasi, mirip Setan Merah era Ferguson.
"The Last Dance membawa saya kembali saat saya bermain dan tim yang hebat bersama Sir Alex," ujar Solskjaer.
"Michael Jordan, sebagai seorang leader, Anda langsung teringat Roy Keane. Begitu banyak kesamaan tim saya melihat tim itu," lanjutnya.
"Sangat menginspirasi dan menjadi tontonan yang bagus," imbuh Solskjaer kepada Football Focus, yang menanyainya perihal aktivitasnya di masa lockdown ini.
Sumber: The Daily Star
Advertisement