Real Madrid Sudah Sepantasnya Memecat Zinedine Zidane, Ini 7 Alasannya

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 22 Jan 2021, 18:00 WIB
Real Madrid - Zinedine Zidane (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Real Madrid dalam situasi dilematis antara memecat pelatihnya atau tidak. Zinedine Zidane telah memberikan banyak gelar, baik sebagai pemain maupun pelatih, namun banyak masalah yang dihadapi klub berjulukan Los Blancos tersebut.

Real Madrid kehilangan dua gelar juara hanya dalam durasi satu pekan. Posisi Zinedine Zidane sebagai pelatih pun dikabarkan tengah berada di ujung tanduk.

Advertisement

Zidane bukan pertama kali berada pada situasi sulit. Sebelumnya, Zidane juga disebut bakal dipecat tapi mampu bangkit dengan menang atas Barcelona di Camp Nou.

Kini, situasi makin pelik bagi Zidane. Real Madrid disebut telah mendekati Marcelo Gallardo untuk mencari pelatih baru. Namun, kabar lain menyebut Zidane tidak akan dipecat sebelum musim ini berakhir.

Zidane punya jasa besar untuk Real Madrid, baik sebagai pemain atau pelatih. Namun, mungkin ini adalah waktunya Madrid berpisah dengan Zidane. Mengapa Madrid harus memecat Zidane?

Video

2 dari 8 halaman

Bursa Transfer

6. Eden Hazard - Pemain yang dibeli Real Madrid pada musim 2019/2020 ini digadang-gadang bisa menggantikan peran Cristiano Ronaldo yang pindah ke Juventus. Pemain asal Belgia itu ditebus dari Chelsea dengan bandrol 115 juta euro. (AFP/Christof Stache)

Florentino Perez telah membeli 13 pemain baru sejak meraih gelar juara Liga Champions ke-13. Perez tidak kurang membelanjakan 558,5 juga euro, dengan 315,5 juta euro di antaranya dibelanjakan pada era Zidane.

Madrid membeli sejumlah pemain mahal dengan nama besar seperti Thibaut Courtois dan Eden Hazard. Namun, satu di antara dua nama itu tidak tampil maksimal.

Selain itu, Zidane juga gagal memaksimalkan potensi pemain yang dibeli seperti Brahim Diaz, Luka Jovic, hingga Eder Militao.

3 dari 8 halaman

Tidak Ada Transisi

Gelandang Real Madrid, Luka Modric, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Barcelona pada laga lanjutan Liga Spanyol di Camp Nou Stadion, Sabtu (24/10/2020) malam WIB. Real Madrid menang 3-1 atas Barcelona. (AFP/Lluis Gene)

Zinedine Zidane seperti tidak sedang menyusun proyek jangka panjang di Real Madrid. Zidane tetap memakai pemain yang sama dengan era pertamanya sebagai pelatih Madrid.

Zidane mempertahankan nama-nama lawas seperti Sergio Ramos, Luka Modric, dan Karim Benzema yang sudah berusia di atas 30 tahun.

Zidane seperti setengah hari memberi kesempatan pada pemain muda seperti Vinicius, Rodrygo, Martin Odegaard, dan Eder Militao. Zidane bahkan melepas sejumlah pemain potensial seperti Acrhaf Hakimi dan Marcos Llorente.

4 dari 8 halaman

Menyangkal Momen Buruk

Selama kariernya sebagai pesepak bola, Zidane berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions, liga domestik, Piala Eropa, hingga trofi Piala Dunia dan berhasil menyabet Ballon d'Or sebanyak tiga kali. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Zinedine Zidane selalu menyangkal bahwa Real Madrid bermain buruk. Zidane selalu merasa Madrid tampil bagus, tapi punya nasib buruk sehingga gagal meraih hasil bagus.

"Ini sepak bola. Kami bermain lawan tim Segunda B dan kami harusnya menang," kata Zidane usai kalah dari tim Segunda B di ajang Copa del Rey, Alcoyano.

"Ini bukan sebuah kegagalan. Gagal kalau tidak mencoba, tidak mencoba segalanya di lapangan. Hidup seperti itu, anda tak bisa selalu menang," kata Zidane usai kalah dari Bilbao di Supercopa de Espana.

5 dari 8 halaman

Ruang Ganti Kacau

1. Luka Jovic - Pemain yang ditebus seharga 60 juta euro dari Eintracht Frankfurt itu belum menunjukan performa sesuai harapan. Digadang-gadang bakal menjadi penerus Karim Benzema, justru ia akan dijual Real Madrid pada musim panas ini. (AFP/Oscar Del Pozo)

Zinedine Zidane dilaporkan punya hubungan yang buruk dengan pemain. Bukan hanya Gareth Bale dan James Rodriguez -yang sudah pindah-, Zidane disebut tidak lagi bicara dengan pemain lain di ruang ganti Madrid.

Zidane mengambil jarak dengan pemain yang biasanya menjadi pilihan kedua seperti Martin Odegaard, Luka Jovic, atau Eder Militao. Situasi ini membuat ruang ganti Madrid tidak membaur menjadi satu.

6 dari 8 halaman

Berakhirnya Gaya Bermain Real Madrid

Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane bersama Cristiano Ronaldo melakukan selebrasi usai mengalahkan Juventus pada laga final Liga Champions di Stadion Millennium, Cardiff, Sabtu (3/06/2017). Real Madrid menang 4-1. (AFP/Ben Stansall)

Final Liga Champions 2018 menjadi tanda berakhirnya kejayaan Real Madrid. Saat itu, kolaborasi apik Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo membawa Madrid mendominasi sepak bola Eropa.

Dulu, Madrid bermain menyerang dengan cara bermain vertikal. Kini, Madrid bermain horizontal dan acap kali kesulitan mencetak gol. Madrid hanya bergantung pada Karim Benzema di lini depan.

Pada situasi tertentu, Madrid butuh Sergio Ramos sebagai penentu kemenangan.

  

7 dari 8 halaman

Ejekan Suporter

Suporter Real Madrid menyambut timnya saat tiba di Plaza Cibeles, Madrid, Senin (29/5/2016) dalam parade juara Liga Champions. (AFP/Pedro Armestre)

Madridismo nampak sudah muak dengan situasi yang terjadi di klub. Kemuakkan itu bisa dilihat dari banyaknya komentar negatif di setiap akun media sosial Real Madrid.

Bukan hanya ketika menang, tapi Madridismo pun banyak yang tidak puas ketika Madrid menang. Sebab, mereka menginginkan Real Madrid menang dengan performa yang impresif. Sesuatu yang tidak terjadi di era Zidane.

8 dari 8 halaman

Lupakan Masa Lalu

Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, dan Sergio Ramos merayakan juara La Liga usai timnya mengalahkan Villreal pada laga lanjutan pekan ke-37 di Estadio Alfredo Di Stefano, Jumat (17/7/2020) dini hari WIB. (AFP/Gabriel Bouys)

Zinedine Zidane punya nama besar di Real Madrid. Bukan hanya saat masih sebagai pemain, tapi juga pada periode pertamanya sebagai pelatih. Zidane meraih sembilan gelar untuk Real Madrid sebagai pelatih.

Namun, catatan apik itu adalah masa lalu.

Kini, Zidane berada dalam momen yang sulit. Sejak kembali ditunjuk sebagai pelatih pada 2019 lalu, Madrid sudah melewatkan lima dari tujuh gelar juara yang mungkin diraih bersama Zidane.

Sumber: Sport

Berita Terkait