Liga Inggris: 6 Pemain Pengganti yang Justru Sangat Tajam, Dianggap Sebagai Pemecah Kebuntuan

oleh Suharno diperbarui 25 Jun 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi - Olivier Giroud (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Premier League dianggap banyak pecinta sepak bola di dunia sebagai kompetisi liga terbaik. Pasalnya seluruh peserta Premier League akan memberikan persaingan yang kompetitif.

Hal ini tentu saja karena kondisi finansial yang sehat di hampir semua peserta Premier League. Mereka mampu menggunakan dananya untuk mengejar pemain bintang.

Advertisement

Bahkan klub besar di Premier League memiliki kedalaman skuad yang bagus. Pasalnya tidak ada kesenjangan kualitas antara pemain di tim utama maupun pemain pelapis.

Sejumlah pemain pelapis bahkan kerap menjadi penentu dengan mencetak banyak gol ketika diberi kesempatan bermain. Para pemain pengganti ini mampu menunjukan rasio gol per menit terbaik sebagai pemain pengganti.

Berikut enam pemain pengganti yang banyak mencetak gol di Premier League. Tanpa basa-basi lagi, mari simak nama-nama enam pemain tersebut beserta rasio gol per menit sebagai pemain pengganti.

 

2 dari 7 halaman

6. Nwankwo Kanu (17 gol)

Striker Arsenal, Nwankwo Kanu mencetak gol lewat sundulan kepala ke gawang Leicester City pada laga Liga Inggris 2001/2002 di Highbury Stadium, London (25/8/2001). Nwankwo Kanu total membela 3 klub EPL di Liga Inggris selama 13,5 musim, yaitu Arsenal, West Bromwich Albion dan Portsmouth. Torehan 12 gol menjadi catatan terbaiknya pada musim 1999/2000 bersama Arsenal. (AFP/Odd Andersen)

Salah satu bintang utama Premier League di masanya. Nwankwo Kanu memang sering terlihat berada di bangkung cadangan karena di skuad utama Gunners sudah ada Dennis Bergkamp hingga Thierry Henry.

Saat Arsene Wenger memberikan kepercayaan untuk jadi pemain pengganti, Kanu tidak menyia-nyiakannya. Dia mencetak 17 gol dengan rasio gol per menit yakni 159,1 menit per gol.

 

3 dari 7 halaman

5. Daniel Sturridge (17 gol)

Daniel Sturridge. Liverpool mendatangkan striker Inggris ini dari Chelsea pada tengah musim 2012/2013 dengan nilai transfer 15 juta euro. Ia sempat dipinjamkan selama setengah musim ke West Bromwich Albion pada pertengahan musim 2017/2018 dengan biaya 2,3 juta euro. Pada awal musim 2019/2020 ia dilepas gratis ke Trabzonspor setelah total memperkuat The Reds dalam 160 laga di semua ajang dengan torehan 68 gol dan 26 assist. (AFP/Michael Buholzer)

Setelah tidak pernah benar-benar memantapkan dirinya di starting XI Manchester City atau Chelsea, Sturridge akhirnya menikmati masa singkat di skuad utama Liverpool. Namun, akhirnya Sturridge harus kembali lebih sering di bangku cadangan.

Ironisnya, jika bukan karena masalah cederanya, Sturridge mungkin tidak akan masuk dalam daftar ini. Sturridge mencetak 17 gol dengan rasio gol per menit yakni 106,7 menit per gol.

 

4 dari 7 halaman

4. Ole Gunnar Solskjaer (17 gol)

Manajer Manchester United (MU) Ole Gunnar Solskjaer dalam laga kontra Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris di Anfield, Minggu (17/1/2021). (Michael Regan/Pool via AP)

Solskjaer menjadi cadangan bagi duet mengerikan Manchester United kala itu, Andy Cole dan Dwight Yorke. Belum lagi skuad Setan Merah juga memiliki Teddy Sheringham.

Meski bersanding dengan nama besar, Solksjaer tahu kapan saatnya untuk mencetak gol dengan rasio 92,9 menit per gol. Gol paling fenomenalnya tentu saja di pengujung laga saat final Liga Champions tahun 1999 yang membuat MU juara usai mengalahkan Bayern Munich.

 

5 dari 7 halaman

3. Javier Hernandez (19 gol)

Striker Bayer Leverkusen asal Meksiko, Javier "Chicharito" Hernandez. (AFP/Patrik Stollarz)

Setelah Solskjaer memutuskan gantung sepatu, MU kembali menemukan super-sub penggantinya yakni striker asal Spanyol, Javier Hernandez alias Chicharito. Dia mencetak 19 gol dengan rasio 93,4 menit per gol saat menjadi cadangan Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.

Pencetak gol terbanyak Meksiko sepanjang masa ini sebenarnya memiliki rekor satu gol lebih baik saat dua tahun di Bayer Leverkusen. Efektivitasnya mencetak gol membuat Real Madrid juga memberikan peran yang sama ketika merekrutnya.

 

6 dari 7 halaman

2. Olivier Giroud (21 gol)

Pemain AC Milan Olivier Giroud (kedua dari kiri) merayakan dengan rekan setimnya Rafael Leao setelah mencetak gol ke gawang Verona pada pertandingan sepak bola Liga Italia di Stadion San Siro, Milan, Italia, Minggu (4/6/2023). (AP Photo/Antonio Calanni)

Giroud tidak selalu menjadi super-sub tetapi mengambil peran seperti tembok untuk memantulkan bola. Manajer Arsenal saat itu, Arsene Wenger lebih memilih untuk menurunkan Alexis Sanchez.

Saat menjadi super-sub, Giroud mampu mencetak 18 gol dari 29 penampilannya di Premier League yang menunjukan rasionya 95,8 menit per gol. Striker asal Prancis ini kemudian mengambil peran yang sama ketika di Chelsea sebelum terbang ke Italia bersama AC Milan.

 

7 dari 7 halaman

1. Jermain Defoe (24 gol)

Jermain Defoe. Eks striker Inggris berusia 39 tahun yang baru saja pensiun pada Maret 2022 bersama Sunderland ini pernah dua kali memperkuat Tottenham Hotspur sepanjang kariernya. Di periode pertamanya ia bertahan 5 musim mulai tengah musim 2003/2004 hingga tengah musim 2007/2008 usai didatangkan dari West Ham United dan total tampil dalam 176 laga dengan mencetak 64 gol. Sementara periode keduanya berlangsung selama 6 musim mulai tengah musim 2008/2009 hingga tengah musim 2013/2014 usai didatangkan dari Portsmouth. Ia total tampil dalam 186 laga di semua ajang pada periode keduanya dengan mencetak 79 gol. (AFP/Olly Greenwood)

Rasio gol milik Defoe yang 128,8 menit per gol bahkan tidak sebaik Daniel Sturridge hingga Olivier Giroud tetapi dia lebih banyak mencetak gol. Pasalnya baik bersama West Ham, Tottenham, Portsmouth, Sunderland hingga Bournemouth, Defoe selalu diandalkan untuk mencetak gol sehingga lebih banyak waktu bermain.

Daripada diturunkan sejak awal dan selalu buntu mencetak gol, Defoe justru sangat garang ketika menjadi super-sub. Hal ini yang membuatnya dianggap sebagai pemecah kebuntuan permainan.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait