Sukses


MU dan Persepam MU, 2 Klub Madura yang Beda Nasib

Bola.com, Surabaya - Madura United (MU) tancap gas. Hanya dalam hitungan dua pekan, tim yang diakuisisi Achsanul Qosasi ini sudah merekrut 21 pemain lokal yang sudah punya nama. Mereka juga mendatangkan enam pemain asal Brasil untuk diseleksi.

Tidak hanya itu, MU juga secara rutin menggelar latihan. Bahkan tim besutan Gomes de Oliveira itu sudah menggelar sekali uji coba. MU masih mengagendakan sejumlah uji lagi coba untuk mematangkan tim sekaligus seleksi pemain asing.

Rencananya, dari enam pemain asing yang sekarang mengikuti seleksi, Gomes hanya akan memilih tiga pemain saja yang direkomendasi untuk dikontrak. Sementara tiga pemain lainnya dikembalikan ke agen pemain bersangkutan.

Memiliki dana melimpah memang menjadi keuntungan tersendiri bagi MU. Sebab dengan ketersediaan dana, MU bisa bergerak sangat cepat, melebihi klub-klub lama. Apalagi mereka mempunyai CEO sekelas Achsanul Qosasi, serta manajer layaknya Haruna Soemitro.

Tak bisa dipungkiri, kedua tokoh yang sudah malang melintang di sepak bola nasional ini memiliki peran besar atas keberhasilan mereka menggaet sejumlah pemain yang sudah memiliki nama. Maklum, jaringan keduanya cukup kuat. Kedekatan mereka dengan pemain juga tak perlu diragukan.

Bila Achsanul pernah mengendalikan Persepam Madura United, jalur Haruna di sepak bola lebih lengkap. Selain pernah menjadi manajer Persebaya saat masih di Divisi Utama, Haruna pernah menjadi Ketua Pengprov PSSI Jatim.

Itulah mengapa, meski tim baru, MU merupakan hasil akuisisi klub ISL, PBR ini, mulai diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Meski tim baru, dengan kekuatan yang mereka miliki saat ini, MU berpotensi menjadi pengusik tim mapan.

"Kami punya dana melimpah. Ada empat sponsor besar yang mendanai kami. Sebuah kabar baik buat warga Madura," ujar Haruna.

Jika MU bergerak sangat cepat, nasib berbeda dialami klub yang dulu pernah dibidani Achsanul, Persepam Madura Utama (PMU). Klub yang kini bermain di Divisi Utama itu vakum karena tidak ada kegiatan. Seluruh pemainnya dipulangkan dan tidak ada aktivitas apa pun sejak sebulan usai Piala Kemerdekaan lalu.

Asisten manajer PMU, Nadi Mulyadi, menyatakan mereka tak akan memulai aktivitas sebelum ada kejelasan turnamen atau kompetisi. Manajemen PMU tak mau berspekulasi karena khawatir membuang banyak uang tanpa ada kepastian. "Pertanggungjawaban keuangannya pasti ribet kalau kondisinya masih seperti sekarang," kata Nadi.

Nadi berharap BOPI, Kemenpora, PSSI dan PT Liga Indonesia memberikan kepastian soal nasib kompetisi atau turnamen untuk kasta kedua ini. "Kalau dicekal tolong segera diumumkan, kalau jalan itu kapan. Jadi kami tahu harus bagaimana," keluhnya.

Video Populer

Foto Populer