Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 meraih tiket semifinal usai melibas Myanmar dengan skor 3-1 pada laga terakhir Grup A di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Minggu (15/5/2022).
Tiga gol kemenangan Garuda Muda masing-masing dicetak oleh Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman dan Marselino Ferdinan. Sedangkan gol balasan Myanmar dicipkan oleh Maung Maung Lwin.
Baca Juga
Advertisement
Meski sudah diprediksi minimal lolos ke semifinal, tim asuhan Shin Tae-yong sempat menuai sorotan usai kalah telak dari Vietnam dengan skor 0-3 di laga perdana, Jumat (6/5/2022).
Penampilan Fakhruddin Aryanto dan kolega dinilai tak menggambarkan status Timnas Indonesia sebagai tim kandidat peraih medali emas cabang olahraga sepak bola Sea Games 2021.
Kemenangan telak 4-1 atas Timor Leste pada laga kedua, Selasa (10/5/2022) mengembalikan kepercayaan pendukung Garuda Muda. Namun, belum sepenuhnya yakin karena pada hari yang sama, Filipina muncul sebagai kuda hitam dengan menahan imbang tanpa gol Vietnam sekaligus memimpin klasemen sementara Grup A.
Apalagi, Myanmar kemudian mencuri perhatian dengan menekuk Timor Leste dan Filipina. Alhasil, sebelum menghadapi Filipina, Jumat (13/5/2022), Timnas Indonesia U-23 bertengger di peringkat empat Grup A dengan tiga poin.
Advertisement
Berada dalam situasi sulit, mental Garuda Muda tetap terjaga. Semangat mereka pun terlecut dan kemudian melibas Filipina empat gol tanpa balas. Kemenangan telak itu mendongkrak posisi timnas U-23 ke peringkat dua di bawah Viietnam yang pada hari yang sama mengalahkan Myanmar.
Tiket semifinal pun berada dalam genggaman usai mengalahkan Myammar. Nah, sebelum berkiprah di semifinal, Kamis (19/05/2022) menghadapi Thailand atau Malaysia, Bola.com membuat narasi singkat sederet fakta yang menandai sukses Indonesia jadi wakil Grup A. Berikut ulasannya:
1. Asnawi Effect
Penampilan Asnawi Mangkualam pada tiga laga terakhir timnas U-23 memang belum sebaik dibandingkan ketika beraksi di Piala AFF 2020. Namun, kehadiran bek Ansan Greeners FC berdampak positif untuk mengembalikan kepercayaan diri skuad Garuda Muda usai dipermak Vietnam 0-3 pada laga perdana.
Padahal, Asnawi sedikit bermasalah pada cedera yang didapatnya ketika membela Ansan Greeners sebelum ke Vietnam .Asnawi tampil sebagai pemain pengganti di babak kedua saat timnas U-23 menghadapi Timor Leste (10/5/2022).
Advertisement
Lalu, menjadi starter kemudian ditarik keluar kontra Filipina. Ia baru tampil penuh saat timnas U-23 ditantang Myanmar. Patut dicatat, pada tiga laga itu, skuad Garuda Muda bersama Asnawi menyapu bersih meraih poin penuh.
Advertisement
2. Agresivitas Duet FK Senica
Timnas U-23 mengoleksi 11 gol dalam tiga laga terakhir mereka di Grup A. Perolehan gol itu tak bisa dilepaskan dari aksi ofensif yang ditunjukkan duet penyerang asal klub FK Senica (Slowakia), Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman.
Keduanya sama-sama beroperasi dari sisi sayap sebelum merangsek ke kotak penalti tim lawan. Meski bukan penyerang murni seperti Irfan Jauhari atau M. Ridwan, duet ini jadi pencetak gol tersubur di skuad Garuda Muda dengan masing-masing mencetak tiga gol.
Advertisement
Kalau tampil seperti pada tiga laga terakhir penyisihan Grup A, Egy dan Witan bakal jadi kartu As timnas U-23 saat menghadapi Malaysia atau Thailand di semifinal Kamis (19/5/2022).
3. Sejarah Marselino
Sea Games 2021 bakal jadi momen berkesan dalam karier sepak bola Marselino Ferdinan. Pasalnya, pria kelahiran 9 september 2004 menjadi pemain termuda Indonesia yang mencetak gol di SEA Games.
Ia kali pertama kali melakukannya ketika menjebol gawang Filipina lewat tendangan penalti (13/15/2022). Dua hari kemudian, gelandang Persebaya Surabaya itu kembali mencetak gol saat skuad Garuda Muda melibas Myanmar
Advertisement
Dengan mengoleksi dua gol, Ferdinan berpeluang menjadi top skorer SEA Games 2021. Jumlah golnya itu hanya kalah dari seniornya, Egy Maulana dan Witan Sulaiman yang sama-sama mencetak tiga gol buat timnas U-23.
Advertisement
4. Semifinal Ke-8 Sejak 2001
SEA Games 2021 merupakan penyelenggaraan yang ke-11 dengan penggunaan pemain U-23 plus tambahan pemain senior. Aturan ini mulai diberlakukan pada SEA Games 2001 di Malaysia. Meski belum pernah meraih emas di level U-23, kiprah Indonesia terbilang baik.
Kalau pencapaian di edisi kali ini dimasukkan, maka skuad Garuda sudah delapan kali lolos ke semifinal. Sebaliknya, Indonesia hanya tiga kali langsung tersingkir di babak penyisihan grup yakni tahun 2003, 2007 dan 2009.
Advertisement
Andai mampu mengalahkan Thailand atau Malaysia di semifinal, Kamis (19/5/2022), maka Indonesia menambah jumlah partai finalnya menjadi empat sejak 2001. Sebelumnya, skuad Garuda Muda berhasil menembus laga puncak pada edisi 2011, 2013 dan 2019.
Liputan Eksklusif Bola.com
View this post on Instagram
Advertisement