Sukses


Awaydays: Perjalanan Pasoepati Menembus Lereng Merbabu

Bola.com, Solo - Pasoepati membuktikan slogan loyalitas tanpa batas tak hanya di mulut saja. Sekitar 2000-an Pasoepati memberikan dukungan langsung ke tim pujaanya, Persis Solo Sambernyawa saat dijamu PPSM Magelang di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, Kamis (20/7/2017).

Padahal, mereka baru saja menggelar lawatan ke markas PSIR Rembang, Minggu (16/7/2017) yang berujung kerusuhan dengan pendukung tim tuan rumah.

Belum lagi, duel berkesudahan 1-1 itu disiarkan langsung oleh salah satu televisi swasta. Namun itu semua tak mengurangi rasa cinta dan loyaliras suporter berusia 17 tahun itu untuk mendukung perjuangan Bayu Andra dkk. secara langsung.

"Militansi kami untuk mendukung Persis tidak pernah luntur. Padahal jarak dengan awayday ke Rembang hanya empat hari. Namun teman-teman tetap berangkat ke Magelang karena untuk kecintaan kami terhadap tim ini. Bisa menembus 2000 suporter saat hari kerja saya rasa luar biasa," ungkap Wapres DPP Pasoepati, Ginda Ferachtriawan kepada Bola.com, Jumat (21/7/2017).

Bola.com turut serta mengikuti rombongan suporter baik keberangkatan hingga kepulangan dengan jarak tempuh sekitar 90 kilometer. Konvoi yang hampir seluruhnya menggunakan sepeda motor berangkat dari kawasan Stadion Manahan, Solo, sekitar pukul 10.30 WIB.

Tak hanya dari Manahan, ratusan Pasoepati juga menunggu di kawasan Patung Ir Soekarno, Boyolali sebagai jalur keberangkatan. Nyanyian dan yel-yel menggema di sepanjang jalan.

Dalam lawatan kali ini, Pasoepati tak mengenakan atribut. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan hukuman larangan menggunakan atribut selama tiga pertandingan. Duel melawan PPSM Magelang jadi laga terakhir Pasoepati harus ''melepas'' seragam kebesaran, merah-merah.

2 dari 4 halaman

Dingin, Kabut, dan Jagung Rebus

Hujan yang mengguyur kawasan wisata Kopeng, Kabupaten Semarang menambah dinginya suhu di lereng Gunung Merbabu itu. Hujan membuat rombongan sempat terpecah karena sejumlah suporter berhenti untuk berteduh maupun menggunakan jas hujan.

Suhu Lereng Merbabu yang berkisar 18-20 derajat celcius menusuk tubuh. Sejumlah suporter yang tak membawa hujan pun terlihat menggigil menahan dinginya cuaca di kawasan tersebut. Meski basah kuyup, namun semangat juang dan militansi Pasoepati terus terjaga.

Tim petugas pengawalan (patwal) lantas memutuskan untuk rehat sejenak tepat di depan pintu gerbang objek wisata yang berada di ketinggian 1500 mdpl, sembari menunggu seluruh suporter bergabung. Rombongan pun beristirahat. Beberapa di antaranya menikmati sebatang jagung rebus yang dijual para pedagang di lingkungan wisata Kopeng.

''Memang lebih baik ada transit, agar bisa beristirahat. Apalagi perjalanan lumayan jauh dan menggunakan sepeda motor. Lumayan bisa minum dan juga makan jagung rebus,'' kelakar salah satu Pasoepati, Andi Nursanto.

Setelah rombongan berkumpul, perjalanan pun berlanjut menyusuri perbukitan dan lereng yang cukup menawan. Meski mendung dan gerimis terus mengguyur, konvoi sepeda motor terus berjalan hingga sampai di Stadion Moch Soebroto.

Tantangan lebih berat menghadang rombongan saat pulang ke Solo. Jalur yang naik turun dan gelap karena minim penerangan membuat konvoi berjalan hati-hati. Sebab kepulangan Pasoepati dilakukan setelah pertandingan dan hari mulai gelap. Belum lagi kabut yang datang membuat udara semakin dingin.

Banyak rombongan yang akhirnya terpecah karena berhenti di beberapa warung makan maupun angkringan untuk mengisi perut dan menghangatkan badan. Namun banyak yang tetap melanjutkan perjalanan hingga sampai di Solo.

''Tur yang cukup sukses dan cenderung tidak ada masalah baik di jalan maupun stadion. Kami memang berkomitmen agar para anggota selalu berkoordinasi saat perjalanan. Meski secara hasil kurang memuaskan karena dua gol dianulir, namun kami senang dengan lancarnya kegiatan itu,'' ujar Ginda.

3 dari 4 halaman

Sigapnya Kepolisian

Satu hal yang patut diapresiasi adalah kesigapan aparat kepolisian. Tak hanya mengawal perjalanan dari Solo ke Magelang dan sebaliknya, sejumlah polisi juga berjaga di sepanjang titik perjalanan.

Pengawalan estafet dilakukan jajaran beberapa Satlantas mulai Polresta Surakarta, Polres Boyolali, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, hingga Kota Magelang.

Bahkan, Kapolres Magelang Kota, AKBP Hari Purnomo turut menyambut langsung kehadiran ribuan Pasoepati di stadion. Polisi berpangkat melati dua itu sempat memberikan sejumlah uang kepada suporter yang sedang beristirahat untuk membeli makanan dan minuman.

''Saya harus mengatakan kinerja polisi luar biasa. Beliau yang bertugas benar-benar menjaga kelancaran baik pertandingan maupun saat perjalanan. Sinergi inilah yang harus dijaga agar sepak bola Indonesia semakin aman dan nyaman,'' tegas Ginda.

Menurut Ginda, lancarnya perjalanan maupun saat di dalam stadion tak lepas dari koordinasi yang matang antarsemua stakeholder seperti kepolisian, panitia pelaksana panpel, suporter kedua tim, hingga pihak lain yang terlibat. Rapat di Mapolres Magelang dua hari sebelum pertandingan jadi kunci utama.

''Kami menggelar pertemuan dengan semua pihak selama sekitar tiga jam. Ini sebagai sarana untuk mematangkan cara agar pertandingan dan kedatangan suporter benar-benar lancar. Alhamdulillah itu terjadi. Kalau semua stakeholder dilibatkan, pasti tidak ada masalah,'' tuturnya.

4 dari 4 halaman

Demi Kebangkitan Persis Solo

Pria yang juga anggota DPRD Kota Surakarta itu optimistis jika tahun ini adalah kebangkitan kejayaan Persis Solo. Tren performa tim yang terus membaik dan belum tersentuh kekalahan dinilai jadi modal utama.

Selain itu, sinergitas antara permainan di lapangan dan loyalitas Pasoepati di atas tribun sebagai bekal. Ginda berharap, pengorbanan suporter selama ini berbanding manis dengan prestasi di Liga 2.

''Kami yakin dengan kondisi Persis saat ini. Materi pemain dan finansial sangat terjaga serta dukungan suporter. Kami merasa pantas jika Persis jadi salah satu dari tiga tim yang nanti promosi ke Liga 1,'' tegas Ginda.

Video Populer

Foto Populer