Sukses


Feature: Curahan Hati Legenda PSM Lintas Generasi

Bola.com, Makassar Salah satu rangkaian prosesi perayaan HUT ke-100 PSM Makassar ala Forum Suporter Makassar adalah menggelar meet and greet legenda hidup PSM Makassar dengan suporternya di Hotel Condotel Karebosi, Makassar, Sabtu (31/10/2015) malam. Acara ini jadi ajang curhat pemain Tim Juku Eja lintas generasi.

FSM adalah gabungan sejumlah kelompok suporter Juku Eja seperti Laskar Ayam Jantan, Red Gank, The Maczman, PSM Fans dan KVS.

Legenda hidup PSM yang datang ke Hotel Condotel Karebosi berasal dari berbagai angkatan. Sebut saja Budi Wijaya alias Keng Wie, stoper yang membawa PSM juara Perserikatan 1965 dan 1966. "Gelar juara PSM itu adalah kenangan terindah dalam hidup saya. Saat itu, saya bermain bersama Ramang," kata Keng Wie yang terlibat bugar di usianya yang sudah mendekati kepala delapan.

"Saya masih rutin jalan pagi mengelilingi Lapangan Karebosi dua kali sepekan. Meliha rumput karebosi membuat saya selalu merasa "muda'. Ha..ha..ha," tambah Keng Wie.

Dari generasi 1970-1980, diwakili Syamsuddin Umar, mantan gelandang membawa PSM juara Piala Soeharto 1974. Syamsuddin termasuk sosok tersukses di PSM. Karena, ketika jadi pelatih, pria yang kini jadi Kadispora Sulsel ini sukses membawa Tim Ayam Jantan dari Timut juara juara Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 2000.

"Terus terang, saya miris melihat PSM. Sebagai klub yang lebih tua dari induknya (PSSI), sampai sekarang PSM tidak punya aset. Jangankan stadion, lapangan untuk berlatih rutin masih menumpang di Lapangan Karebosi yang notabene milik Pemkot Makassar," kata Syamsuddin Umar.

Menurut Syamsuddin,kondisi ini memang ironis dengan slogan Makassar Kota Dunia yang selaiu digaungkan Pemkot Makassar. "Padahal satu ciri kota  dunia adalah ketersediaan stadion bertaraf nasional," paparnya.

Sedang, angkatan 1990-2000 yang menyoroti kurangnya kompetisi usia dini dan yunior  yang membuat prestasi PSM belakangan melempem. "Dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir, kompetisi berjenjang di Makassar  praktis tidak berjalan. Padahal, dulu, PSM selalu melahirkan pemain karena untuk masuk skuat Juku Eja sulitnya minta ampun. Kami harus melewati berbagai jenjang seleksi sebelum masuk PSM," ujar Ansar Abdullah, kiper utama PSM saat juara Perserikatan 1992.

Ia juga masuk skuat PSM ketika juara di Liga Indonesia 2000. Saat itu, karena faktor usia, Ansar  berperan sebagai pelapis Hendro Kartiko.

Di sisi lain, Ocha Alim, pilot project perayaan HUT ke-100 PSM menambahkan puncak acara bakal diakhiri oleh laga eksebisi legenda PSM, 2 November di Stadion Andi Mattalatta Mattongin.  "Kami akan mempertemukan tim 2000 dengan tim PSM antar generasi," ungkap Ocha.

Di era tahun 2000-an, PSM Makassar termasuk klub yang getol mendatangkan pemain level atas Indonesia. Nurdin Halid, manajer PSM saat itu mendatangkan banyak bintang top non Makassar. Di antaranya, Hendro Kartiko, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Julianto, Miro Baldo Bento dan Aji Santoso. "Alhamdulilah. Kecuali Aji Satoso, semua nama tadi sudah konfirmasi untuk datang ke Makassar. Aji janji datang kalau urusan keluargannya beres," kata Ahmad Sutanto, ketua panpel.

Video Populer

Foto Populer