Bola.com, Jakarta - Tembung kriya merupakan satu di antara jenis tembung dalam bahasa Jawa. Tembung kriya dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata kerja.
Tembung kriya atau verba (kata kerja) yaitu kata yang menjelaskan suatu pekerjaan atau aktivitas (verba tindakan). Tembung kriya juga bisa mengandung maksud jalannya keadaan (verba proses).
Baca Juga
Advertisement
Secara terminologi, tembung kriya adalah satu di antara tembung dalam bahasa Jawa yang menerangkan tingkah laku, proses atau aktivitas. Sementara secara etimologi "tembung" itu kata, "kriya" itu kerja.
Tembung kriya biasa digunakan setiap hari oleh masyarakat Jawa dalam berkomunikasi. Sebagian besar mereka secara ilmu tidak paham mengenai istilah-istilahnya, tetapi secara penerapanya sudah dilakukan dengan benar.
Agar lebih paham, berikut contoh tembung kriya , dinukil dari laman Haloedukasi dan Usahakecil, Rabu (18/1/2023).
Contoh Tembung Kriya
Tembung kriya adalah kata yang menunjukkan tingkah laku atau perbuatan.
Contohnya:
- Mangan (makan), nyapu (menyapu), nggambar (menggambar)
- Mangarep (kedepan), maguru (berguru)
- Dakgawa (kubawa), kokjupuk (kamu ambil), dituku (dibeli)
Advertisement
Menurut perannya, tembung kriya terbagi menjadi dua, yaitu:
Kriya Lingga adalah jenis tembung kriya yang belum berubah dari lingganya (kata dasarnya). Contoh: adus (mandi), lunga (pergi), tuku (beli), kramas (keramas), dan sebagainya.
Kriya Andhahan adalah jenis tembung kriya yang sudah berubah dari lingganya (kata dasarnya). Contoh: ndulang (menyuapi) kata dasarnya adalah dulang, macul (mencangkul) kata dasarnya adalah pacul (cangkul), nyapu (menyapu) kata dasarnya adalah sapu, dan sebagainya.
Advertisement
Jenis Kriya Andhahan
Kriya andhahan ada empat jenis, yaitu:
Kriya tanduk: tembung kriya yang mendapat ater-ater (imbuhan) anuswara (ny, m, ng, n). Contoh: nyiram (menyiram), mulang (mengajar), ngombe (minum), nandur (menanam). Dalam bahasa Jawa, kriya tanduk digunakan untuk membuat kalimat aktif.
Advertisement
Kriya tanggap: tembung kriya yang mendapat ater-ater (imbuhan) tripurusa (dak, kok/ko, di). Contoh: dakjupuk (kuambil), koktuku (kamu beli), disapu. Dalam Bahasa Jawa, kriya tanggap digunakan untuk membuat kalimat pasif.
Kriya rangkep: tembung kriya yang mengulang suku kata di awal atau kata dasarnya. Contoh: tetuku (beli), mlaku-mlaku (jalan-jalan), tetulis (menulis).
Kriya tanggap tarung: tembung kriya yang mengulang kata dasarnya, akan tetapi ada sisipan "in" di kata dasar yang terakhir. Contoh: tulung-tinulung (tolong-menolong).
Sumber: Haloedukasi, Usahakecil
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.