Jepang Yakin Bisa Menggelar Olimpiade Tokyo Sesuai Jadwal

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 05 Mar 2020, 05:45 WIB
Pekerja berjalan di kapal tongkang yang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

Bola.com, Tokyo - Jepang yakin bisa menggelar Olimpiade Tokyo 2020 sesuai jadwal. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pemerintahan Jepang, Yoshihide Suga, Rabu (4/3/2020) dalam konferensi pers di Tokyo.

Olimpiade Tokyo simpang siur lantaran wabah virus Corona yang kini melanda dunia. Jepang masuk dalam negara yang terinfeksi dengan jumlah korban banyak.

Advertisement

Jumlah kasus Virus Corona (COVID-19) di Jepang telah melewati 1.000 orang pada Rabu, 4 Maret 2020. Namun, mayoritas berasal dari penumpang Diamond Princess.

Di antara 1.000 pasien, 12 orang dinyatakan meninggal dunia dan virus menyebar ke berbagai penjuru Negeri Sakura. Pasien terkini berasal dari prefektur Yamaguchi di bagian barat Jepang.

Kondisi itu mengancam perhelatan Olimpiade yang seharusnya digelar pada 24 Juli-9 Agustus. 

Apabila Olimpiade Tokyo 2020 dibatalkan, akan menimbulkan kerugian Jepang. Anggaran untuk pesta olahraga dunia ini mencapai Rp 178,2 triliun.

Video

2 dari 2 halaman

Bisa Menunda

Medali Olimpiade Tokyo 2020 resmi diumumkan kepada publik saat seremoni untuk merayakan momen satu tahun jelang Olimpiade di Tokyo, Rabu (24/7/2019). Medali yang didesain Junichi Kawanishi itu berdiameter 85 mm dan dihiasi gambar dewi Yunani, Nike serta logo Olimpiade. (Behrouz MEHRI/AFP)

Tokyo memiliki izin untuk menunda Olimpiade Tokyo 2020 maksimal hingga akhir tahun ini. Kesepakatan ini terkuak menyusul kekhawatiran atas penyebaran wabah virus Corona.

"Kontrak itu menyebutkan Olimpiade bisa digelar selama tahun 2020. Itu bisa ditafsirkan memungkinkan untuk penundaan," kata Menteri Olahraga Jepang Seiko Hashimoto di hadapan parlemen, dilansir Antara.

Dalam kesepakatan tersebut, hak membatalkan terletak di tangan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Presiden IOC Thomas Bach baru-baru ini menyatakan tengah berupaya menggelar pesta olahraga terbesar dunia tersebut sesuai jadwal pada 24 Juli hingga 9 Agustus mendatang.

 

Sumber: Antara, Liputan6.com

Berita Terkait