7 Pelatih Klub Liga Inggris yang Rawan Dipecat Musim Ini: Erik ten Hag di MU Aman atau Enggak Ya?

oleh Suharno diperbarui 08 Agu 2022, 18:10 WIB
Chelsea - Thomas Tuchel (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Meski Liga Inggris 2022/2023 baru berlangsung satu pekan, ada tujuh manajer klub yang diprediksi terancam dipecat atau hengkang pada musim ini. Fenomena seperti itu biasa terjadi di kompetisi paling ketat di dunia.

Liga Inggris bisa menjadi kompetisi yang kejam bagi seorang manajer atau pelatih kepala. Rivalitas yang ketat di setiap pekan hingga jadwal yang padat membuat manajer atau pelatih harus berpikir ekstra keras.

Advertisement

Sejumlah pelatih top dunia bahkan sudah pernah merasakan kejamnya Liga Inggris. Bahkan musim 2021/2022, sejumlah manajer sudah harus terdepak di awal-awal musim.

Ada nama Ole Gunnar Solskjaer, Rafael Benitez, Claudio Ranieri hingga Marcelo Bielsa. Lalu bagaimana dengan nasib manajer klub Liga Inggris 2022/2023?

Berikut tujuh manajer klub Liga Inggris yang terancam dipecat atau hengkang pada musim ini. Apakah manajer anyar MU, Erik ten Hag, aman dari ancaman ini? 

Ketujuh manajer itu masih diberi kesempatan musim ini, dan tidak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) meski musim lalu performanya tidak bagus.

 

2 dari 8 halaman

1. Marco Silva

Marco Silva. Pelatih asal Portugal berusia 44 tahun ini telah menangani 3 klub EPL, yaitu Hull City, Watford dan Everton. Prestasi terbaiknya dalah membawa Everton finish di posisi 8 pada musim debutnya 2018/2019. Musim 2021/2022 ini ia menangani Fulham di Championship. (AFP/Oli Scarff)

Marco Silva menjadi manajer yang banyak dilirik oleh tim-tim besar Inggris. Pelatih berpaspor Portugal ini sudah menangani Fulham sejak musim 2021 hingga kini.

Dia berhasil mengantar Fulham promosi ke Premier League musim ini. Dia melakukan transfer pemain penting seperti mendatangkan Jo Albergo Palhinha, Bernd Leno dan Andreas Pereira.

Sebelum ke Fulham, Silva tercatat dipecat Everton karena klub ini hampir degradasi. Ada dua pilihan di mana dia bisa saja kena pecat jika Fulham tampil buruk atau klub lain menginginkan jasanya karena pencapaian Fulham.

 

3 dari 8 halaman

2. Ralph Hasenhuttl

Ralph Hasenhuttl - Selama ini Der Panzer terkenal dengan tradisi memakai jasa pelatih asal Jerman. Namun pengecualian untuk seorang Ralph Hasenhuttl, Pengalaman dan paham seluk beluk sepak bola Jerman membuat pria asal Austria ini layak dicoba oleh Die Mannschact. (Martin Rickett/POOL/AFP)

Ralph Hasenhüttl hampir saja membuat Southampton degradasi musim lalu. Soton kalah sembilan kali dari 12 pertandingan terakhir di Liga Inggris musim lalu.

Beruntung mereka masih bertahan di kompetisi kasta teratas dan Ralph tidak dipecat. Manajemen Southampton juga melakukan belanja pemain supaya memperbaiki posisi klub musim ini.

Pelatih asal Austria ini juga wajib membuktikan Southampton merupakan klub kuda hitam yang berbahaya. Jika tidak, kemungkinan kariernya tidak akan selamat hingga Natal tahun ini.

 

4 dari 8 halaman

3. Thomas Tuchel

Thomas Tuchel didatangkan menuju Stamford Bridge pada awal tahun 2021. Ia langsung berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions 2020/21 untuk The Blues. Pada akhir tahun ini, Chelsea juga berhasil masuk di tiga besar klasemen meski pemainnya sedang banyak dilanda cedera. (AFP/Paul Ellis)

Dalam satu dekade ini, Chelsea sudah sudah tujuh kali ganti manajer. Hanya Jose Mourinho dan Antonio Conte yang bertahan selama dua musim, sisanya hanya satu musim.

Thomas Tuchel juga menjalani tahun kedua bersama The Blues. Ini kemungkinan bakal jadi tahun terakhir bagi pelatih Jermani ini. Apalagi musim lalu, dia gagal membawa piala ke lemari trofi Chelsea.

Jika saja Roman Abramovich masih di Chelsea, Tuchel tidak bakal mendapat kesempatan melatih Chelsea musim ini. Namun jika performa klub London ini buruk di awal musim, bukan tidak mungkin dia juga akan kena PHK.

 

5 dari 8 halaman

4. Jesse Marsch

Jesse Marsch melakukan debutnya sebagai manajer baru Leeds United saat bertamu ke markas Leicester City di King Power Stadium, Sabtu (05/03/2022) malam WIB. (PA via AP/Mike Egerton)

Leeds United hanya satu langkah jatuh ke jurang degradasi. Mereka hanya unggul tiga poin atas peringkat ke-18 klasemen, Burnley.

Jesse Marsch yang datang di pertengahan musim, bisa jadi dianggap sebagai manajer penyelamat. Tetapi di kesempatan musimnya secara penuh dia kehilangan sejumlah pemain penting yakni Raphinha dan Kalvin Phillips.

Pemain ini juga dianggap sebagai penyelamat Leeds untuk tidak kebobolan banyak musim lalu. Musim ini bakal menjadi ajang penentuan bagi masa depan Jesse Marsch.

 

6 dari 8 halaman

5. Scott Parker

Pelatih Bournemouth, Scott Parker. (Justin Setterfield/Pool via AP)

Serupa Marco Silva, Scott Parker berhasil membawa AFC Bournemouth promosi ke Premier League musim ini. Yang berbeda, AFC Bournemouth tidak memiliki dana sebanyak klub lainnya untuk belanja pemain.

Scott Parker harus berpikir ekstra keras supaya timnya mampu bermain bagus dan tidak kembali degradasi. Apalagi Parker yang menyebabkan Fulham terdegradasi pada 2021.

Jika Bournemouth hanya sekadar lewat, mungkin saja masa depan Parker tidak akan lama di Premier League. Dia harus siap-siap segera kirimkan CV miliknya ke klub lain.

 

7 dari 8 halaman

6. Bruno Lage

Sejak promosi ke Premier League 2018, Wolverhampton Wanderers tampil mengejutkan masuk peringkat tujuh besar. Saat terlempar dari 10 besar, Wolves menunjuk Bruno Lage untuk menanganinya.

Bruno berhasil membawa Wolves nangkring di posisi kesepuluh musim lalu. Untuk musim ini, dia masih akan mengandalkan striker Korea Selatan Hwang Hee-chan untuk membobol gawang lawan.

Di akhir musim ini, dia bisa saja mendapat kontrak baru hingga pekerjaan dari klub besar karena kesuksesannya bersama Wolves. Akan tetapi, dia terancam tidak mendapat perpanjangan kontrak jika Wolves terlempar dari 10 besar juga ada.

 

8 dari 8 halaman

7. Brendan Rodgers

Manajer Leicester City, Brendan Rodgers.(AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Brendan Rodgers datang ke Leicester City sejak 2019. Dia mampu membawa tim ini bangkit untuk masuk ke posisi lima besar karena sebelum Rodgers datang, Leicester berada di peringkat kesembilan.

Setelah selalu nangkring di posisi kelima dalam dua musim bersama Rodgers, klub mengalami performa jelek musim lalu. Mereka hanya mampu finish di posisi kedelapan di bawah West Ham United.

Banyak yang memprediksi Rodgers segera berpisah dengan Leicester City awal Premier League musim ini. Alasannya tentu saja jika Leicester tampil buruk di awal hingga pertengahan musim ini.

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait