Bola.com, Bangkalan - Pelatih Madura United, Fabio Lefundes, tak senang dengan wacana penggunaan sistem bubble dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023. Ia merasa gaung kompetisi bakal berkurang drastis karena kebijakan tersebut.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi melempar opsi untuk kembali menggunakan format kompetisi secara terpusat. Ini pernah dilakukan sebelumnya saat menggulirkan kompetisi musim lalu di tengah gelombang tinggi kasus COVID-19.
"Ketika saya tiba di Indonesia musim lalu, Liga 1 diadakan dengan sistem bubble. Jadi pengalaman itu sudah saya alami dan saya tidak menyukainya!Bermain dengan fans dan tanpa dukungan fans, itu tidak sama," katanya.
Walaupun masih berupa usulan, langkah tersebut merupakan pilihan yang paling realistis untuk saat ini. Belum tuntasnya transformasi sepakbola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan membuat sistem bubble yang paling pas.
Meski begitu, PT LIB berjanji sistem ini hanya akan berjalan hingga berakhirnya putaran pertama. Nantinya, Liga 1 bakal kembali menggunakan format kandang-tandang saat memasuki putaran kedua.
Tuntut Penyelesaian Tragedi Kanjuruhan
Pria asal Brasil tersebut menyebut ketidakpastian kompetisi akibat belum terselesaikannya Tragedi Kanjuruhan. Penanganan kasus yang terkesan lambat membuat kepentingan sepakbola Indonesia seolah tersandera.
"Tragedi itu telah terjadi dan itu buruk bagi keluarga yang kehilangan kerabatnya, bagi para pemain dan pelatih yang berada pada hari pertandingan, bagi para penggemar yang berada di stadion, dan buruk untuk sepak bola dan citra Indonesia," ungkapnya.
"Tetapi masalahnya, sudah hampir dua bulan dan sejauh ini mereka belum menemukan solusi. Mereka belum menemukan apa pun, akhirnya mereka ingin membuat keputusan menggunakan sistem bubble," tegas pelatih berusia 50 tahun tersebut.
Merugikan Sebagian Besar Klub
Mantan pelatih Jeonbuk Hyundai tersebut mengakui akan ada beberapa tim yang bakal merasa dirugikan dengan keputusan tersebut. Madura United jadi salah satu yang melihat keputusan itu bakal memberatkan mereka.
"Tentunya beberapa tim akan dirugikan dengan keputusan ini, terutama para suporter yang datang ke stadion untuk mendukung timnya. Madura United bermain dengan stadion penuh suporter di semua pertandingan kandang dan itu adalah pesta yang sangat indah," jelasnya.
"Kami juga bermain di Surabaya dan Jakarta dengan stadion penuh suporter dan itu merupakan pengalaman yang luar biasa," lanjut Lefundes.
Ikut Kata Presiden Madura United
Walaupun memprotes rencana PT LIB yang terkesan ingin memaksakan kompetisi, Lefundes mengaku tetap menghormati apapun keputusan akhir yang dibuat. Ia sadar, bila yang berwenang terkait hal ini bukanlah dirinya.
"Saya bukan manajer, saya hanya pelatih kepala. Tentu saya tidak suka sistem ini tapi saya akan menghormati keputusan presiden Madura United," ujarnya.
"Jika memang benar ini adalah keputusan akhir dan jika memang ini adalah cara terbaik untuk kembalinya BRI Liga 1 2022/23. Saya akan menghormatinya meskipun saya pasti tidak akan senang," tandas Lefundes.
Baca Juga
BRI Liga 1: Keterbatasan Venue, VAR Mobile Jadi Solusi agar Madura United Tetap Bisa Berkandang di SGB
4 Amunisi Mematikan Borneo FC untuk Mendepak Madura United di Championship Series BRI Liga 1: Terbukti Gacor saat Babak Reguler
Roller Coaster Madura United ke Championship Series: Presiden Klub Tersandung Kasus Korupsi hingga Sindrom Putaran Kedua