Jurus Ngeles Korea Selatan U-23 setelah Didepak Timnas Indonesia U-23: Kami Kalah karena Tak Bisa Panggil Pemain dari Eropa!

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 26 Apr 2024, 12:59 WIB
Bek Timnas Indonesia U-23, Justin Hubner berduel dengan pemain Korea Selatan U-23 pada perempat final Piala Asia U-23 2024. (PSSI).

Bola.com, Jakarta - Asisten pelatih Korea Selatan U-23, Myung Jae-yong, mengungkap salah satu alasan di balik kegagalan lolos ke semifinal Piala Asia U-23 2024. Korsel angkat koper setelah di luar dugaan takluk melalui adu penalti dengan Timnas Indonesia U-23 di perempat final Piala Asia U-23 2024, Doha, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB. 

Di atas kertas, Korea Selatan sangat diunggulkan pada laga ini. Mereka adalah salah satu kekuatan tradisional di Asia dan tampil apik sepanjang fase grup. 

Advertisement

Namun, siapa sangkat Korsel malah dipaksa bertekuk lutut dari Timnas Indonesia U-23. Mereka tersingkir setelah kalah dalam adu penalti dengan skor 10-11. 

Pertandingan harus dirampungkan dengan adu penalti karena hingga perpanjangan waktu skor masih 2-2. Adu penalti berjalan panjang dan dramatis. Bahkan, ada pemain yang harus dua kali maju sebagai algojo. 

Dalam adu tos-tosan tersebut Timnas Indonesia U-23 lebih beruntung dan bermental baja. Alhasil, Korsel terpaksa angkat koper dari Qatar. 

Apa alasan Korsel takluk dari tim debutan Timnas Indonesia U-23 di ajang bergengsi itu dan memupus impian tampil di Olimpiade dalam 10 edisi beruntun? 

 

2 dari 4 halaman

Tak Ada Pemain Elite

Pemain Timnas Indonesia U-23, Ilham Rio Fahmi (kiri) berebut bola dengan pemain Korea Selatan U-23, Kang Seong-jin pada laga perempatfinal Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB. (Dok. PSSI)

Sebelum turnamen bergulir, Korea Selatan U-23 memang kekuatannya tereduksi. Mereka tidak bisa memanggil pemain-pemain andalan yang merumput di Eropa. 

Pemain yang dimaksud antara lain Bae Jun-ho (Stoke City), Yang Hyun-jun (Celtic), dan Kim Ji-soo (Brentford). Mereka tidak bisa bergabung ke skuad Korsel U-23 karena tidak mendapat izin dari klub masing-masing. 

"Ini memang sulit karena pemain-pemain Eropa tidak bisa datang," ujar Myung, seperti dikutip dari media Korea Selatan, Chosun.

"Memang benar terasa sulit karena tidak ada pemain dari Eropa. Ya benar kami berjanji pemain Eropa akan bergabung dengan berbagai cara. Namun, mereka tidak bisa karena berbagai alasan," imbuh Myung. 

 

3 dari 4 halaman

Tidak Beruntung

Pemain Timnas Indonesia U-23, Pratama Arhan, berduel dengan gelandang Korea Selatan U-23, Kang Seong-jin di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB. (PSSI)

Myung tak lupa memberi selamat kepada Timnas Indonesia U-23. Namun, dia juga memuji semangat pantang menyerah para pemain Timnas Indonesia U-23. 

"Saya ingin memberi selamat kepada Indonesia atas kemenangan itu. Saya juga ingin menegaskan fakta para pemain kami tidak menyerah meskipun mengalami hal buruk seperti kartu merah dan lanjut bermain apik hingga menyamakan skor," ujar Myun. 

"Adu penalti adalah soal keberuntungan. Sayangnya, keberuntungan tidak datang kepada kami," imbuhnya. 

Di kompetisi ini, hanya peringkat tiga besar yang akan langsung melaju ke final Olimpiade. Tim peringkat keempat dapat bersaing di babak playoff dengan Guinea, tim peringkat keempat di Afrika, untuk melaju ke Olimpiade.

 

 

4 dari 4 halaman

Timnas Indonesia U-23 Sangat Layak Melaju

Pemain Timnas Indonesia U-23, Rafael Struick (kanan) melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Korea Selatan U-23 pada laga perempat final Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat (26/04/2024) WIB. (Dok. AFC)

Sementara itu, Timnas Indonesia U-23 sangat layak untuk memulangkan Korea Selatan dari Piala Asia U-23 2024. Skuad Garuda Muda menang lewat pertarungan mendebarkan, imbang 2-2 hingga extra time dan adu penalti 11-10.

Dalam laga yang digelar di di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB, Nathan Tjoe-A-On dkk. unggul dalam hal statistik melawan Lee Kang-hee dkk.

Skuad asuhan Shin Tae-yong menguasai ball possession 53 persen berbanding 47. Rafael Struick dkk. juga melepaskan 21 tembakan, lima di antaranya mengarah ke gawang.

Sementara Korsel, hanya ada 8 tembakan dan dua on target. Dua shot on target itu berbuah gol.

Dari segi passing, pemain Indonesia unggul dengan persentase 81 berbanding 79. 

Kelemahan Indonesia ketika melawan Korsel kali ini adalah dari sisi kanan. Korsel memiliki 7 sepak pojok, sementara Indonesia 6.

Statistik ini menunjukkan Timnas Indonesia U-23 sangat layak lolos ke semifinal, meski harus melewati perjuangan sampai adu penalti dengan penendang ke-11.

Sumber: Chosun 

 

Berita Terkait