Bola.com, Jakarta - Atlet Indonesia, Tiwa, mengaku seperti bermimpi bisa meraih medali perunggu nomor tolak peluru F20 Asian Para Games 2018, Senin (8/10/2018). Medali emas pada nomor ini juga disabet atlet Indonesia, Suparniyati.
Pada final tolak peluru F20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Senin (8/10/2018), hanya empat atlet yang bertanding. Tiga atlet asal Indonesia, yaitu Suparniyati, Tiwa, dan Rica Oktavia, serta atlet Jepang, Hiromi Nakada.
Baca Juga
Mengulas Lini Serang Timnas Indonesia saat Bungkam Myanmar di Piala AFF 2024: Monoton di Awal, Mulai Variatif di Babak Kedua
Kalahkan Myanmar di Yangon, Timnas Indonesia Tambah Rekor Positif di Laga Perdana Piala AFF
3 Pemain Timnas Indonesia yang Tampil Gemilang saat Tumbangkan Myanmar di Piala AFF 2024: Pengalaman Berbicara
Advertisement
Tiwa dan Rica memang bertugas mendampingi Suparniyati agar nomor tolak peluru bisa dipertandingkan. Ada syarat minimal empat atlet dari dua negara yang ikut serta.
"Masih terasa seperti mimpi, terutama karena ini event Asia. Saya mendapatkan medali ini rasanya seperti mimpi. Ini hadiah untuk saya," ujar Tiwa, selesai lompa.
Tolakan terbaik yang dilakukan Tiwa di Asian Para Games 2018 ini adalah 6,44 meter, jauh di belakang Suparniyati yang mencatatkan 10,75 meter. Tiwa sangat antusias bisa ikut di nomor tolak peluru yang disebutnya sangat berat.
"Saya sebenarnya pelari, bukan atlet tolak peluru. Namun, memang mendampingi kakak Suparniyati agar bisa bertanding. Namun, ini jadi pengalaman luar biasa. Rasanya semangat bisa membawa pulang medali ke Riau," ujarnya bersemangat.
Tiwa masih berharap bisa meraih medali lagi di nomor andalannya lari 400 meter. Namun, ia juga mengakui akan ada persaingan ketat di nomor andalannya itu. Medali perunggu dari nomor tolak peluru jadi motivasi agar bisa meraih medali lagi dari nomor lari dan mempersembahkannya kepada kakak yang berjasa dalam hidupnya.
"Medali perunggu Asian Para Games 2018 ini saya persembahkan kepada kakak saya, karena memang hanya dia yang saya miliki setelah orang tua saya meninggal waktu saya kecil. Dia yang menjaga saya hingga bisa seperti ini," ujar Tiwa.