Sukses


Virus Corona Melahirkan Fenomena Coronafobia

Bola.com, Jakarta - Keberadaan virus Corona yang kini sudah berstatus pandemi dibarengi dengan maraknya informasi seputar virus bernama lain SARS-CoV-2 ini. Ada yang benar, tetapi ada pula yang dianggap informasi menyesatkan atau keliru.

Publik harus pintar-pintar alias selektif dalam menyaring informasi. Namun, derasnya arus informasi, tak jarang membingungkan seseorang

Dalam pandemi virus Corona seperti sekarang, terpaan informasi yang tak terkonfirmasi berpotensi menyesatkan. Imbasnya, bisa meresahkan, membuat gelisah hingga menjadikan seseorang panik.

Penyebaran virus Corona yang telah bersifat global, memicu keresahan dan kepanikan.

Kurangnya pengetahuan perihal virus Corona juga menyebabkan hal lain, semisal aksi panic buying hingga penimbunan barang-barang tertentu, terutama di daerah yang memberlakukan karantina hingga lockdown.

Situasi kepanikan ini lantas memunculkan istilah "Coronafobia". Coronafobia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap penyebaran Virus Corona.

Lantas bagaimana agar kekhawatiran tersebut tidak menjadi sesuatu yang irasional, seperti halnya Coronafobia?

Michael Tobin, psikolog dari Israel, orang-orang mengalami situasi yang dinilai sebagai panik ekstrem. Hanya, kepanikan tersebut tak sepenuhnya timbul akibat penyebaran virus Corona yang sudah global, melainkan lebih karena kekhawatiran terhadap hal yang tidak diketahui.

2 dari 2 halaman

Mengatasi Coronafobia

David A. Clark, seorang Profesor Emeritus Departemen Psikologi, University of New Brunswick, mengungkapkan ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Coronafobia.

Yang pertama, ikuti saran pakar kesehatan. Semisal, mengadopsi cara-cara menjaga daya tahan tubuh. Hindari melakukan hal-hal yang di luar dari yang disarankan agar tak terus-menerus merasa cemas atau takut.

Lalu, sebaiknya membatasi diri dalam mengonsumsi berita-berita perihal Corona. Ada baiknya jangan terus-menerus mencari berita terkini perihal virus yang ditengarai berasal dari Wuhan, China ini.

Kalaupun ingin mengetahui perkembangan terkini tentang pandemi virus Corona, usahakan mendapatkan informasi tersebut melalui sumber tepercaya.

Selanjutnya, hindari kebiasaan mencuci tangan yang kompulsif. Ikuti aturan yang berlaku. Jika mendapati diri selalu mencuci tangan sampai Anda merasa benar-benar terlindungi, ini sebuah tanda membutuhkan terapi perilaku kognitif (OCD).

Selanjutnya, normalisasi hidup Anda. Jangan biarkan ketakutan merusak kehidupan normal Anda. Saat berita-berita perihal virus Corona terus menerpa, jaga nalar dan tanggung jawab, dan selalu ukur ketakutan yang dirasakan.

 

Sumber Asli: Psychology Today

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Herfianto, Editor: Aditya Eka Prawira. Published: 19/3/2020)

Video Populer

Foto Populer