Sukses


Pengertian Konstipasi, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Bola.com, Jakarta - Kata 'konstipasi' mungkin sudah tidak asing bagi Anda. Konstipasi kerap dikenal pula sebagai sembelit. Gangguan kesehatan satu ini cukup banyak dialami. 

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sembelit ialah sukar atau tidak dapat buang air besar karena terdapat kotoran keras dalam usus.

 

Pengetahuan perihal konstipasi perlu diketahui sehingga Anda memiliki informasi benar tentangnya. Dengan begitu, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan maupun penanganan dengan tepat.

Berikut pengertian konstipasi, penyebab, gejala, penanganan hingga tindakan pencegahannya, yang perlu diketahui, disadur dari Klikdokter, Kamis (30/6/2022).

2 dari 4 halaman

Pengertian dan Penyebab Konstipasi

Pengertian Konstipasi

Konstipasi merupakan kondisi di mana buang air besar terjadi kurang dari tiga kali dalam satu minggu.

Kendati konstipasi yang tidak menetap cukup sering terjadi, beberapa individu dapat mengalami konstipasi yang kronis atau berkepanjangan. Hal ini dapat menyebabkan mengejan yang berlebih saat buang air besar, serta beberapa tanda dan gejala lainnya

Penyebab Konstipasi

Konstipasi paling sering terjadi apabila kotoran atau feses bergerak sangat lambat di saluran cerna atau tidak dapat dievakuasi secara efektif dari rektum, yang menyebabkan feses menjadi keras dan kering.

Konstipasi kronis memiliki beberapa kemungkinan penyebab, di antaranya:

  • Sumbatan pada usus besar atau rektum. Terdapatnya sumbatan pada usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan gerakan feses.
  • Gangguan persarafan di sekitar usus besar dan rektum. Kelainan neurologis dapat memengaruhi persarafan yang menyebabkan kontraksi otot pada usus besar dan gerakan feses melalui usus. Hal ini dapat disebabkan oleh stroke, cedera saraf tulang belakang, dan beberapa kelainan neurologis lainnya.
  • Gangguan pada otot yang terlibat dalam buang air besar. Gangguan pada otot dasar panggul yang berperan pada gerakan usus dapat menyebabkan konstipasi kronis.
  • Kondisi yang memengaruhi hormon di dalam tubuh. Hormon membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Penyakit dan kondisi yang mengganggu keseimbangan hormon dapat menyebabkan konstipasi, termasuk diabetes, hiperparatiroidisme, dan hipotiroidisme.

Beberapa faktor dikaitkan dengan peningkatan risiko konstipasi kronis, termasuk:

  • Usia yang lebih tua
  • Jenis kelamin wanita
  • Mengalami dehidrasi
  • Mengonsumsi diet yang rendah serat
  • Aktivitas fisik yang terbatas atau tidak sama sekali
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti sedatif, narkotika, dan sebagainya
3 dari 4 halaman

Gejala dan Penanganan Konstipasi

Gejala Konstipasi

Tanda dan gejala dari konstipasi kronis yang umum dikeluhkan, antara lain:

  • Frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam satu minggu.
  • Feses yang keras.
  • Mengejan saat buang air besar.
  • Merasa adanya hambatan di rektum yang mempersulit buang air besar.
  • Merasa tidak dapat mengosongkan kotoran dari rektum.
  • Membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum, seperti menggunakan tangan untuk menekan abdomen atau menggunakan jari untuk mengeluarkan feses dari rektum.

Konstipasi dapat dianggap sebagai konstipasi kronis apabila seseorang mengalami dua atau lebih dari gejala di atas selama setidaknya tiga bulan terakhir.

Penanganan Konstipasi

Penanganan pada konstipasi kronis umumnya dimulai dari perubahan diet dan gaya hidup yang ditujukan untuk meningkatkan kecepatan pergerakan feses melalui usus. Bila hal tersebut tidak menunjukkan adanya perbaikan, dokter dapat meresepkan pengobatan atau menyarankan tindakan operasi.

Dokter dapat merekomendasikan beberapa perubahan gaya hidup berikut untuk membantu mengatasi konstipasi:

  • Meningkatkan konsumsi serat. Menambahkan serat pada diet dapat meningkatkan massa dari feses dan mempercepat perjalanannya melalui usus. Tingkatkan konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, roti, dan sereal yang kaya serat.
  • Melakukan aktivitas fisik secara rutin. Aktivitas fisik dapat meningkatkan aktivitas otot pada usus bila dilakukan secara rutin.
  • Hindari menahan buang air besar. Alokasikan waktu untuk melakukan buang air besar tanpa gangguan dan tanpa merasa terburu-buru.
  • Melatih otot dasar panggul. Melakukan latihan otot dasar panggul bersama terapis yang terlatih dapat membantu proses buang air besar.
4 dari 4 halaman

Pencegahan Konstipasi

Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konstipasi kronis, termasuk:

  • Mengonsumsi diet yang mencakup makanan kaya serat, seperti kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, sereal, dan sebagainya.
  • Mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup.
  • Memastikan tubuh tetap aktif dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin.
  • Melakukan manajemen stres yang baik.
  • Tidak menahan buang air besar. Mencoba mengatur jadwal buang air besar secara rutin.
  • Memastikan bahwa anak yang sudah mengonsumsi makanan padat mendapatkan serat yang cukup dalam diet sehari-hari.

 

Disadur dari: Klikdokter.com

Dapatkan artikel edukasi dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer