Saddil Ramdani Bangkit di Tengah Tekanan Publik

Bola.com, Cikarang - Saddil Ramdani meluapkan kegembiraan setelah membobol gawang Thailand pada laga uji coba Timnas Indonesia U-19, Minggu (8/10/2017) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.

Gol tersebut berarti besar buat penyerang Persela Lamongan itu. Selain jadi gol perdananya untuk skuat Timnas U-19 era Indra Sjafri, Saddil memberikan bukti bahwa ia masih bisa berprestasi dan tampil apik.

Seperti diketahui, Saddil Ramdani menjadi bahan ejekan atau bully netizen akibat dua peristiwa. Pertama saat ia mendapat kartu merah pada semifinal Piala AFF U-18 2017. Netizen langsung berkomentar pedas di media sosial. Saddil dianggap sebagai biang kerok kekalahan Timnas U-19 dari Thailand.

Peristiwa kedua, Saddil gagal mengeksekusi tendangan penalti saat Timnas U-19 melawan Kamboja pada uji coba Rabu (4/10/2017) di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.

Akibatnya, Saddil menjadi public enemy. Tak hanya komentar di media sosial, Saddil juga menjadi bahan meme-meme, baik yang bernada lucu maupun sindiran.

Semua orang dengan mudah mencaci maki, tanpa memikirkan perasaan Saddil, yang mungkin saja tersakiti. Ia bahkan mengunci kolom komentar pada akun Instagram, yang pastinya akan banjir dengan komentar 'julid' alias terlalu pedas.

Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, juga berbicara soal tekanan publik pada Saddil. Komentar pedas cenderung tidak fair karena setiap pemain bisa saja membuat kesalahan.

Memang, pada era sekarang, menjadi pesepak bola harus kuat mental, terutama saat bertarung pada ajang-ajang bergengsi. Salah sedikit saja, hujatan langsung berdatangan. 

"Mulai dari Piala AFF, semua tahu Saddil mendapatkan tekanan dari sebagian masyarakat yang kecewa dengan kartu merahnya dan penalti yang tidak masuk. Tapi saya tidak menyerah soal itu dan saya selalu yakin ia akan bangkit," kata Indra.

Indra menilai, Saddil Ramdani yang baru bergabung dengan tim setelah SEA Games 2017, membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Setelah mencetak gol, Indra yakin Saddil bisa terus berkembang.