Sukses


    Kata Pelatih Barito Putera soal Keroposnya Lini Belakang

    Bola.com, Banjarmasin - Barito Putera termasuk salah satu tim yang produktif dalam urusan mencetak gol hingga gelaran Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo diputar. Di sisi lain, mereka juga tim yang paling keropos.

    Hingga pekan ke-8 TSC 2016, Barito sudah memasukkan 13 gol. Torehan itu lebih baik dibanding tim yang saat ini berada di posisi lima besar, pemuncak klasemen sementara Arema Cronus (11 gol), Sriwijaya FC yang berada di urutan kedua (12), Persipura Jayapura di posisi ketiga (11) maupun Madura United (8), dan Mitra Kukar (11).

    Kendati produktif, jumlah kebobolan tim besutan Mundari Karya itu saat ini yang terbanyak (15 gol), atau minus dua gol. Barito sendiri baru mengemas dua kemenangan, dua kali seri, dan empat kali kalah. Sehingga produktivitas Barito tidak mampu mengerek posisi mereka ke papan atas klasemen sementara karena baru mengemas 8 poin.

    Catatan ini memang sebuah ironi bagi Barito. Maklum, selain produktif, mereka juga menempatkan strikernya Luis Junior menjadi top skorer sementara TSC 2016 dengan koleksi tujuh gol, unggul dua gol dengan striker Madura United, Pablo Rodriguez Aracil yang mengemas 5 gol.

    Menyikapi kelebihan dan kekurangan timnya itu, sang pelatih Mundari Karya tetap tenang. Pelatih yang pernah menangani Petrokimia Gresik dan mantan asitek Timnas U-14 itu bahkan menegaskan bahwa dirinya tidak berniat mengubah sistem permainan timnya yang menggunakan pertahanan sejajar.

    “Memang penuh risiko, tapi saya tidak akan mengubahnya. Kami harus belajar model pertahanan seperti ini karena jika sudah terbiasa, cara bertahan seperti ini sebetulnya cukup bagus,” ujar Mundari.

    Mundari sendiri menilai, persoalan yang harus diperbaiki adalah pemahaman antara pemain belakang serta komunikasi di antara mereka. Ia optimistis, jika kedua hal itu sudah dimiliki timnya, permainan Barito diyakini bakal lebih baik. Bahkan meski nantinya menggunakan formasi 3-5-2, Mundari tetap menggunakan pertahanan sejajar.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi saya, tapi bukan berarti saya akan kembali menggunakan satu libero seperti sepak bola zaman dulu. Saya tidak mau, bukan karena kuno, tapi cara bertahan seperti ini banyak kelemahannya dibanding pemain belakang sejajar. Kalau sekarang belum membaik, saya yakin setelah diperbaiki akan semakin bagus,” tuturnya.

     

     

    Video Populer

    Foto Populer