Manchester United Perangi Rasialisme di Liga Inggris, Ole Gunnar Solskjaer Minta Pelaku Dibuat Kapok

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 02 Feb 2021, 13:45 WIB
Manajer Manchester United (MU) Ole Gunnar Solskjaer dalam laga kontra Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris di Anfield, Minggu (17/1/2021). (Michael Regan/Pool via AP)

Bola.com, Jakarta - Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer bereaksi keras setelah pemainnya menjadi korban rasialisme di media sosial.

Pelecehan di media sosial telah menjadi sorotan selama seminggu terakhir. Polisi West Midlands menangkap seorang pria berusia 49 tahun karena dicurigai melakukan pelecehan rasial terhadap pemain West Brom, Romaine Sawyers.

Advertisement

Bek Chelsea, Reece James, juga menjadi korban. Duo Manchester United, Anthony Martial dan Axel Tuanzebe, juga tak luput menjadi korban rasialisme.

Solskjaer tidak bisa menoleransi tindakan rasialisme di sepak bola.

"Saya tidak melakukannya, ini hanya masalah pesepak bola atau orang terkenal. Tentu saja itu disorot. Dalam arti tertentu, ada baiknya kita membicarakannya, menyorotnya lagi, tapi itu perilaku yang tidak dapat diterima," katanya.

"Itu terjadi di seluruh masyarakat dan tentu saja kami bekerja dengan pihak berwenang dan itu harus dihentikan," kata legenda Manchester United itu.

Video

2 dari 3 halaman

Kasus Marcus Rashford

Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, melakukan selebrasi bersama Bruno Fernandes usai mencetak gol ke gawang RB Leipzig pada laga Liga Champions di Stadion Old Trafford, Kamis (29/10/2020). MU menang dengan skor 5-0. (AP/Dave Thompson)

Kepolisian Manchester (GMP) telah meluncurkan penyelidikan setelah menerima laporan penyalahgunaan media sosial yang ditujukan kepada para pemain Manchester United dalam seminggu terakhir. Marcus Rashford adalah pemain terbaru yang mengalami pelecehan rasial, termasuk kepada Axel Tuanzebe dan Anthony Martial.

"Sejumlah komentar rasial telah dilaporkan kepada kami dan kami berhubungan dengan mereka yang terlibat untuk memberikan dukungan dan kami akan menyelidiki kejahatan ini secara menyeluruh," kata pernyataan GMP.

"Tidak ada yang boleh menjadi sasaran pelecehan seperti itu dan itu sangat mengecewakan tidak hanya bagi mereka yang menderita, tetapi juga bagi semua orang yang menemukan bahasa yang mengerikan ini," tulisnya lagi.

Melalui akun Twitter prribadi Marcus Rashford, pemain berusia 23 tahun itu menganggap bahwa perilaku pelecehan rasial kepadanya sebagai sikap 'kemanusiaan dan media sosial yang paling buruk'.

3 dari 3 halaman

Sikap Rashford

Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Wolverhampton Wanderers pada laga Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Selasa (29/12/2020). Gol semata wayang Rashford menjadi penentu kemenangan Setan Merah atas Wolves. (Michael Regan, Pool via AP)

Marcus Rashford menolak untuk memberi tahu siapa pelaku dan pesan pelecehan rasialisme seperti apa yang diterimanya. Anggota Timnas Inggris itu juga memilih menanggapinya dengan kepala dingin.

"Kemanusiaan dan media sosial paling buruk. Ya, saya orang kulit hitam dan saya hidup. Setiap hari, saya bangga dengan diri saya. Tidak akan ada komentar yang membuat saya berbeda dari diri saya," tulis Marcus Rashford, Minggu (31/1/2021) pagi WIB.

"Maaf, jika Anda mencari reaksi keras dari saya, Anda tidak akan mendapatkannya di sini."

"Saya tidak akan membagikan tangkapan layar. Saya memiliki anak-anak cantik dan semua warna kulitnya mengikuti saya dan mereka tidak perlu membacanya. Warna-warna yang indah seharusnya dirayakan," jelas Marcus Rashford.

Berita Terkait