Sukses


Fenomena Tim Besar yang Kini Jadi Penghuni Zona Degradasi BRI Liga 1

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2023/2024 sudah berjalan tujuh pertandingan. Banyak hal tak terduga muncul. Yang paling mencolok, zona degradasi kini dihuni oleh tim dengan nama besar.

Tiga tim yang menghuni zona merah adalah tim-tim kuat seperti Persib Bandung, Bhayangkara FC dan Arema FC. Padahal, musim lalu ketiganya bersaing di papan atas BRI Liga 1, dan dari materi pemain, ketiga tim itu punya nama besar.

Lantas apa yang membuat mereka justru bersaing lepas dari zona degradasi?

Tiga klub itu punya persoalan yang berbeda. Persib dengan materi pemain mahalnya tak bisa tampil garang. Pelatih Luis Milla mundur setelah tiga laga awal gagal mempersembahkan kemenangan.

Sedangkan Bhayangkara FC , seperti kehilangan ruh permainan. Padahal materi pemain mereka tak banyak berubah. Sepertinya mereka kehilangan sosok penyerang subur Alex Martins yang hengkang ke Dewa United. Sementara rekrutan barunya belum memberikan kontribusi besar.

Untuk Arema FC, persoalan yang dihadapi lebih lengkap. Jadi tim musafir plus perombakan pemain disinyalir jadi faktor utama. Ini yang membuat tim berjuluk Singo Edan itu sulit meraih kemenangan perdana.

Lebih lanjut, berikut rentetan persoalan yang dihadapi ketiga klub besar yang sedang bersaing lepas dari zona degradasi BRI Liga 1 2023/2024.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Persib Lambat Persiapan

Tim berjulukan Maung Bandung ini digadang sebagai kandidat kuat juara di awal musim. Maklum, mereka punya skuat dengan nilai pasar tertinggi di Liga 1. Dari data transfermarkt, Persib punya asset pemain dengan nilai 103 miliar rupiah.

Hal itu wajar, lantaran banyak pemain dengan nama besar di sana. Seperti tiga naturalisasi, Victor Igbonedo, Marc Klok, Ezra Wallian. Lalu deretan pemain asing papan atas seperti Ciro Alves, David da Silva, Nick Kuipers dan lainnya.

Kabarnya, faktor persiapan yang mepet jadi salah satu masalah awal. Persib mulai latihan kurang dari satu bulan sebelum kompetisi. Meski minim perubahan materi pemain, tapi faktor adaptasi pemain asing baru sepertinya agak terlupakan.

Itu sebabnya, pemain asing baru Persib Alberto Rodriguez, Levy Madinda dan Tyronne del Pino kurang greget. Bahkan Tyronne baru tampil satu laga dan mengalami cedera lumayan parah. Sampai saat ini, gelandang serang asal Spanyol itu belum bisa bermain lagi.

Tak cukup sampai disitu, pelatih Luis Milla mundur setelah 3 laga berjalan tanpa kemenangan. Kini, Persib menunjuk Bojan Hodak sebagai penggantinya. Dari dua laga pertama, Bojan hanya bisa meraih satu poin. Artinya, belum ada efek instan dari pergantian pelatih. Karena Maung Bandung masih dalam tahap adaptasi dengan mantan pelatih PSM tersebut.  

 

3 dari 5 halaman

Bhayangkara Kehilangan Pemain Kunci

Musim lalu, Bhayangkara mengalami masalah yang sama. Permainan tak konsisten dan berada di papan bawah. Penyebabnya, beberapa pemain kunci memilih hengkang. Dan itu terulang kembali musim ini. Mereka kehilangan striker tajam Alex Martins.

Padahal musim lalu, penyerang asal Brasil itu jadi salah satu kunci kebangkitan Bhayangkara di putaran kedua. Dia mencetak 11 gol dari 14 pertandingan. Imbasnya, Bhayangkara kini jadi tim dengan produktifitas gol paling rendah.

The Guardian, julukan Bhayangkara baru mencetak 6 gol. Sebenarnya, separuh gol tersebut diciptakan striker baru Crislan Henrique. Tapi pemain lain seperti Matias Mier yang gacor musim lalu saat ini seperti kehilangan tandem. Dia baru mencetak 1 gol dan 2 assist. Jika melihat pengalaman musim lalu, mereka baru tancap gas di putaran kedua.

 

4 dari 5 halaman

Arema FC Hadapi Persoalan Kompleks

Dibandingkan dengan tim papan bawah lainnya, persoalan yang dihadapi Arema paling komplit. Jadi tim musafir membuat Dendi Santoso dkk banyak melakukan traveling. Meski berhomebase di Bali, Singo Edan masih beberapa kali menggelar latihan di Malang. Tujuannya tentu untuk penghematan biaya operasional. Kelelahan tentu jadi masalah cukup serius.

Selain itu, Arema banyak membongkar skuatnya. Lebih dari separuh pemain baru yang didatangkan. Sedangkan pemain asing baru bergabung mendekati kompetisi. Bahkan ada yang direkrut ketika Liga 1 sudah bergulir.

Padahal Arema jadi tim yang paling awal menggelar latihan. Namun hal itu terasa sia-sia karena pemain asing yang diharapkan bisa mendongkrak permainan tim masih dalam proses adaptasi. Yang terlihat baru permainan individu. Sedangkan kolektifitas di lapangan masih belum konsisten.

Sementara barisan pemain lokal. Ada beberapa nama yang berasal dari kasta kedua. Seperti Samsudin, Hamdi Sula, Flabio Soares dan Dicky Agung. Kontribusi mereka belum banyak terlihat. Ini yang menjadi sebuah tanda tanya. Apakah Arema memang melakukan pengiritan budget untuk rekrutmen pemain lokal.

Efek dari performa buruk sejak awal musim, Singo Edan sudah mencopot duet pelatih I Putu Gede dan Joko Susilo. Tinggal menunggu waktu siapa pelatih baru yang ada datang.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 2023/2024

Video Populer

Foto Populer