Sukses


Sumpah Pemuda, Kemenpora Beri Penghargaan 42 Sosok Inspiratif

Bola.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemempora) memberikan penghargaan kepada 42 pemuda-pemudi pada rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89, Jumat (27/10/2017). Pemuda-pemudi tersebut dinilai mampu menginspirasi melalui prestasi dan karya mereka.

Yang menarik, penghargaan juga diberikan kepada pemuda penyandang disabilitas, salah satunya Stepahy Handojo. Dia merupakan penyandang down syndrome yang berprestasi di ajang olaharaga. 

Selain pemberian penghargaan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, juga melakukan napak tilas pembacaan kembali Ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar tersebut dibaca bersama para pemuda yang berada di sembilan lokasi terpisah, baik dalam dan luar negeri. 

Seperti dilansir situs Kemenpora, para Pemuda yang mengikuti pembacaan ikrar tersebut berasal dari sembilan kegiatan unggulan bidang kepemudaan, yakni Pemuda Magang di Turki, Pemuda Lintas Agama di Merauke (Papua), Peserta Kirab Pemuda di Kota Padang Panjang (Sumatra Barat), Peserta Kirab Pemuda di Ternate (Maluku Utara), Peserta Pemuda Tani di Bulukumba (Sulawesi Selatan), Pemuda Manufaktur di Sleman (Yogyakarta), Pemuda Anti Narkoba di Tangerang (Banten), Pemuda Mandiri Membangun Desa di Mojokerto (Jawa Timur), dan Pemuda Pelopor di Lokasi Pemberian Penghargaan Kota Layak Pemuda di Padang (Sumatra Barat).

“Kemajuan teknologi hari ini memungkinkan kita untuk melakukan kembali pembacaan ikrar ini secara bersama-sama, dengan menggunakan video conference yang menguatkan sekaligus membuktikan bahwa meski kita berbeda, meski kita jauh terpisah dari timur hingga barat dan utara selatan, di dalam dan luar negeri, namun jiwa kita masih sama, Indonesia," kata Menpora saat memimpin pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda di Kantor Kemenpora. 

"Kita akan terus menyerukan dan menggelorakan semangat berani bersatu terutama di kalangan anak muda,” sambung Imam Nahrawi.

Namun, Menpora juga menyoroti fenomena yang terjadi belakangan ini, di mana dengan berbagai kemudahan teknologi justru membuat orang lebih sering berselisih paham, mudah memvonis orang, mudah terpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, maupun menebar fitnah dan kebencian.

“Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahmi dan berinteraksi sosial. Sebetulnya, tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik,” jelas Menpora.

 

Video Populer

Foto Populer