Fenomena Aneh Kemenangan 3-0 yang Tak Berarti di Pentas Liga Champions

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Mei 2019, 20:20 WIB
Manajer, Mauricio Pochettino dan pemain Tottenham Hotspur merayakan kemenangan tim mereka atas Ajax Amsterdam pada akhir laga kedua semifinal Liga Champions 2018/19 di Stadion Johan Cruyff, Rabu (8/5). Tottenham melaju ke Final Liga Champions usai mengalahkan Ajax 3-2. (Olaf Kraak / ANP / AFP)

Jakarta - Beberapa musim terakhir Liga Champions menunjukkan keunggulan tiga gol tidak lagi berarti banyak. Tottenham Hotspur dan Liverpool jadi dua tim teranyar yang memperkuat fenomena tersebut.

Sebelumnya tim hampir dipastikan melangkah ke babak berikut jika memimpin tiga gol. Banyak faktor memainkan peran. Mulai kedisiplinan tim dalam menjaga supremasi hingga rendahnya motivasi lawan yang tertinggal.

Advertisement

Namun Liga Champions menghadirkan tren baru. Tottenham dalam kedudukan 0-3 ketika Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech merobek gawang Hugo Lloris di Johan Cruyff Arena, Kamis (9/5/2019) dini hari WIB, setelah sebelumnya tumbang 0-1 di pertandingan pertama.

Namun, hattrick Lucas Moura membantu Tottenham berjaya dan unggul agregat gol tandang. "Kami tidak pernah menyerah. Semangat itu penting. Taktik atau perubahan gaya bermain tidak berperan sama sekali," kata manajer Tottenham Mauricio Pochettino, dilansir Guardian.

Sehari sebelumnya, Liverpool menghancurkan Barcelona 4-0 untuk membalikkan keadaan usai menyerah 0-3 pada pertemuan pembuka. Berbekal comeback tersebut, Tottenham dan Liverpool kini memperebutkan trofi Liga Champions di Wanda Metropolitano pada 1 Juni mendatang.

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

2 dari 3 halaman

Fenomena Baru

Bek AS Roma, Kostas Manolas, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Barcelona pada laga leg kedua perempat final Liga Champions, di Stadion Olimpico, Selasa (10/4/2018). AS Roma menang 3-0 atas Barcelona. (AFP/Lluis Gene)

Kemampuan tim membalikkan defisit tiga gol atau lebih di Liga Champions sudah terlihat dalam beberapa kampanye terakhir. Tumbang 1-4 dari Barcelona di leg pertama, AS Roma lalu berjaya 3-0 untuk mencapai semifinal 2017/2018.

Pada 2016/2017, giliran Barcelona yang dalam posisi buruk karena dibungkam Paris Saint-Germain 0-4 di pertandingan pertama. Namun, Lionel Messi dan kawan-kawan melaju usai menang 6-1 di partai kedua.

3 dari 3 halaman

Rekor Comeback

Para pemain Barcelona meninggalkan lapangan setelah kalah atas Liverpool pada akhir laga kedua semifinal Liga Champions 2018/19 di Anfield, Selasa (7/5/2019). Barcelona menelan kekalahan mengejutkan ketika melawat ke markas Liverpool dengan skor 0-4 (agregat 3-4). (AP/Dave Thompson)

Liga Champions musim ini juga memecahkan rekor dalam comeback. Tercatat enam tim yang tumbang pada laga pertama mampu membalikkan kedudukan di duel kedua untuk memesan tempat di putaran selanjutnya.

Selain Liverpool dan Tottenham pada semifinal, Ajax (vs Real Madrid), Juventus (vs Atletico Madrid), Manchester United (vs Paris-Saint Germain), FC Porto (vs AS Roma) melakukannya di 16 besar.

Berita Terkait