Sinyal Bahaya Barito Putera di Shopee Liga 1 2019

oleh Gatot Susetyo diperbarui 28 Jun 2019, 07:45 WIB
Striker Barito Putra, Rafael Silva, berusaha melewati kepungan pemain Bhayangkara FC pada laga Liga 1 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Selasa (29/5). Bhayangkara menang 4-2 atas Barito. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Banjarmasin - Seluruh elemen di Barito Putera harus merapatkan barisan untuk bangkit pada Shopee Liga 1 2019. Saat ini, Barito berada di posisi juru kunci klasemen.

Proses dan kasus yang terjadi musim ini hampir mirip pengalaman tiga tahun lalu. Keterpurukan Barito Putera selalu diawali dengan pergantian pelatih.

Advertisement

Di Shopee Liga 1 2019 Jacksen F. Tiago mundur dan digantikan Yunan Helmi. Di TSC 2016, Yunan Helmi pula yang ditunjuk manajemen untuk menduduki kursi panas yang ditinggalkan Mundari Karya.

Saat pergantian nakhoda pada dua kompetisi itu, posisi eks klub Galatama yang didirikan almarhum HA Sulaiman HB pada 1988 itu sebagai juru kunci di daftar klasemen sementara.

Di klasemen akhir, Barito Putera bertengger di peringkat 16 alias terdegradasi. Namun, di TSC 2016, klub yang dimanajeri Hasnuryadi Sulaiman itu tak perlu turun kasta.

Pasalnya, TSC 2016 bukan kompetisi resmi karena hanya untuk mengisi kevakuman kompetisi akibat PSSI disanksi FIFA. Sehingga aturan promosi degradasi tak berlaku.

Jika Barito Putera tak serius berbenah di Shopee Liga 2019, mereka terancam terdegradasi ke Liga 2. 

Namun, Barito Putera bisa sedikit lega karena pergantian pelatih musim ini terjadi pada awal musim. Mereka masih memiliki banyak pertandingan akan dimenangkan untuk memperbaiki posisi di klasemen.

Kondisi jauh berbeda dengan TSC 2016. Ketika itu, Mundari Karya lengser pada pekan ke-22, sehingga Yunan Helmi tak bisa berbuat banyak, karena dia hanya punya 12 sisa pertandingan bersama Barito Putera hingga akhir TSC 2016.

2 dari 2 halaman

3 Laga Krusial

Asisten pelatih Timnas Indonesia U-22, Yunan Helmi, memberikan instruksi saat latihan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Selasa (8/1). Latihan ini merupakan persiapan jelang Piala AFF U-22. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tantangan dan tugas berat langsung dihadapi Yunan Helmi. Pada laga terdekat, legenda hidup Laskar Antasari itu harus memimpin Barito Putera melawan PSIS Semarang di Stadion Moch. Soebroto Magelang, Minggu (30/6/2019).

Berikutnya, pada 5 Juli 2019, Yunan Helmi akan memboyong pasukannya ke Stadion Sumpah Pemuda Lampung untuk menantang Perseru Badak Lampung FC. 

Ujian terberat adalah duel menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 9 Juli 2019. Ketiga calon lawan tersebut saat ini menghuni papan tengah klasemen sementara Shopee Liga 1 2019. 

Apalagi tren ketiga calon lawan sedang menanjak. Terutama Badak Lampung FC dan Persebaya, yang pada pekan kelima, menang di laga tandang. Badak Lampung merebut poin Semen Padang, sedangkan Persebaya mempermalukan Borneo FC masing-masing dengan skor 1-2. 

"Ya, tugas berat yang saya harus hadapi. Tapi, seberat apa pun harus dijalani, karena jadwal Barito Putera memang sudah ditetapkan seperti itu. Ini saya anggap takdir yang sudah diatur Tuhan untuk saya," kata Yunan Helmi. 

Berita Terkait