Persebaya Desak PSSI Gelar Rapat Darurat dengan Klub Bahas Masa Depan Shopee Liga 1 2020

oleh Ario Yosia diperbarui 24 Mar 2020, 09:15 WIB
Pemain Persebaya Surabaya merayakan gol yang dicetak Oktafianus Fernando ke gawang Bhayangkara FC pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Sabtu (31/8). Persebaya menang 2-0 atas Bhayangkara. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Jakarta - Manajemen Persebaya Surabaya berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) segera menggelar rapat darurat (emergency meeting). Hal itu untuk menyikapi penghentian kompetisi Shopee Liga 1 2020 tanpa batas waktu yang ditentukan.

Menurut Sekretaris Persebaya, Ram Surahman, pertemuan tersebut harus segera dilakukan agar klub bisa mengambil langkah strategis. Terutama berkaitan dengan kontrak pemain dan ofisial.

Advertisement

"Persebaya sudah berkomunikasi dengan klub peserta Liga 1 yang lain untuk mendefinisikan situasi seperti ini, apa langkah yang harus kami lakukan," kata Ram kepada Bola.net (media satu grup dengan Bola.com).

"Masalahnya klub ini kan juga terikat perjanjian legal dengan pemain, official, sponsor dan pihak ketiga yang lain, yang semuanya juga butuh kepastian," jelasnya.

"Karena itu, kami berharap secepat mungkin ada semacam emergency meeting untuk mencari jalan keluar," tegas pria asal Gresik tersebut.

Tak hanya punya kewajiban dengan pihak ketiga, klub-klub kini menanggung beban pembiayaan cukup besar untuk menggaji para pemain dan ofisial di saat aktivitas tim terhenti. Jika tak disikapi serius, ancaman kebangkrutan membayangi tim-tim kontetan Shopee Liga 1 2020.

 

Video

2 dari 2 halaman

Argo Jalan Terus

Pemain Persebaya Surabaya saat menghadapi Persik Kediri di laga pembuka Shopee Liga 1 2020, Sabtu (29/2). Persebaya dan Persik bermain imbang 1-1. (Bola.com/Yoppy Renato)

Dikatakan Ram, dengan emergency meeting, nantinya diharapkan bisa menghasilkan solusi yang saling menguntungkan. Karena diakui atau tidak penghentian kompetisi sangat berdampak terhadap klub.

"Kalau enggak (ada solusi) ibaratnya klub seperti taksi, taksinya diam argonya jalan terus, enggak bisa juga seperti itu," tegas Ram.

Dan yang perlu disadari, penghentian kompetisi bukan keinginan klub ataupun stakeholder sepak bola di Indonesia. Tapi memang ada faktor lain yang membuatnya harus ditangguhkan.

"Apakah ini bisa disebut force majeure, harus ada keputusan dari PSSI seperti apa. Kami berharap segera ada titik temu," imbuh mantan jurnalis olahraga tersebut.

"Kami tidak ingin bermasalah dengan pemain dan ofisial dengan mengambil keputusan sepihak. Kami berharap PSSI atau PT. LIB memahami situasi yang dihadapi oleh klub," tandasnya.

 

Sumber asli: Bola.net

Disadur dari: Bola.net (Mustopa El Abdy, Published 23/3/2020)