Mahalnya Ongkos Liputan jika Shopee Liga 1 2020 Dilanjutkan

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 30 Sep 2020, 07:00 WIB
Liga 1 - Reporter dan Fotografer nuansa Shopee Liga 1 dan tes swab (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Bagi awak media, ada sisi positif yang dapat diambil dari ditundanya Shopee Liga 1 2020. Jika kompetisi jadi digelar sesuai jadwal, sejumlah tim kemungkinan akan menerapkan prosedur ketat bagi setiap jurnalis dalam setiap peliputan.

Sejauh ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Shopee Liga 1 belum menyusun prosedur bagi jurnalis untuk meliput kompetisi secara langsung. Namun, beberapa tim telah berinisiatif untuk membuat kebijakan tersendiri.

Advertisement

Persik Kediri, misalnya. Melalui media officer, Anwar Basalamah, tim berjulukan Macan Putih itu berencana untuk menetapkan syarat bagi setiap jurnalis yang ingin meliput pertandingan. Awak media diharuskan menyertakan hasil tes rapid dan swab.

Jika dijelaskan lebih spesifik, reporter cukup melampirkan hasil tes rapid, sedangkan fotografer harus membawa hasil tes swab.

"Ini masih rencana. Minimal kami sudah menginformasikan kepada teman-teman media agar bersiap diri melengkapi syarat itu. Jika nanti aturan itu diberlakukan, teman media siap bertugas," kata Basalamah.

"Jika nanti akhirnya awak media tak perlu menyertakan surat medis, ini juga tak membebani teman-teman. Karena kami tahu biaya tes swab cukup mahal bagi awak media yang berstatus kontributor. Yang jelas, kami sangat peduli dengan keadaan teman awak media," ujarnya.

Di Kediri, tarif tes swab bisa mencapai Rp2 juta. Per 14 hari sekali, tes swab harus diperbarui. Jadi dalam sebulan, jurnalis mesti merogoh kocek pribadi, jika tidak ditanggung media tempatnya bekerja, hingga Rp4 juta hanya untuk meliput pertandingan.

Video

2 dari 3 halaman

Kabar Simpang Siur

Tim Persib Bandung terus lakukan persiapan menuju restart Shopee Liga 1 2020. (Erwin Snaz/Bola.com)

Sebelumnya, beredar kabar tentang syarat peliputan Shopee Liga 1 yang mencakup tujuh poin di dalamnya. Di antaranya, jurnalis harus menanggung biaya pribadi untuk mengikuti tes rapid dan swab demi meliput pertandingan.

Bagi fotografer yang tidak bisa melampirkan hasil tes swab, maka dilarang untuk mengambil foto dari sudut lapangan. Namun, masih diperbolehkan memotret dari tribune wartawan.

Informasi yang tersiar di WhatsApp Group ini masih belum dapat dibuktikan kebenarannya. Sebab, belum juga dimulai, Shopee Liga 1 telah ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

3 dari 3 halaman

Semoga COVID-19 Meredup

Pemain Bhayangkara FC saat mengikuti latihan jelang melawan Persija Jakarta pada laga Shopee Liga 1 di Stadion PTIK, Jakarta, Jumat (13/3). Bhayangkara gelar latihan jelang hadapi Persija. (Bola.com/Yoppy Renato)

Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, berharap kasus pandemi COVID-19 di Indonesia dapat turun dalam sebulan ke depan. Dia menargetkan Polri telah dapat mengizinkan Shopee Liga 1 digelar pada November 2020.

"PSSI memohon kompetisi hanya ditunda selama sebulan. Sebab, jika Shopee Liga 1 digelar pada November 2020, maka akan selesai pada Maret 2021. Sehingga masih ada jeda waktu. Ini harapan kami kepada kepolisian untuk bisa, apabila situasi memungkinkan. Sebulan lagi kami bisa menggurlikan kompetisi. Sekali lagi, kami menghormati dan memahami keputusan pihak kepolisian" kata Iriawan.

Jika penyebaran COVID-19 di Indonesia mulai terkendali, bukan tidak mungkin syarat ketat bagi jurnalis untuk meliput pertandingan dapat dilonggarkan. Pasalnya, peliputan ke lapangan merupakan bagian penting bagi awak media dalam menjalankan profesinya.

Berita Terkait