Madura United: PPKM Bukan Lockdown, Kenapa Liga 1 Tak Kunjung Bergulir?

oleh Wahyu Pratama diperbarui 27 Jul 2021, 08:15 WIB
Para pemain Madura United merayakan gol penyeimbang 1-1 ke gawang PSS Sleman yang dicetak striker Mochamad Kevy (bawah) dalam laga Grup C Piala Menpora 2021 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Selasa (23/3/2021). Madura United menang 2-1 atas PSS Sleman. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Bangkalan - Madura United menilai diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bukan alasan untuk kembali menunda kompetisi Liga 1 musim ini.

Klub berjulukan Laskar Sape Kerrab tersebut meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk meyakinkan pemerintah, agar dapat menggelar kompetisi musim 2021/2022.

Advertisement

Sampai saat ini, nasib kompetisi di Tanah Air masih belum jelas, setelah sebelumnya bakal dihelat pada 9 Juli lalu. Meningkatnya kasus positif COVID-19 membuat kompetisi urung digelar, dan PPKM membuat sejumlah klub meliburkan skuadnya.

"PPKM itu bermakna pencegahan ataupun penyekatan kerumunan masyarakat. Jadi pemerintah tidak melarang (digelarnya Liga 1). Itu bukan seperti lockdown (karantina wilayah)," jelas Zia Ulhaq Abdurrahim selaku Direktur PT. Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) yang menaungi Madura United.

Pria yang akrab disapa Habib itu menggarisbawahi hal tersebut mengingat sejumlah tempat mendapatkan restu untuk tetap buka. Dalam PPKM Level 4 kali ini, restoran ataupun warung bisa tetap melayani pembeli yang ingin makan di tempat, walaupun waktu berkunjungnya hanya dibatasi selama 20 menit.

"Kalau pemerintah tidak melakukan lockdown, kenapa ini tidak bisa dilakukan (menggelar Liga 1)? Kata kuncinya cuma satu: PPKM bukan lockdown," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dampak PPKM Level 4

Madura United Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Pemerintah baru saja menetapkan untuk memperpanjang PPKM hingga 2 Agustus mendatang. Padahal, PPKM Darurat yang kini bertransformasi menjadi PPKM Level 4, telah dilakukan sejak 3 Juli hingga 25 Juli kemarin.

Dampak dari adanya PPKM Darurat memaksa sejumlah klub meliburkan skuadnya sampai waktu yang tak ditentukan. Klub-klub tak ingin mengambil risiko, karena kegiatan olahraga dilarang digelar selama masa PPKM.

Habib mengaku jengah dengan ketidaktegasan PSSI dan PT LIB dalam menentukan sikap. Kedua otoritas sepak bola nasional itu seolah-olah hanya bisa menanti berakhirnya masa PPKM, sebelum menentukan jadwal bergulirnya kompetisi musim ini.

"Kalau takut kemudian menjadi kata kunci, tidak akan bisa dilakukan semuanya. Termasuk pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya," tandas pria asal Pamekasan tersebut.

Beredar kabar jika Liga 1 bakal dimulai tepat pada 20 Agustus mendatang. Tetapi, jika mengacu pada masa berakhirnya PPKM, setiap klub hanya memiliki waktu 18 hari untuk bersiap sebelum kompetisi dihelat.

Berita Terkait