Penalti di Piala Dunia : Bisa Kena Mental Kalau Tak Kuat, Butuh Jampi - Jampi Nggak Ya ?

oleh Choki Sihotang diperbarui 22 Agu 2022, 18:55 WIB
Yann Sommer. Kiper Swiss milik Borussia Monchengladbach ini mampu mengantar negaranya lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar setelah menjadi pemuncak Grup C kualifikasi Zona Eropa. Swiss berhasil memaksa Italia menjadi runner-up dan akhirnya gagal lolos usai kalah dari Makedonia Utara di babak play-off. Dalam dua kali menghadapi Italia di fase grup, Swiss berhasil menahan imbang Italia dalam dua laga tersebut dengan skor 0-0 saat menjadi tuan rumah (5/9/2021) dan 1-1 saat dijamu Italia (12/11/2021). Yann Sommer menjadi pahlawan dalam dua laga tersebut dengan menggagalkan masing-masing satu eksekusi penalti dari penendang yang sama, yaitu Jorginho. (AFP/Alberto Pizzoli)

Bola.com, Jakarta - Sejak bergulir kali pertama di Uruguay pada 1930, Piala Dunia tak pernah lepas dari penalti. Momen ini tak hanya kerap terjadi di babak normal dan perpanjangan waktu, tapi beberapa kali menjadi jalan terakhir menentukan pemenang. Kita mengenalnya dengan istilah adu penalti.

Pada Piala Dunia 2022 Qatar, penalti juga kemungkinan besar terjadi bahkan menjadi rekor dari edisi-edisi sebelumnya. Termasuk di partai final tentu saja.

Advertisement

Ngomong-ngomong, tahukah kalian sejarah tendangan penalti? Kapan dia pertama kali dicetuskan dan oleh siapa? Bagaimana rasanya diberi tanggung jawab sebagai eksekutor tendangan penalti?

Dilansir euronews, Bola.com mengulasnya secara lengkap untuk kalian.

 

2 dari 7 halaman

Asal Usul

Kiper Swiss, Yann Sommer tampil cemerlang saat menahan Italia 0-0 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup C Zona Eropa di St Jakob-Park Stadium, Basel, Minggu (5/9/2021). Sejumlah peluang Italia berhasil dipatahkan termasuk eksekusi penalti Jorginho. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Tendangan penalti seperti yang kita lihat sekarang diperkenalkan oleh Undang-Undang 14 Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) pada tahun 1891. Sesuai dengan keputusan, seorang pemain yang dengan sengaja menjegal, menahan, atau menyentuh bola di dalam jarak 12 yard dari garis gawangnya sendiri bertanggung jawab atas hukuman.

Lalu bagaimana rasanya menjadi eksekutor penalti di panggung Piala Dunia?. Pencetak gol terbanyak sepanjang masa Amerika Serikat, Landon Donovan, mengemas 57 gol dalam 157 pertandingan dan merupakan pencetak gol terbanyak Amerika dalam sejarah Piala Dunia. Donovan mengatakan kepada Football Now, mengambil penalti di turnamen terbesar sepak bola merupakan pengalaman yang "menegangkan".

 

3 dari 7 halaman

Pertaruhan Tak Biasa

Hong Myung-bo. Sweeper Korea Selatan yang kini berusia 53 tahun dan telah pensiun dari sepak bola internasional usai Piala Dunia 2002 ini tercatat sebagai pemain Asia pertama yang tampil dalam 4 edisi Piala Dunia, mulai edisi 1990 hingga 2002. Total tampil dalam 16 laga dengan torehan 2 gol dan 1 assist, penampilan terbaiknya terjadi pada edisi 2002 di saat menjadi tuan rumah bersama Jepang. Pada laga perempatfinal kontra Spanyol (22/6/2002), ia mencetak gol penentu kemenangan dalam drama adu penalti yang berakhir 5-3 untuk kemenangan Korsel dan terus melaju hingga menempati peringkat ketiga. (AFP/Christophe Simon)

"Anda sangat sadar ini adalah momen besar tidak hanya untuk Anda dan tim Anda, tetapi juga negara Anda," kata kata Donovan. Ia menyamakan kedudukan dari titik putih dalam pertandingan AS melawan Ghana pada Piala Dunia 2010, tepatnya pada babak 16 besar.

Menurut Donovan, ada faktor khusus ketika mengeksekusi penalti, dan nuansanya berbeda ketika harus mengambil tanggung jawab seperti itu di level klub. Menurutnya, hati bakal plong ketika sukses, dan tak bisa tidur nyenyak jika gagal.

"Di Piala Dunia, ada lebih banyak yang dipertaruhkan. Ketika Anda mengambil penalti klub, jika Anda melewatkannya, Anda mungkin dalam dua minggu akan mendapatkan penalti satu lagi. Di Piala Dunia, tidak ada penalti kedua yang datang," tegas Donovan.

 

4 dari 7 halaman

Peran VAR

VAR mendarat di ranah sepak bola untuk membantu wasit di lapangan dalam menangkap pelanggaran. Satu di antaranya menyasar kotak terlarang yang mungkin terlewatkan.

Wasit Video Assisted menonton pertandingan melalui beberapa layar dan dapat melihat tayangan ulang gerakan lambat, memungkinkan mereka untuk memberi tahu wasit di lapangan. Mantan wasit FIF, Keith Hackett, memprediksi Piala Dunia 2022 Qatar akan memecahkan rekor itu.

 

5 dari 7 halaman

Bisa Rekor

"Saya dapat melihat lebih banyak penalti diberikan karena saya pikir operator VAR yang dipilih untuk Piala Dunia akan dilatih dengan sangat efisien oleh FIFA. Mungkin ada tendangan penalti di masa lalu yang tidak diberikan karena kami belum melihatnya. Tinjauan proses dengan VAR yang masuk akan memastikan bahwa itu terdeteksi," jelas Hackett.

Tidak heran jika ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Colina, akan memimpin ofisial pertandingan di Piala Dunia Qatar. Dia secara luas dianggap sebagai wasit sepakbola terbaik sepanjang masa.

 

6 dari 7 halaman

Raja Penalti

Mark Schwarzer. Eks kiper Timnas Australia yang pensiun pada Juli 2016 bersama Leicester City ini berhasil meloloskan Australia yang saat itu masih bernaung di bawah konfederasi Oseania (OFC) ke Piala Dunia 2006 Jerman usai menyingkirkan Uruguay di play-off antar-benua. Setelah kalah 0-1 di leg pertama saat bermain di Uruguay (12/11/2005), Australia berhasil menyingkirkan Uruguay 4-2 di leg kedua (16/11/2005) via adu penalti setelah skor 1-0 bertahan hingga waktu normal usai. Mark Schwarzer menggagalkan dua eksekusi penalti dari Dario Rodriguez dan Marcelo Zalayeta. (AFP/Valery Hache)

Jerman adalah raja adu penalti yang tak terbantahkan, mencetak 17 dari 18 penalti yang luar biasa. Prancis, Meksiko, Inggris, dan Argentina telah mencoba, dan gagal, untuk mengalahkan mereka.

Football Now berbicara dengan jurnalis olahraga Jerman Jonas Gerdes dan bertanya tentang rahasia kesuksesan Jerman. "Yang terpenting adalah pengalaman yang akan membuat Anda kuat. Kami melakukannya dan kami akan melakukannya lagi. Dan, tentu saja, mereka berlatih penalti. Dan ada sedikit keberuntungan seperti biasanya," kata Jonas Gerdes.

 

7 dari 7 halaman

Tekanan Penalti

Guna memenangkan Piala Dunia, setiap pemain mungkin perlu mencetak satu atau dua penalti di sepanjang turnamen. Mantan pemain Timnas Inggris, Stephen Warnock, menegaskan, pemain memang sudah melakukan simulasi saat berlatih.

"Tapi ketika pertandingan, situasinya bisa menjadi lebih sulit. Jadi itu adalah tekanan yang besar," sebut Stephen Warnock. Nah, begitulah serba-serbi penalti. Enggak gampang ternyata. Pemain top seperti Kylian Mbappe dan Lionel Messi pernah juga loh gagal mengeksekusi tendangan penalti

Berita Terkait