Sukses


    5 Pemain Pemberi Nyawa di Skuat Timnas Indonesia Versus Kamboja

    Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bakal menjalani duel uji coba internasional kedua di era pelatih Luis Milla. Kamboja bakal jadi lawan Tim Merah-Putih pada Kamis (8/6/2017) Phnom Penh Olympic Stadium.

    Pelatih asal Spanyol melakukan revolusi di jajaran skuat Tim Merah-Putih. Mayoritas pemain veteran Piala AFF 2016 di era Alfred Riedl dipinggirkan.

    Skuat Tim Garuda kini dihuni pemain-pemain Timnas U-22. Ia hanya memasukkan lima pemain senior, yang jadi bagian rezim Alfred Riedl.

    Pelatih asal Spanyol itu juga berani menepikan sementara pemain-pemain belia tenar yang punya potensi besar jadi pilar Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 macam Evan Dimas, Hansamu Yama, atau Ezra Walian.

    Hal itu konon karena Luis Milla tak puas dengan penampilan timnas di beberapa laga uji coba sebelumnya. Timnas Indonesia yang mengandalkan pemain belia sempat kalah telak 1-3 dari Myanmar di uji coba perdana tahun 2017 ini.

    Start yang kurang bagus ini mencoreng reputasi Milla yang datang ke Indonesia dengan embel-embel eks pelatih Timnas Spanyol yang sukses meraih Piala Eropa U-21 2011 silam.

    Bola.com mencatat sekurangnya ada lima pemain yang bakal jadi tulang punggung Timnas Indonesia saat menjajal kekuatan Kamboja dan Puerto Rico. Siapa saja mereka?

     

     

    2 dari 5 halaman

    Kurnia Meiga

    1. Kurnia Meiga

    Untuk duel uji coba Timnas Indonesia melawan Kamboja dan Puerto Rico, Luis Milla hanya membawa stok dua orang kiper, yakni Kurnia Meiga dan Satria Tama Hardianto

    Melihat tekanan tinggi dua pertandingan persahabatan tersebut pelatih asal Spanyol tersebut hampir pasti memilih Kurnia Meiga sebagai pengawal utama gawang Tim Merah-Putih. Alasannya jelas faktor pengalaman.

    Kurnia Meiga yang merupakan kiper Arema FC menjadi salah satu kartu truf pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, di perhelatan Piala AFF 2016. Sempat dikritik seusai kekalahan 2-4 dari Thailand di fase penyisihan grup, Meiga berlahan menemukan bentuk permainan terbaik usai istirahat panjang karena cedera lutut.

    Penjaga gawang kelahiran 7 Mei 1990 tersebut jadi kiper utama Timnas Indonesia level senior sejak 2013. Posisinya hampir tak tergantikan. Bahkan oleh kiper-kiper yang usianya lebih senior dibanding dirinya.

    Selepas Piala AFF 2016, Meiga yang sempat berduka ditinggal oleh abang kandungnya, Ahmad Kurniawan, tampil on-fire bersama Arema FC di turnamen pramusim Piala Presiden 2017. Tim Singo Edan jadi juara dengan rekor menyakinkan sepanjang turnamen.

    Memasuki Liga 1 2017, Meiga tampil sebagai penjaga gawang Arema. Penampilannya sempat dikritik saat Kera-kera Ngalam kalah telak 0-4 dari Persela Lamongan.

    Terlepas dari itu, Kurnia Meiga tetap jadi salah satu kiper terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Ia sangat tangguh dalam menghalau bola-bola udara. Di usianya yang terhitung muda, ia juga matang dalam membaca arah angin serangan kubu lawan.

    Kurnia Meiga pun bisa jadi sosok pemimpin pemain-pemain muda di area belakang. Akan tetapi tentu sang kiper kudu aktif berkomunikasi. Hal satu ini jadi kelemahannya selama ini.

    3 dari 5 halaman

    Fachrudin Aryanto

    2. Fachrudin Aryanto

    Bertindak sebagai tim tamu, Timnas Indonesia bakal intens mendapat tekanan dari Kamboja. Poros pertahanan akan mendapat banyak ujian sepanjang laga.

    Sudah barang tentu LuisMilla butuh bek matang pengalaman sebagai leader. Ia jadi orang yang memberikan garis komando koordinasi sisi defensif. Keputusan sang arsitek memanggil bek senior, FachrudinAryanto menguatkan hal itu.

    Sosok Fachrudin Aryanto jadi palang pintu utama Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2016. Ia hampir tak tergantikan di posisi inti. Ia bahkan menyumbang sebiji gol di turnamen elite kawasan Asia Tenggara tersebut.

    Alfred Riedl sempat mengutak-atik komposisi duo stoper di poros belakang Tim Garuda, namun posisi Fachrudin tak terusik. Ia tampil apik saat berduet dengan Hansamu Yama, Yanto Basna, atau Manahati Lestusen.

    Fachrudin bakal jadi sosok bek yang diandalkan menghalau bola-bola udara. Kamboja diyakini bakal sering menggeber serangan dengan bola-bola lambung tajam dari kedua sisi sayap.

    Bek jangkung kelahiran Klaten, 19 Februari 1989 tersebut, di Liga 1 2017 membela Madura United, setelah sebelumnya sempat berkostum Sriwijaya FC.

    Fachrudin jadi bek yang selalu bermain di klub asuhan Gomes de Oliviera. Permainannya kian terlihat matang di klub baru. Jam terbang bertandingnya bahkan lebih tinggi dibanding bek asing asal Brasil, Fabiano Beltrame.

    4 dari 5 halaman

    Adam Alis

    3. Adam Alis

    Pemanggilan Adam Alis jadi opsi darurat Luis Milla setelah gelandang serang naturalisasi asal Belanda, Stefano Lilipaly, tak bisa membela Timnas Indonesia karena urusan penting keluarga.

    Bagi Adam pemanggilan ini jadi momen comeback baginya. Gelandang serang kelahiran 19 Desember 1993 tampil bersinar di SEA Games 2015.

    Ia jadi motor lini tengah bareng Evan Dimas. Sayang selepas SEA Games pemain yang sempat mengecap kesempatan bermain di klub Bahrain, East Riffa, sinar kebintangannya meredup. Faktor cedera membuat permainannya stagnan di Barito Putera.

    Alfred Riedl sempat memanggilnya ikut seleksi Timnas Indonesia Piala AFF 2016. Namun, Adam kalah bersaing dengan gelandang-gelandang lainnya, yang dinilai arsitek asal Austria itu lebih mumpuni menjalankan skema yang ia usung.

    Karier Adam kembali melesat saat dirinya memutuskan pindah ke Arema FC musim ini. Bereuni dengan mantan mentornya di Timnas Indonesia U-23, SEA Games, perlahan Adam menemukan bentuk permainan terbaik. Ia jadi pelanggan posisi inti di Tim Singo Edan.

    Adam menggeser posisi seniornya, Ahmad Bustomi, sebagai gelandang utama pemasok umpan dan pengatur tempo permainan di Arema.

    Luis Milla berharap Adam mengeluarkan sihir umpan-umpan terukur yang menciptakan daya ledak bagi lawan yang dihadapi Tim Garuda.

    Gian Zola Nasrulloh

    4. Gian Zola Nasrulloh

    Gian Zola masuk daftar promosi skuat utama Persib Bandung di Liga 1 2017. Awalnya ia diprediksi bakal jadi penghias bangku cadangan, seperti pemain-pemain junior yang sudah-sudah.

    Persib selama ini lebih senang menggunakan pemain matang pengalaman. Akan tetapi pada kenyataannya, sang gelandang serang jadi pilihan utama Tim Maung Bandung.

    Kehadiran pesepak bola kelahiran 5 Agustus 1998 membuat bobotoh seakan lupa dengan sosok Makan Konate atau Firman Utina, yang dikonotasikan sebagai playmaker ulung di tim juara Persib pada pentas Indonesia Super League 2014.

    Gaya bermain gelandang serang berpostur 165 cm mengingatkan pada figur Eka Ramdani, kapten Tim Pangeran Biru beberapa musim lalu. Di usia yang amat muda Gian Zola permainannya amat matang. Ia merupakan pengatur tempo ulung dan pelayan yang memuaskan bagi para penyerang.

    Saat Gian Zola beberapa kali dipanggil ke pelatnas Timnas Indonesia U-22, performa Persib di Liga 1 2017 goyang. Hal ini menggambarkan bagaimana pentingnya kehadiran pemain bernomor punggung 93 ini.

    Luis Milla berharap banyak pada Gian Zola untuk bisa jadi mesin permainan sektor tengah. Ia dituntut mempermulus permainan passing games ala Spanyol yang diduplikasikan oleh Milla ke Tim Merah-Putih.

    5 dari 5 halaman

    Yabes Roni

    5. Yabes Roni

    Timnas Indonesia tidak pernah kering di posisi winger. Di tiap event internasional selalu muncul pemain-pemain sayap berkualitas yang jadi andalan untuk memperkuat sisi ofensif dari dua sisi melebar lapangan.

    Yabes Roni jadi salah satu pilihan Luis Milla di dua laga uji coba melawan Kamboja dan Puerto Rico. Di usia yang masih amat muda, pemain kelahiran 6 Februari 1995 itu menunjukkan kematangan di klubnya Bali United.

    Yabes merupakan pemain jebolan Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri.

    Begitu Timnas Indonesia U-19 jadi jawara Piala AFF U-19 2013, nama Yabes Roni mendadak populer. Bermain di sektor sayap kiri, Yabes dinilai salah satu pemain muda berbakat yang punya potensi membela Timnas Indonesia senior di masa depan.

    Sayang nama Yabes terpinggirkan di ajang Piala AFC U-19 2014. Indra Sjafri tidak memboyongnya ke Myanmar karena sang pemain dinilai tidak bisa mempertahankan stabilitas permainan di sepanjang pelatnas.

    Walau gagal tampil di Piala AFC U-19, karier pemain kelahiran Alor, NTT, 6 Februari 1995 ini tidak lantas terkubur. Saat Indra Sjafri didapuk sebagai pelatih klub Bali United, sang mentor menggaet Yabes.

    Di usia yang sangat muda Yabes Roni jadi pilihan utama di Bali United. Bukan sesuatu yang mengherankan melihat namanya masuk daftar seleksi Timnas Indonesia U-22 buat keperluan SEA Games 2017.

    Yabes Roni punya kelebihan sebagai pemain serbabisa. Ia fasih bermain menjadi bek sayap atau penyerang sayap di sisi kiri area lapangan.

    Sang pemain belakangan terlihat produktif di klubnya. Ia kerap jadi pemain pemecah kebuntuan lewat gol-golnya. Ketajaman ini dibutuhkan Luis Milla di saat Tim Merah-Putih belum punya target man yang konsisten memproduksi gol.

     

     

    Video Populer

    Foto Populer