Sukses


    Bentrok Timnas Indonesia Vs Malaysia di SEA Games Imbang 7-7

    Bola.com, Jakarta - Malaysia jadi rival abadi Timnas Indonesia di persaingan sepak bola Asia Tenggara. Tim Negeri Jiran jadi lawan sulit dikalahkan, baik di ajang Piala AFF, SEA Games, serta laga persahabatan.

    Indonesia dengan Malaysia negara serumpun di kawasan Asia Tenggara. Keduanya memiliki ikatan kekerabatan amat kuat, sesama penganut budaya Melayu. Uniknya jika bicara sepak bola keduanya adalah rival abadi.

    Pertandingan tim nasional antarakedua negara selalu berlangsung sengit. Baik Indonesia maupun Malaysia seakan ingin membuktikan siapa yang lebih baik.

    Konflik panas politik antara keduanya di tahun 1960-an menular ke lapangan sepak bola. Kata-kata pedas "Ganyang Malaysia!" yang dilontarkan Presiden Republik Indonesia, Soekarno, dalam sebuah pidato politik di Jakarta seakan menjadi penyemangat bagi Tim Merah-Putih saat akan berhadapan dengan timnas Malaysia.

    Secara keseluruhan, Indonesia sudah 67 kali bersua Malaysia. Tim Merah-Putih mengantungi 31 kemenangan, 15 imbang, dan 21 kekalahan sejak pertama kali bertemu pada ajang Piala Merdeka 1957 lalu.

    Rekor kekalahan dan kemenangan terbesar kedua tim beda-beda tipis. Timnas Indonesia pernah mencukur Malaysia dengan skor telak 6-0 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada ajang SEA Games 1999, melalui gol yang dicetak oleh Bambang Pamungkas (2 gol), Rochi Putiray  (2 gol), Hariyanto Prasetyo dan Ali Sunan.

    Di sisi lain Malaysia berhasil membungkam Indonesia dengan skor 7-1 di Kuala Lumpur pada ajang Merdeka Cup 1976.

    Menariknya, kedua catatan head to head kedua negara berimbang di ajang SEA Games. Indonesia dan malaysia sama-sama meraih tujuh kemenangan, dan sekali bermain imbang sejak SEA Games 1977.

    Bicara prestasi juara Harimau Malaya lebih kinclong dibanding timnas kita. Mereka sudah lima kali jadi jawara SEA Games.

    Tepatnya pada edisi 1961 (Peninsula Games), 1977, 1979, 1989, 2009, dan 2011. Sementara itu, Timnas Indonesia hanya dua kali naik podium utama pada edisi 1987 dan 1991.

    Duel yang melibatkan kedua negara, baik saat di Jakata atau Kuala Lumpur, selalu sesak dipenuhi penonton. Saat pertandingan berlangsung kerap mencuat insiden kontroversial. Hal itu seakan mempertegas kalau bentrok sepak bola antara Indonesia dengan Malaysia bukan hanya semata olahraga, tapi pertaruhan harga diri bangsa.

    "Setiap bertanding melawan Malaysia, selalu muncul semangat berlipat. Ibarat kata dengan tim lain Indonesia boleh kalah, namun tidak dengan Indonesia," ungkap Rully Nere bek Indonesia era 1980-an yang terlibat dalam duel panas final SEA Games 1987 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

    Perasaan yang dirasakan Banur juga menurun hingga ke juniornya hingga saat ini.

    Evan Dimas, gelandang Timnas Indonesia U-22 menyebut pertandingan semifinal SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Selangor, Sabtu (26/8/2017), laga yang amat sangat penting. "Pertandingan ini jadi pertaruhan harga diri bangsa. Kami tidak ingin mengalah terhadap tuan rumah," tutur Evan mencoba membakar semangat rekan-rekannya.

     

    2 dari 3 halaman

    Adu Penalti

    Malaysia bukan lawan enteng bagi Tim Garuda Muda. Mereka kerap jadi momok menakutkan. Tengok saja kekalahan menyakitkan Timnas Indonesia U-23 di final SEA Games 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

    Di hadapan publik sendiri, timnas yang kala itu dibesut Rahmad Darmawan digasak Tim Negeri Jiran lewat drama adu penalti dengan skor 4-3, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan waktu.

    Roman-roman kekalahan timnas kita sebenarnya sudah terbaca di fase penyisihan. Andik Vermansah dkk. harus puas jadi runner-up Grup A setelah digasak Malaysia 1-0 pada partai penutup penyisihan.

    "Saya kalau ingin pertandingan tersebut masih sering nyesek. Atmosfer suporter di SUGBK amat luar biasa, kami bermain sangat bagus. Apesnya keberuntungan berpihak ke Timnas Malaysia," ungkap Andik Vermansah.

    "Maafkan saya masyarakat Indonesia karena tidak bisa maksimal saat adu penalti," imbuh Kurnia Meiga, yang jadi penjaga gawang Tim Garuda Muda saat itu.

    Kekalahan ini terasa menyesakkan karena setahun sebelumnya Timnas Indonesia level senior digagalkan menjadi jawara Piala AFF 2010 oleh Harimau Malaya.

    Pada duel leg pertama di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Bambang Pamungkas cs dibantai 0-3. Kemenangan 2-1 pada leg selanjutnya di SUGBK terasa tidak berarti karena kubu lawan tetap dinobatkan jadi tim terbaik.

    Pada Piala AFF 2012, gagal melakukan revans. Kedua tim sempat bersua di penyisihan Grup B yang dihelat di Stadion Shah Alam, Selangor, dan skor hasil pertandingan 2-0 untuk Tim Negeri Jiran.

    Kesempatan melakukan balas dendam didapat pada SEA Games edisi berikutnya tahun 2013 di Myanmar.

    Kedua tim bersua di babak knock-out semifinal. Baik Rahmad Darmawan maupun Ong Kim Swee masih menjadi pelatih di tim masing-masing. Secara dramatis Tim Merah-Putih mengalahkan Malaysia juga lewat drama adu penalti dengan skor 4-3, setelah sebelumnya kedua tim berbagi skor imbang 1-1.

    Kali ini Kurnia Meiga jadi pahlawan di pertandingan yang dihelat di Stadion Zayarthiri, Naypyidaw, pada 19 Desember 2013.Meiga mementahkan tendangan dua eksekutor terakhir Malaysia, A. Thamil Arasu serta Shahrul Mohd Saad.

    "Kami sempat tertatih-tatih di penyisihan namun akhirnya sukses bisa melaju ke final. Benar-benar luar biasa perjuangan anak-anak," ungkap Rahmad.

    Sayang, saat bersua Thailand di final, Indonesia gagal jadi terbaik, kalah 0-1 lewat gol tunggal Sarawut Masuk.

    Kemungkinan terjadinya adu penalti amat mungkin terjadi pada akhir pekan ini. "Kekuatan kedua tim relatif berimbang. Saya tidak yakin ada salah satu tim yang akan mendominasi permainan," ucap Rahmad Darmawan yang kini jadi nakhoda klub Malaysia, T-Team.

    3 dari 3 halaman

    Rekor Pertemuan SEA Games

     

    Rekor Pertemuan Indonesia Vs Malaysia di SEA Games (Bola.com/Adreanus Titus)

    Video Populer

    Foto Populer