Sukses


Menilik Geliat Klub Indonesia Timur Sambut BRI Liga 1: Borneo FC Paling Agresif

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2021/2022 tinggal menghitung hari menuju kick-off yang akan berlangsung pada 27 Agustus mendatang. Sejumlah klub peserta mulai bersiap untuk membangun kekuatan terbaik agar bisa bersaing gelar.

BRI Liga 1 2021/2022 masih diikuti sebanyak 18 klub. Mayoritas klub berasal dari Jawa dengan jumlah peserta mencapai 12 klub.

Sementara itu, Kalimantan menyumbang dua wakil. Adapun Sumarta, Bali, Sulawesi, dan Papua menyumbang masing-masing satu wakil.

Selain di Jawa, geliat persiapan klub-klub daerah juga tak kalah. Mereka mampu merekrut pemain-pemain berkualitas agar bisa tampil konsisten sepanjang musim.

Bola.com kali ini akan berfokus pada klub-klub yang berasal dari Indonesia Timur. Dalam konteks ini, Indonesia Timur yang dimaksud terdiri dari klub yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Meskipun berasal dari luar Jawa, namun kenyataannya kekuatan klub-klub Indonesia Timur tetap menarik untuk dibedah. Mereka adalah Borneo FC, Barito Putera, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura.

Mereka mayoritas mengusung misi untuk bersaing di papan atas klasemen pada musim ini. Lantas, seperti apa geliat persiapan hingga transfer yang dilakukan untuk bertempur di BRI Liga 1 2021/2022?

2 dari 4 halaman

Borneo FC Paling Agresif

Borneo FC menjadi klub Indonesia Timur yang paling agresif pada persiapan tampil di BRI Liga 1 2021/2022. Klub asal Samarinda, Kalimantan Timur, itu sudah menggenjot persiapan sejak Juli 2021.

Borneo FC juga berbenah dengan mendatangkan banyak pemain musim ini. Perekrutan mengejutkan dilakukan ketika mendatangkan Boaz Solossa.

Kehadiran Boaz tentu bakal menambah ketajaman di lini depan Borneo FC. Seperti diketahui, Boaz merupakan penyerang dengan naluri mencetak gol yang baik.

Boaz menjadi pemain kedelapan yang dihadirkan Borneo FC untuk memperkuat skuad di BRI Liga 1. Sebelumnya, Borneo FC juga telah merekrut pemain asing semisal Francisco Torres dan Jonathan Bustos.

Keduanya bergabung dengan wajah baru dari pemain lokal semisal Wawan Febrianto, Paulo Sitanggang, Rifad Marasabessy, Marckho Merauje, dan Safrudin Tahar. Materi pemain yang bagus inilah membuat Borneo FC percaya diri menatap musim ini.

"Kami punya materi pemain yang sangat bagus. Tidak menutup kemungkinan untuk bisa bersaing di papan atas," kata Boaz Solossa.

 

3 dari 4 halaman

Persipura Pelan Tapi Pasti

Persipura Jayapura juga diam-diam menyusun kekuatan untuk bersaing di BRI Liga 1. Persipura berhasil mendatangkan dua pemain asing anyar yakni Henrique Motta dan Yevhen Bokhashvili.

Kehadiran keduanya tentu semakin mengukuhkan skuad Persipura. Namun, pelatih Jacksen F. Tiago tak ingin menutup peluang untuk merekrut pemain asing tambahan karena masih menyisakan satu slot.

"Mungkin yang bisa terjadi saat ini adalah penambahan satu pemain asing lagi," kata Jacksen F. Tiago.

Begitu juga dengan Barito Putera yang sudah sangat siap bersaing di BRI Liga 1. Klub asuhan Djadjang Nurdjaman sukses merekrut lima pemain anyar pada musim ini.

Mereka adalah Anwar Sani, Rifky Suryawan, Norhalid, Andri Prabowo, M. Pajri Maulana, Rafinha (Brasil), dan Azamat Baymatov (Kirgistan). Pelatih Djadjang Nurdjaman sengaja tak melakukan banyak perekrutan pemain anyar demi memberikan kesempatan bermain pada talenta muda.

"Saya punya harapan dengan skuad muda Barito Putera. Akan tetapi, harus sabar karena semuanya tidak ada yang instan. Paling tidak tahun depan, Insyaallah pemain ini sudah matang," kata Djanur.

4 dari 4 halaman

PSM Terpenjara Sanksi

Situasi berbeda dialami PSM Makassar jelang BRI Liga 1. Klub berjulukan Juku Eja tercatat menjadi yang paling lesu dalam transfer pemain.

PSM belum mendatangkan pemain pada bursa transfer awal musim ini. Situasi itu diyakini terjadi karena PSM masih terjebak dalam masalah penunggakan gaji pemain.

PSM dilarang mendaftarkan pemain sebelum melunasi kewajibannya terhadap 17 pemain. PSM bahkan dihadapkan pada sanksi larangan mengikuti BRI Liga 1 bila tak mampu menyelesaikan masalah tersebut sampai kick-off pada 27 Agustus 2021.

"NDRC (National Dispute Resolution Chamber) sudah membuat keputusan yang harus dipatuhi. Jika ada yang melanggar atau tak ikuti, ada kewenangan pada PSSI dan PT LIB selaku operator yang menyelenggarakan kompetisi," kata Legal Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Jannes Silitonga.

APPI berharap PSSI atau PT LIB mengambil sikap terkait adanya tunggakan dari klub peserta BRI Liga 1. PSM Makassar harus lebih dulu menyelesaikan masalah penunggakan gaji pemain sebelum bisa tampil di kompetisi 2021/2022.

"Kalau ingin berkompetisi harus laksanakan keputusan hukum yang sudah tetap. Makanya, NDRC Indonesia menyampaikan kepada PSSI, sehingga PSSI yang bisa membuat keputusan sesuai dengan putusan NDRC," tegas Jannes Silitonga.

Video Populer

Foto Populer