Sukses


Duel Pelatih Berpengalaman Grup C Piala Presiden 2015

Bola.com, Jakarta - Gelaran Piala Presiden 2015 akan segera bergulir pada 30 Agustus 2015. Ada 16 klub peserta yang akan berjibaku di Piala Presiden. Sebanyak 13 klub berasal dari kasta tertinggi sepak bola di Indonesia, ISL dan tiga klub lainnya berasal dari Divisi Utama Liga Indonesia. Dalam babak penyisihan, ke-16 klub peserta terbagi dalam empat grup yang diadakan di empat kota yaitu, Bandung (Grup A), Malang (Grup B), Bali (Grup C), dan Makassar Grup (D). Masing-masing grup berisikan empat klub peserta.

Grup yang banyak paling menyita perhatian pecinta sepak bola Indonesia di Piala Presiden adalah Grup C, yang bisa dibilang sebagai grup neraka. Pasalnya, klub yang berada di grup tersebut merupakan tim yang berlabel papan atas dan memiliki banyak pemain bintang seperti, tuan rumah, Bali United, Persija Jakarta, Mitra Kukar, dan Persita Tangerang.

Selain berisikan pemain bintang, keempat peserta grup tersebut diarsiteki oleh para pelatih yang merupakan juru racik formasi berpengalaman di Indonesia yaitu, Indra Sjafri, Rahmad Darmawan, Bambang Nurdiansyah, dan Jafri Sastra. Keempat pelatih tersebut siap beradu strategi untuk membawa klubnya masing-masing lolos ke babak penyisihan grup

Siapa yang akan menjadi pemenang dari duel keempat pelatih tersebut? Berikut ulasannya yang telah disusun oleh Bola.com :

1. Indra Sjafri (Bali United)

Pada tahun 2011, nama pria asal Sumatera Barat mulai melambung saat mengarsiteki Timnas Indonesia U-19. Ketika itu, pria berumur 52 tahun tersebut berhasil meracik skuat Garuda Muda yang solid dan kuat. Hasilnya, Indra Sjafri berhasil membawa Timnas U-19 meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada 2013. Atas prestasinya tersebut, namanya semakin meroket dan dikenal oleh kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.

Setelah itu, anak-anak asuhannya berhasil mengalahkan juara 12 kali Piala Asia U-19, Korea Selatan dengan skor akhir 3-2 pada kualifikasi Piala Asia. Sehingga meloloskan timnya ke putaran final Piala Asia U-19 AFC 2014 yang digelar di Myanmar pada Oktober 2014.

Pelatih Bali United Indra Sjafri (Dewi Divianta)

Namun, karier Indra menangani Timnas U-19 harus terhenti, setelah secara resmi diberhentikan PSSI pada tahun 2014. Akibat kegagalan Timnas U-19 lolos ke putaran final Piala Dunia U-20, karena tidak mampu lolos dari babak penyisihan grup Piala Asia U-19.

Setelah itu, Indra mendapat tawaran untuk menangani klub ISL 2015, Bali United. Bersama Bali United, ia belum menunjukkan sepak terjangnya sebagai pelatih papan atas Indonesia akibat terhentinya ISL. Selanjutnya, di gelaran turnamen untuk mengisi kekosongan kompetisi, Sunrise of Java Cup, Indra Sjafri gagal membawa Serdadu Tridatu meraih gelar juara.

Pada Piala Presiden 2015, Indra Sjafri ingin menunjukan kemampuannya membentuk Bali United sebagai tim yang kuat dan solid. Apalagi, Serdadu Tridatu tidak pernah absen menggelar latihan sejak terhentinya ISL dan menjadi tuan rumah di Grup C Piala Presiden.

2. Rahmad Darmawan (Persija Jakarta)

Pria kelahiran Lampung tersebut memulai karier kepelatihannya ketika menangani Persikota Tangerang pada tahun 1998-2004. Selanjutnya, pria yang berprofesi sebagai perwira korps Marinir TNI AL itu menangani Persipura Jayapura di tahun 2005.

Bersama Mutiara Hitam, nama pelatih yang akrab disapa RD tersebut langsung meroket. Ketika itu, RD berhasil membawa Persipura Jayapura meraih gelar juara Liga Indonesia, setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan (hadap lensa) memberikan arahan pertandingan jelang laga uji coba melawan PSAL di Lapangan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (26/8/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kemudian tahun 2006, ia menerima tawaran untuk menjadi pelatih Persija Jakarta. Bersama Macan Kemayoran, pria kelahiran 28 November 1966 tersebut gagal membawa Tim Oranye meraih sukses di Liga Indonesia.

Pada tahun 2007, RD semakin dipandang sebagai pelatih papan atas Indonesia setelah mengantarkan Sriwijaya FC meraih gelar juara Liga Indonesia. Selain itu, RD berhasil membawa Laskar Wong Kito meraih tiga kali juara Copa Indonesia pada musim 2007-2008, 2008-2009, dan 2009-2010.

Selain klub, RD pernah menorehkan prestasi bagi Timnas Indonesia U-23 dalam ajang SEA Games 2011 di Jakarta. Ketika itu, pria berumur 48 tahun tersebut membawa Garuda Muda meraih medali perak.

Selanjutnya, RD gagal menangani Pelita Jaya, Arema Indonesia, Timnas U-23 di ajang SEA Games 2013, dan Persebaya Surabaya. Pada tahun 2015, RD kembali mengarsiteki Persija.

RD belum sempat menunjukan kemampuannya bersama Macan Kemayoran, akibat terhentinya ISL 2015. Di Piala Presiden 2015, RD bertekad membawa Persija Jakarta meraih sukses dan mengembalikan namanya sebagai pelatih spesialis juara, seperti yang dilakukannya bersama Persipura dan Sriwijaya FC.

3. Bambang Nurdiansyah (Persita Tangerang)

Nama Bambang Nurdiansyah dikenal sebagai sosok striker terbaik Timnas Indonesia dekade 1980-an. Usai pensiun menjadi pemain, pria berumur 54 tahun tersebut beralih profesi menjadi pelatih sepak bola.

Karier kepelatihan pria yang akrab disapa Banur tersebut dimulai pada tahun 2005 saat menukangi PSIS Semarang. Selanjutnya, Banur meneruskan karier kepelatihannya pada tahun 2006 bersama Pelita Krakatau Steel. Pada tahun 2007, Banur didaulat sebagai asisten pelatih Timnas U-23. Kemudian, Banur menjadi pelatih Arema Malang pada tahun 2008, Persija 1928 pada tahun 2011 dalam ajang IPL, Persiram Raja Ampat pada tahun 2011, dan Cilegon United pada tahun 2013-2014.

Pelatih Persita Tangerang, Bambang Nurdiansyah memberikan pengarahan kepada anak asuhnya saat ujicoba melawan PSAU di Lapangan Sutasoma, Jakarta, Jumat (21/8/2015). Persita mengalahkan PSAU dengan skor 1-0. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Namun selama itu, Banur hanya menorehkan prestasi dengan membawa Cilegon United menjadi juara Divisi Dua Liga Indonesia pada tahun 2013, dan Divisi Satu Liga Indonesia pada tahun 2014.

Di Piala Presiden 2015, Banur bertekad membuktikan diri sebagai pelatih yang patut diperhitungkan. Banur berkeinginan membawa Persita Tangerang lolos ke babak penyisihan Grup C Piala Presiden dengan menyingkirkan klub-klub besar seperti, Persija Jakarta, Bali United, dan Mitra Kukar.

4. Jafri Sastra (Mitra Kukar)

Nama Jafri Sastra mungkin tidak sepopuler Indra Sjafri, Rahmad Darmawan, dan Bambang Nurdiansyah. Meski begitu, pelatih kelatihan Payakumbuh tersebut tidak boleh diremehkan.

Pasalnya, Jafri Sastra pernah membawa Semen Padang menjuarai Liga Premier Indonesia pada tahun 2013 dan membawa Kabau Sirah masuk ke babak perempat final Piala AFC di tahun yang sama. Hal tersebut dilakukan, ketika Jafri Sastra ditunjuk sebagai pelatih kepala Semen Padang, setelah Nil Maizar didaulat sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Jafri Sastra

Jafri Sastra ingin menunjukan kemampuannya bersama Semen Padang di ISL 2015. Namun hal tersebut belum terwujud, lantaran ISL 2015 dihentikan akibat konflik yang melanda sepak bola Indonesia. Setelah itu, Jafri didaulat sebagai pelatih Mitra Kukar di Piala Presiden 2015.

Bersama Mitra Kukar di Piala Presiden 2015, Jafri Sastra berkesempatan menunjukkan kemampuannya sebagai pelatih terbaik Indonesia. Pria berdarah Minang tersebut mempunyai target dengan mengantarkan Mitra Kukar masuk ke babak perempat final Piala Presiden 2015.

Baca Juga :

Adu Taktik Empat Pelatih di Grup A, Siapa Unggul?

Empat Calon Bintang Grup A Piala Presiden 2015

"Target ke Perempat Final Piala Presiden Realistis buat Persita"

 

 

Video Populer

Foto Populer