Kelompok Suporter PSS Tanggapi Wacana Penerapan New Normal dalam Sepak Bola Indonesia

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 02 Jun 2020, 17:45 WIB
Tak hanya Aremania, stadion juga diramaikan oleh kehadiran pendukung PSS Sleman, Slemania, pada laga Bali Island Cup 2016 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Minggu (21/2/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bola.com, Jakarta - Kelompok suporter PSS Sleman, Slemania memberikan tanggapan terkait penerapan new normal atau kelaziman baru dalam sepak bola Indonesia.

Penerapan new normal disambut beragam. Ada yang menilai hal itu layak diaplikasikan, namun tak sedikit pula yang merasa tak perlu dipaksakan.

Advertisement

Kelompok suporter PSS Sleman, Slemania memiliki tanggapan tersendiri mengenai wacana new normal yang bakal diterapkan juga untuk sepak bola. Ketua Slemania, Rengga Dian Senjaya mengaku alangkah baiknya kompetisi Liga Indonesia tidak perlu dipaksakan harus lanjut.

Pihaknya beralasan, bukan sebuah solusi meski sepak bola dilanjutkan kembali dengan penerapan new normal. Lantaran banyaknya pembatasan yang diberlakukan, justru membuat inti dari sebuah kompetisi menjadi hilang.

Terutama berkaitan dengan sumber pemasukan bagi klub yang sangat diperlukan. Dalam menjalankan roda perekonomian klub, penjualan tiket pertandingan menjadi problem utama sebagai sumber pendapatan utama di sepak bola Indonesia.

"Lebih baik ditunda sampai pandemi ini berakhir memang lebih realistis. Alasannya kompetisi di liga kita sangat bergantung pada penjualan tiket pertandingan. Jadi jika dilanjutkan mungkin dengan tanpa penonton itu akan menjadi ganjalan bagi klub," katanya kepada Bola.com, Selasa (2/6/2020).

"Kecuali PSSI mau merugi dan berkorban untuk berlangsungnya kompetisi. Tapi saya rasa itu tidak mungkin," tutur Rengga.

 

Video

2 dari 2 halaman

Home Tournament

Aksi anggota Slemania saat mendukung PSS melawan Tira Persikabo di Stadion Maguwoharjo, Minggu (8/3/2020). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Sementara menanggapi usulan home tournament, menurutnya juga akan sama saja jika pertandingan tetap digelar tanpa penonton. Menurutnya penonton di tribune stadion merupakan elemen paling penting dalam jalannya kompetisi sepak bola Indonesia.

"Kalau memang sama-sama tanpa penonton apa bedanya dengan melanjutkan liga. Home tournament hanya karena urusan kontrak dengan sponsor. Tidak lebih dari itu," jelasnya.

Berita Terkait