Warna-warni Piala Dunia 2014: Inggris Miris hingga Brasil Menangis, Bisa Terulang di Qatar 2022?

oleh Choki Sihotang diperbarui 20 Jul 2022, 10:14 WIB
Reaksi Lionel Messi usai Argentina kalah dari Jerman pada final Piala Dunia 2014, di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Brasil (13/7/2016). Messi membatalkan pensiun dari timnas Argentina. (EPA/Antonio Lacerda)

Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2014 menjadi memori kelam bagi tim-tim raksa sepert Italia dan Spanyol. Bagaimana tidak, kedua tim unggulan asal Eropa itu secara tragis tersingkir di babak penyisihan grup.

Spanyol, yang datang ke Brasil sebagai juara Piala Dunia 2010, finis di peringkat ketiga Grup B dengan raihan tiga poin. Mengalami nasib sama, empat kali juara Piala Dunia, Italia terkapar di posisi ketiga Grup D dengan torehan tiga poin. Di edisi 1962 dan 1966, Gli Azzuri juga mengalami nasib yang sama.

Advertisement

 

Nonton sampai Habis ya

2 dari 13 halaman

Nasib Apes Prancis

Nasib apes juga menimpa Prancis. Meski melangkah hingga ke perempat final, kampiun edisi 1998 itu gagal melaju ke fase selanjutnya setelah roboh di tangan Jerman.

Opta juga mencatat, dua dari delapan tim yang bertarung di perempat final mengukir pencapaian terbaiknya dalan sejarah Piala Dunia. Keduanya adalah Kolombia dan Kosta Rika.

Sebaliknya, beberapa negara menuai hasil yang mengecewakan. Negara tersebut adalah Honduras. Dalam sembilan pertandingan, Honduras menuai tiga kekalahan dan tiga laga lagi berakhir imbang.

 

3 dari 13 halaman

Hal Buruk Ghana

Mereka memainkan lebih banyak pertandingan di Piala Dunia tanpa kemenangan daripada tim lain mana pun macam Selandia Baru, El Salvador, dan Bolivia. Ketiganya tanpa kemenangan dalam enam duel.

Ghana tersingkir di babak penyisihan grup untuk kali pertama dalam tiga edisi keikutsertaannya di Piala Dunia. Hanya tiga tim yang belum pernah tersingkir di babak penyisihan grup pembuka Piala Dunia: Jerman, Belanda, dan Republik Irlandia.

Meksiko tersingkir dari putaran final Piala Dunia di babak kedua dalam enam edisi sejak 1994. Piala Dunia 2014 juga tak berpihak kepada Nigeria.

 

4 dari 13 halaman

Catatan Nigeria dan Belanda

Selain di Brasil, mereka juga takluk dalam dalam dua pertandingan putaran kedua Piala Dunia lainnya di edisi 1994 dan 1998. Di Brasil mereka kalah dari Prancis 0-2. Pada 1994 kalah 1-2 dari Italia dan di Piala Dunia 1998 kalah 1-4 dari Denmark.

Belanda melaju ke semifinal untuk kali ketiga dalam empat Piala Dunia terakhir. Kali ini mereka harus puas sebagai peringkat ketiga. Sementara itu, Argentina kembali lolos dari empat semifinal, namun Tim Tango bercokol di posisi kedua usai dikalahkan Jerman di laga pamungkas.

 

5 dari 13 halaman

Hegemoni Eropa

Christoph Kramer. Gelandang Timnas Jerman yang musim ini sudah 5 musim bermain untuk Borussia Monchengladbach dan sempat pula di Bayer Leverkusen, belum sekalipun meraih gelar. Bersama Timnas Jerman ia justru telah meraih trofi Piala Dunia 2014 meski hanya tampil di 3 laga. (AFP/Patrik Stollarz)

Jerman tampil sebagai juara dan ini adalah negara ketiga dari Eropa yang memenangkan tiga Piala Dunia secara beruntun. Hanya saja, enam negara Eropa yang berhasil mencapai babak 16 besar. Ini merupakan yang paling sedikit sejak Piala Dunia 1986 Meksiko.

Menariknya, inilah kali pertama wakil CONCACAF, yakni Amerika Serikat, Meksiko, dan Kosta Rika, berhasil keluar dari babak grup dan masuk ke babak 16 besar sejak format dimulai pada 1986.

 

6 dari 13 halaman

Kemuliaan Jerman

Jerman. Timnas Jerman mampu mencapai partai final Piala Dunia sebanyak 8 kali dalam 19 kali keikutsertaan mereka. Jerman absen dalam dua edisi, 1930 dan 1950. Dari delapan kali masuk final, Jerman mampu 4 kali menjadi juara di edisi 1954, 1974, 1990 dan 2014. (AFP/Adrian Dennis)

Jerman mencapai final untuk kedelapan kalinya, lebih sering daripada tim lain dalam sejarah kompetisi Piala Dunia. Jerman mengemas 18 gol di Piala Dunia 2014. Tim terakhir yang mencetak gol sebanyak itu adalah di Piala Dunia 2002.

Miroslav Klose menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia dengan golnya ke gawang Brasil di semifinal (16 gol). Jerman adalah tim Eropa pertama yang memenangkan Piala Dunia di benua Amerika.

Kemenangan 7-1 Jerman atas Brasil di semifinal merupakan kemenangan terbesar yang pernah dilihat di semifinal Piala Dunia. Jerman tim pertama yang mencetak banyak gol di semi-final.

 

7 dari 13 halaman

Jerman Perkasa

Melawan Brasil di semifinal, Jerman sudah unggul 5-0, lebih cepat dari tim lain mana pun dalam sejarah Piala Dunia. Mereka hanya butuh waktu 29 menit.

Kalah 0-4 dari Jerman, Portugal 'ditenggelamkan' untuk kali pertama kalinya di Piala Dunia. Thomas Muller telah mencetak 10 gol dan memberikan enam assist hanya dalam 13 pertandingan Piala Dunia.

 

8 dari 13 halaman

Gotze dan Khedira

Mario Götze adalah pemain pengganti pertama yang mencetak gol kemenangan di final Piala Dunia. Dia juga pencetak gol termuda sejak Wolfgang Weber pada 1966, yang kalai itu berusia 22 tahun, 33 hari.

Sami Khedira merupakan pemain ke-10 yang memenangkan Piala Eropa, Liga Champions, dan Piala Dunia di musim yang sama. Menang telak atas Brasil, Jerman menjadi negara pencetak gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia (224). Mereka menyalip Brasil (221).

 

9 dari 13 halaman

Inggris Miris

Frank Lampard berlaga di kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Ukraina di Stadion Wembley, Inggris (11/9/2012). Lampard mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pesepak bola lewat Instagram pribadinya pada Kamis (2/2/2017).(AFP PHOTO / GLYN KIRK)

Berada di Grup D, Inggris terkapar di dasar klasemen dengan hanya mengantongi sebiji poin. Ini merupakan tuaian terendah mereka di babak penyisihan grup Piala Dunia.

Ini kali pertama Inggris tersingkir dari Piala Dunia di babak penyisihan grup sejak 1958. Luke Shaw pemain termuda yang bermain di Piala Dunia 2014. Ketika ia bermain untuk Inggris vs Kosta Rika, dia masih berusia 18 tahun 348 hari.

Wayne Rooney mencatatkan assist Piala Dunia pertamanya dalam pertandingan pembuka melawan Italia. Gol pertamanya saat Inggris bentrok kontra Uruguay.

Penjaga gawang Inggris, Joe Hart, hanya melakukan satu penyelamatan dalam dua pertandingan Piala Dunia.

 

10 dari 13 halaman

Maaf Spanyol

Menggenggam sepakbola dunia selama enam tahun, kedigdayaan Spanyol runtuh dalam dua pertandingan Piala Dunia 2014 di Brasil.

Spanyol kebobolan lima gol dalam pertandingan internasionalnya. Mereka kalah 1-5 dari Belanda. Itu kekalahan terbesar sejak mereka dibantai Skotlandia 2-6 pada Juni 1963.

Catatan buruk juga menyertai pemain naturalisasi, Diego Costa. Ia gagal melakukan tembakan tepat sasaran dari lima kesempatan. Pada Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012 total kebobolan Spanyol sebanyak enam kali. Satu gol lebih sedikit dari tiga pertandingan mereka di Piala Dunia 2014.

 

11 dari 13 halaman

Brasil Menangis

Penyerang Jerman, Thomas Mueller, merayakan gol yang dicetak ke gawang Brasil pada laga semifinal Piala Dunia 2014 di Stadion The Mineirao (8/7/2014). Jerman menang 7-1 atas Brasil. (AFP/Gabriel Bouys)

Sembilan dari 14 gol kebobolan Brasil di Piala Dunia 2014 terjadi di 30 menit pertama. Kekalahan 1-7 dari Jerman menyamai skor memalukan terbesar sepanjang masa Selecao.

Sebelumnya, Tim Samba dicukur Uruguay 0-6 pada 1920. Selain itu, ini adalah kekalahan terbesar tuan rumah di Piala Dunia.

Brasil kebobolan 10 gol dari 14 tembakan di semifinal, pertandingan playoff, serta laga perebutan tempat ketiga. Pada sisi lain, Neymar mencetak gol ke-100 Piala Dunia 2014 dalam pertandingan ke-100 Brasil dalam sejarah putaran final Piala Dunia.

 

12 dari 13 halaman

Jumlah Pelanggaran

Brasil melakukan 31 pelanggaran dalam kemenangan perempat final mereka atas Kolombia. Pelanggaran terbanyak yang mereka lakukan dalam satu pertandingan Piala Dunia sejak Piala Dunia 1966.

Meski begitu, Brasil selalu memuncaki grup di Piala Dunia sejak 1982.

 

13 dari 13 halaman

Kartu Merah

Sebanyak 10 kartu merah keluar dari saku wasit sepanjang perhelatan di Piala Dunia 2014. Angka itu lebih sedikit dari Piala Dunia 1986 (8).

Beberapa catatan menarik tercipta, seperti Alex Song yang menerima kartu merah kedelapan Kamerun dalam sejarah Piala Dunia mereka. Sang kerabat, Rigobert Song, satu dari dua pemain yang mendapat kartu merah dua kali di Piala Dunia.

Berita Terkait